105 Dokter Gugur Karena Covid-19, Indonesia No. 1 di Asia!

Hai Kawula Muda, yuk bantu tugas para tenaga medis dengan patuh protokol kesehatan, pakai masker, dan rajin cuci tangan!

Lebih dari 100 dokter gugur dalam tugas menangani Covid-19. (INSTAGRAM/PB Ikatan Dokter Indonesia)
Fri, 04 Sep 2020

Menurut data per 30 Agustus 2020 malam, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mencatat sudah 100 dokter gugur terkait Covid-19.

Hanya berselang empat hari, tepatnya Kamis (3/9/2020), dokter yang gugur bertambah lima. Itu berarti sudah 105 dokter gugur dalam kurun waktu sekitar enam bulan.

Data tersebut membuat rasio kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan di Indonesia termasuk tertinggi di dunia, yakni nomor 3 setelah Rusia dan Mesir. Bahkan, nomor 1 di Asia, menurut ketua Tim Mitigasi PB IDI Adib Khumaidi.

Dengan tingginya jumlah dokter yang gugur, PB IDI akan menganalisis penyebaran Covid-19 pada tenaga medis. PB IDI ingin mengetahui penyebab kematian para dokter selain terpapar Covid-19 saat memberikan pelayanan. Bisa jadi ada faktor komorbiditas (penyakit penyerta) pada individu.

Analisis tersebut penting agar organisasi tersebut dapat membuat langkah untuk perlindungan dan keselamatan kepada tenaga medis.

Sementara itu, akun Instagram Najwa Shihab juga membagikan hal yang serupa. Dengan unggahan berjudul Dokter Gugur, RS Makin Penuh, Najwa membagikan bahwa selama enam bulan terjadinya pandemi, jumlah kasus konfirmasi terus bertambah, meski tes yang dilakukan terhitung rendah.

Di sisi lain, korban meninggal dunia juga mengalami peningkatan. Tak terkecuali para dokter yang ikut menangani pasien virus corona.

Epidemolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengatakan bahwa sebagian besar yang gugur adalah dokter spesialis penyakit dalam dan dokter paru. Hal ini akan merugikan Indonesia karena keduanya adalah ujung tombak dalam mempimpin treatment klinis di rumah sakit terhadap pasien Covid-19.

Karena seperti diketahui, gejala yang paling terlihat dari seseorang terpapar virus corona atau tidak adalah dari kondisi parunya, seperti sesak napas dan batuk.


Semoga epidemi ini segera mereda, dan para tenaga medis diberi kekuatan serta kesehatan yang luar biasa. Sebagai masyarakat, kita setidaknya bisa ikut serta dengan menjaga kesehatan dan kebersihan masing-masing.

Hal Itu dimulai dengan menaati protokol kesehatan. Pakai masker saat ke luar rumah atau bertemu dengan orang lain, dan rajin membersihkan tangan.

Berita Lainnya