Apa Sih Bedanya Rapid Test Antibodi, Rapid Test Antigen, dan Tes PCR?

Hai Kawula Muda, biar gak salah pilih, cari tahu dulu yuk perbedaan 3 tes covid-19!

Ilustrasi tes Covid-19. (FREEPIK)
Thu, 17 Dec 2020

Seiring masih tingginya kasus Covid-19 di Indonesia, pemerintah mengeluarkan syarat baru bagi masyarakat yang hendak bepergian ke luar kota, terutama untuk penumpang yang bepergian menggunakan kereta api jarak jauh dan pesawat.

Syarat baru itu adalah penumpang kereta api jarak jauh dan pesawat diwajibkan menyertakan hasil tes PCR atau minimal rapid test antigen sebelum berangkat.

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan alasan mengapa penumpang perlu melakukan rapid tes antigen.

“Rapid test antigen ini memiliki sensitivitas yang lebih baik bila dibandingkan rapid test antibodi,” ujar Luhut dalam keterangan resminya pada Selasa (15/12/2020).

Dilansir NPR, berikut adalah perbedaan antara rapid test antibodi, rapid test antigen, dan tes PCR.

1. Rapid test antibodi

Rapid test antibodi bertujuan mencari antibodi seseorang terhadap virus corona. Tubuh menghasilkan antibodi sebagai respons terhadap agen infeksi seperti virus. Antibodi ini umumnya muncul setelah empat hari hingga lebih dari seminggu setelah infeksi.

Pemeriksaan rapid test antibodi dilakukan dengan menggunakan sampel darah. Untuk hasilnya, hanya membutuhkan waktu 10-15 menit.

Ilustrasi proses pengambilan darah untuk tes Covid-19. (FREEPIK)

 

Secara umum, rapid test antibodi tidak cukup akurat untuk menentukan apakah seseorang terinfeksi virus corona atau tidak. Namun, tes ini dapat memberikan informasi awal tentang tingkat potensi infeksi di suatu komunitas.

Apabila hasil antibodi reaktif, maka perlu dilanjutkan dengan tes swab PCR untuk memastikan orang tersebut terinfeksi virus corona atau tidak.

Berdasarkan surat edaran Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI pada 6 Juli 2020, tarif tertinggi pemeriksaan rapid test antibodi ditetapkan sebesar Rp 150.000.

2. Rapid test antigen

Pada rapid test antigen menggunakan sampel lendir yang diambil dari dalam hidung maupun tenggorokan dengan metode usap atau sering juga disebut swab antigen.

Rapid test antigen dinilai lebih akurat dibanding rapid test antibodi karena dapat mengidentifikasi virus dalam sekresi hidung dan tenggorokan. Identifikasi dilakukan dengan mencari protein dari virus corona.

Menurut para peneliti, meski tidak akan seakurat tes PCR, hasil rapid test antigen yang keluar sekitar 10-15 menit itu dapat digunakan untuk menentukan pasien mana yang mengalami infeksi.

Untuk biaya, harga rapid test antigen di Indonesia tergantung dari lab yang menyediakan. Namun, umumnya berada di kisaran Rp 349.000 sampai Rp 665.000.

3. Tes PCR

Ilustrasi proses tes usap atau swab. (FREEPIK)

 

Tes PCR menjadi yang paling dianjurkan karena dapat mencari materi genetik dari virus. Tes PCR menggunakan sampel lendir yang biasanya diambil dari hidung atau tenggorokan dengan metode usap atau swab.

Tes PCR bertujuan untuk mencari materi genetik dari virus corona. Tes ini mengunakan teknologi yang disebut PCR (polymerase chain reaction) yang memperkuat materi genetik virus jika ada. Materi tersebut dapat dideteksi ketika seseorang terinfeksi secara aktif.

Saat ini tes PCR adalah metode yang paling akurat dalam mendeteksi virus corona SARS-CoV-2. Namun, tes PCR membutuhkan waktu lebih lama dan proses yang lebih rumit. Dibutuhkan waktu beberapa jam hingga beberapa hari untuk menunjukkan hasil tes.

Hasil pemeriksaan bisa lebih lama jika kapasitas laboratorium sedang penuh. Pemeriksaan sampel pun hanya bisa dilakukan di laboratorium dengan perlengkapan khusus.

Pada 10 Oktober 2020, pemerintah melalui Kemenkes meminta dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota mengawasi harga tertinggi tes PCR adalah sebesar Rp 900.000.

Berita Lainnya