Happy Hypoxia, Gejala Baru Covid-19 yang Patut Diwaspadai.

Kawula Muda, selalu waspada dengan keadaan sekitar ya, dan selalu utamakan kesehatan.

Ilustrasi sesak napas. (FREEPIK.COM)
Sun, 13 Sep 2020

Dunia medis dan peneliti di seluruh dunia saat ini terus bekerja keras agar penyebaran wabah Covid-19 bisa segera dihentikan. Namun, salah satu penelitian justru mengungkap fakta baru adanya Happy Hypoxia, gejala baru sangat samar yang terjadi pada pasien Covid-19.

Dikutip dari halodoc.com,  hypoxia disebut juga silent hypoxia atau hypoxemia, sebuah kondisi ketika tubuh tidak merasakan gejala seperti sesak napas, tapi jika kadar oksigen dalam jaringan diperiksa, akan didapati hasil yang sangat rendah.

Ini adalah kondisi yang sangat berbahaya, karena tanpa oksigen yang cukup, otak, ginjal dan berbagai organ dalam tubuh dapat rusak hanya dalam beberapa menit setelah gejala dimulai.

Bila kadar oksigen dalam darah terus menurun, organ-organ tersebut dapat mati dan hal ini mengancam jiwa.

Sebuah studi yang ditulis oleh Dr Martin J Tobin, seorang profesor kedokteran paru dan perawatan kritis di Loyola University Medical Center, di Maywood, IL, meneliti 16 pasien Covid-19 dengan tingkat oksigen yang rendah (memiliki nilai 50 persen dari kisaran normal 95-100 persen) yang tidak mengalami sesak napas atau dispnea.

Bagaimana respons otak terhadap tingkat oksigen yang rendah juga adalah salah satu faktor yang menyebabkan pengidap Covid-19 tidak merasakan gejala apa-apa saat mengalami hypoxia.

Ketika kadar oksigen pengidap menurun, otak tidak merespons sampai oksigen turun ke tingkat yang sangat rendah.

Dr Tobin juga mencurigai bahwa virus corona dapat memengaruhi reseptor tubuh sehingga tidak merespons pada tingkat oksigen yang rendah. Hal ini dikaitkan dengan kurangnya penciuman yang ditemukan pada dua pertiga pasien Covid-19.

Mengingat happy hypoxia sangat berbahaya bila tidak ditangani segera, penting bagi pengidap Covid-19 untuk mewaspadai gejala-gejalanya.

Ilustrasi periksa ke dokter. (FREEPIK.COM)

 

Segera kunjungi rumah sakit bila kamu mengalami gejala-gejala seperti batuk, denyut jantung meningkat atau melambat, napas menjadi cepat, sesak napas, berkeringat, dan penurunan kesadaran.

Selain pengukuran kadar oksigen dengan menggunakan pulse oksimetri, dokter kemungkinan akan memberikan oksigen melalui kanul hidung atau melalui sungkup masker yang menutupi hidung dan mulut untuk membuat tingkat oksigen dalam tubuh kembali normal.

Sebagai langkah pencegahan, jangan lupa untuk selalu  memakai masker, cuci tangan serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari.

Berita Lainnya