Daftar Kelompok Orang yang Tidak Bisa Divaksin Covid-19

Hai Kawula Muda, meski gratis, tidak semua orang boleh divaksin ya.

Ilustrasi dokter memegang vaksin. (FREEPIK)
Mon, 21 Dec 2020

Pemberian vaksin akan membuat sistem kekebalan tubuh dilatih untuk membentuk antibodi agar mampu melawan infeksi, termasuk untuk melawan virus corona yang masih melanda hingga saat ini.

Pemerintah Indonesia telah memutuskan menggratiskan vaksin Covid-19 untuk semua warganya. Meski gratis, ternyata tak sembarang orang bisa mendapatkan vaksinasi.

Dilansir The Strait Times, Kamis (17/12/2020), menurut panel ahli kesehatan Singapura, ada beberapa kelompok orang yang harus menunggu untuk menerima vaksin Covid-19.

Berikut ini daftar orang yang sebaiknya tidak divaksin Covid-19.

1. Mereka yang memiliki alergi parah

Otoritas Ilmu Kesehatan Singapura menyarankan agar mereka yang memiliki riwayat anafilaksis atau reaksi alergi parah yang muncul dengan cepat, sebaiknya tidak menerima vaksin. Hal itu dilakukan sebagai tindakan pencegahan.

Menurut Associate Professor Lim Poh Lian, direktur unit isolasi tingkat tinggi di Pusat Nasional untuk Penyakit Menular, alergi serius biasanya merujuk pada orang-orang yang memiliki respons terhadap rangsangan tertentu seperti sengatan lebah atau obat.

Mereka biasanya akan mengalami pembengkakan di sekitar mulut, mata, atau wajah. Mereka juga mengalami kesulitan bernapas atau mengalami penurunan tekanan darah yang serius.

2. Wanita hamil dan anak-anak

Karena keterbatasan waktu, penelitian belum dilakukan untuk mengevaluasi bagaimana vaksin Pfizer BioNTech Covid-19 dapat memengaruhi kesuburan atau anak-anak.

Para ahli menyarankan, wanita hamil dan mereka yang berusia di bawah 16 tahun untuk menunggu lebih banyak data sebelum diinokulasi.

Namun, berdasarkan pengalaman masa lalu dengan vaksin, seperti Hepatitis A, Hepatitis B, atau tetatus, Profesor Lim mengatakan dia tidak berpikir vaksin ini akan menyebabkan masalah pada kesuburan.

3. Orang dengan kekebalan tubuh yang terganggu

Profesor Lim mencatat bahwa immunocompromised atau orang yang memiliki sistem kekebalan lemah adalah kondisi yang jatuh pada suatu spektrum.

“Jadi, misalnya seseorang dengan leukimia (kanker darah), jelas akan mengalami gangguan kekebalan. Begitu juga dengan orang yang pernah menjalani transplantasi organ.

Namun demikian, ada pertanyaan jika mereka dirawat karena leukemia, misalnya setahun yang lalu, apakah masih mengalami gangguan kekebalan? Karena bukan tidak mungkin spektrum telah berubah saat seseorang pulih dari kemoterapi.

Ilustrasi seorang pasien sedang vaksinasi. (FREEPIK)

 

Sementara itu, Profesor Iris Rengganis, ahli alergi dan imunologi, menjelaskan bahwa terdapat kondisi tertentu tidak boleh mendapatkan vaksinasi. Pada beberapa orang, vaksinasi juga akan memberikan reaksi berbeda atau bahkan vaksin menjadi tidak efektif.

Ia menyarankan orang-orang dalam kondisi berikut ini, sebaiknya tidak diberikan vaksin Covid-19.

1. Orang yang sedang sakit dan tidak terkontrol

Orang yang akan menjalani vaksinasi harus dalam kondisi sehat. Karenanya, orang yang sedang sakit, seperti demam, tidak boleh mendapatkan vaksin.

Selain itu, orang dengan penyakit penyerta seperti diabetes dan hipertensi yang tidak terkontrol juga tidak boleh mendapatkan vaksin. Iris menyarankan agar kondisi tersebut dikontrol terlebih dahulu sebelum menerima vaksin.

“Komorbid atau penyakit bawaan harus dalam kondisi terkontrol dan mendapatkan persetujuan dari dokter yang merawat, maka baru boleh mendapatkan vaksin,” tutur Iris.

2. Anak-anak dan lansia

Pada vaksin Covid-19 Sinovac, vaksin ditujukan untuk usia 18-59 tahun. Artinya, di luar usia itu, yakni kelompok anak dan lansia, tidak boleh mendapatkan vaksin.

“Pada vaksin yang saat ini sedang diuji (Sinovac), tidak boleh untuk anak-anak karena belum ada penelitian pada anak-anak,” kata Iris yang juga merupakan Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (PP Peralmuni).

3. Memiliki penyakit autoimun

Kategori ini khusus ditujukan untuk vaksin Covid-19. Secara khusus, PP Paralmuni tidak merekomendasi pemberian vaksin Covid-19 pada orang dengan autoimun seperti SLE, vasculitis, dan lainnya. Pasalnya, hingga saat ini belum ada penelitian yang membuktikan efektivitasnya.

“Pasien autoimun tidak dianjurkan untuk vaksinasi Covid-19 sampai hasil penelitian yang lebih jelas telah dipublikasi,” bunya rekomenasi dari PP Peralmuni.

Berita Lainnya