Pamerkan Rambut Gimbal, Justin Bieber Malah Dituduh Lakukan Cultural Appropriation

Kawula Muda, gak ada salahnya juga kita belajar tentang sejarah ya.

Penyanyi Kanada, Justin Bieber. (INSTAGRAM/JUSTIN BIEBER)
Thu, 29 Apr 2021

Berniat tampil beda dengan gaya rambut barunya, Justin Bieber justru menuai serangan dari beberapa pihak dengan tuduhan melakukan cultural appropriation dan ketidakpekaan rasial.

Awal pekan ini, Justin memulai debutnya dengan rambut gimbal pendek dan pertama kali memamerkannya melalui media sosial pada Senin (26/04/2021).

Namun, sejumlah wanita kulit hitam melayangkan kritik mereka melalui media sosial dan menyebut gaya rambut Justin itu ofensif dan tidak sopan. Mereka mendesak sang bintang pop tersebut untuk mengubah gaya rambutnya dan meminta maaf.

Rambut gimbal atau dreadlocks (locs) secara tradisional dikaitkan dengan budaya dan identitas orang kulit hitam. Ketika seseorang, terutama orang kulit putih, menggunakannya sebagai penunjang penampilan, sebagian orang akan memandangnya sebagai salah satu bentuk cultural appropriation.

Seperti yang disampaikan oleh Stephanie Cohen, seorang co-founder organisasi rambut natural bernama Halo Colective, baru-baru ini. Ia mengatakan bahwa Justin sebagai orang kulit putih tidak punya hak untuk menggunakan gaya rambut tersebut, apalagi dia tidak mengetahui makna historis di baliknya.

“Ketika saya melihat orang kulit putih di media mainstream menggunakan gaya rambut orang kulit hitam, itu membuat saya marah. Saya marah karena standar ini tidak akan ada jika orang kulit hitam yang memakainya,” ujar Stephanie mengutip The Guardian.

“Anda tidak bisa begitu saja mengenakan sesuatu yang sangat penting secara historis dan mengabaikan perjuangan di balik gaya rambut tersebut,” kata dia lagi..

Tidak hanya Stephanie, seorang editor majalah Black Beauty and Hair bernama Irene Shelley juga memiliki pendapat yang sama.

“Menurut saya mengapa orang kesal dengan Justin Bieber yang mengenakan locs dengan santai adalah karena dianggap tidak menghormati asal mula gaya tersebut,” ujar Irene.

Baik Stephanie maupun Irene, keduanya sama-sama mengatakan bahwa asal-usul nama gaya rambut gimbal yaitu “dreadlocks” berakar dari sejarah rasisme.

“Dulu, para pejuang Mau Mau, Afrika Timur, menata rambut mereka dengan gaya kusut yang menurut penjajah Inggris 'dreadful',” kata Irene.

“Versi lain adalah bahwa agama Rastafari pernah dianggap sebagai ancaman bagi agama Kristen dan diserang oleh otoritas yang mencoba untuk menekan gerakan Rasta. Rambut gimbal (dreadlocks) mereka dianggap menjijikkan dan menakutkan, oleh karena itu digunakan istilah ’dread’,” ujar dia menambahkan.

Ini bukan kali pertama Justin Bieber mendapat tuduhan soal cultural appropriation. Pada 2017, ia juga pernah dikritik karena menggunakan gaya rambut gimbal model cornrows.

Pada 2014, penyanyi asal Kanada tersebut juga pernah dituduh melakukan racial insensitivity atau ketidakpekaan rasial setelah muncul video yang menunjukkan dirinya menggunakan kata ‘n’ dan membuat lelucon rasis. Tak lama setelah itu, Justin akhirnya menyampaikan permintaan maaf.

Justin bukanlah satu-satunya selebritas yang dituduh melakukan cultural appropriation karena rambut gimbal. MIley Cyrus, Kim Kardashian, dan Kylie jenner, juga pernah mendapat kecaman serupa karena menggunakan gaya rambut cornrows.

Berita Lainnya