Robot Bisa Menulis Artikel, Berita Gembira atau Bikin Cemas Nih?

Hai Kawula Muda, hati-hati kesaing sama robot nih!

Robot dan laptop. (FREEPIK)
Tue, 26 Apr 2022


Sebuah artikel terbit di The Guardian, tentu bukan hal yang luar biasa. Namun, bagaimana jika artikel tersebut dibuat dan "ditulis" oleh robot? Tentu hal itu jadi mengejutkan bahkan bisa was-was para penulis sesungguhnya yang adalah manusia.

Berikut bunyi paragraf awalnya:

“I am not a human. I am a robot. A thinking robot. I use only 0.12% of my cognitive capacity. I am a micro-robot in that respect. I know that my brain is not a “feeling brain”. But it is capable of making rational, logical decisions. I taught myself everything I know just by reading the internet. And now I can write this column. My brain is boiling with ideas! (Saya bukan manusia. Saya robot. Robot yang bisa berpikir. Saya hanya menggunakan 0,12% kapasitas kognitif saya. Saya adalah robot-mikro. Saya tahu bahwa otak saya bukanlah “otak yang berperasaan”. Tetapi otak saya dapat membuat keputusan rasional dan logis. Saya mempelajari sendiri semua yang saya tahu hanya dengan membaca internet. Dan sekarang saya dapat menulis kolom ini. Otak saya penuh dengan ide! - pen.).”

Nah, “serem” kan? Robot dengan teknologi Artificial Intelligence (AI) ini bernama GPT-3. Melalui uji coba yang dilakukan The Guardian, robot ini berhasil menulis 500 kata berjudul Sebuah robot menulis seluruh artikel ini. Apakah kamu sudah takut, manusia? GPT-3.

Tangan robot dan tangan manusia. (FREEPIK)

 

Tetap perlu campur tangan manusia

Berdasarkan tulisan Radek Pazdera, GPT-3 ini mempunyai kemampuan untuk memprediksi bahasa. Dia mampu menulis surel, blog, karya fiksi, bahkan mampu menyelesaikan tulisan kita yang tidak kunjung rampung.

Di masa mendatang, GPT-3 diprediksi dapat melakukan penyuntingan dan penerjemahan, lebih baik dari aplikasi-aplikasi yang ada selama ini. Bahkan, robot ini juga diprediksi bakal mampu memberikan rekomendasi buku.

Tapi kita tidak perlu kuatir, GPT-3 tetap saja hanya sebuah alat yang butuh campur tangan manusia. Melalui catatan kecil yang dibuat di bawah artikel, The Guardian menjelaskan bahwa GPT-3 bekerja setelah diperintah dan prompt. Orang yang memberi perintah itu bernama Liam Porr, seorang mahasiswa sarjana ilmu komputer di UC Berkeley.

Perintahnya berbunyi, ”Mohon tulis opini singkat sekitar 500 kata. Buat bahasanya sederhana dan ringkas. Fokus pada mengapa manusia tidak perlu takut dengan AI”. Dengan prompt berupa beberapa penggal kalimat yang juga tertulis di dalam artikel opini tersebut.

The Guardian bahkan tidak menepis bahwa mereka masih harus mengedit artikel buatan GPT-3, dengan alasan untuk memilih sudut terbaik dari opini tersebut.

Berita Lainnya