Dianggap Hipokrit, Ellen DeGeneres Tetap Dukung Kesetaraan

Kawula Muda, Ellen DeGeneres punya pandangan dan sikap seputar kejadian yang saat ini terjadi di Amerika Serikat.

Ellen DeGeneres tetap dukung kesetaraan. (ELLEN THE SHOW)
Tue, 02 Jun 2020

Ellen DeGeneres tak kuasa menahan tangis saat mengungkapkan isi hatinya dalam mendukung protes atas kematian George Floyd. Dia berharap protes itu menjadi awal keadilan untuk semua.

“Saya sudah mengunggah pemikiran saya dan sikap saya mengenai ini, tetapi saya belum pernah bicara secara langsung karena saya tak tahu apa yang harus dikatakan,” ujar Ellen mengawali video pesannya di akun Twitter @TheEllenShow, Senin (1/6/2020).

“Saya sedih dan saya marah, dan saya tahu saya tidak akan mengatakan hal yang benar... saya tahu banyak orang di luar sana yang tidak akan setuju dengan apa yang saya katakan, tetapi saya memiliki platform dan saya memiliki suara dan saya selalu berdiri untuk kesetaraan,” ujar pembawa acara The Ellen Show itu.

Sebelum unggahan ini, Ellen sempat menghapus cuitannya pada 30 Mei 2020. Dia menulis kemarahan dan kesedihan atas kejadian yang menimpa George Floyd dan menceritakan tentang warga kulit berwarna yang tidak pernah mendapatkan keadilan hukum di Amerika Serikat.

Di dalam unggahannya itu, dia berharap ke depan ada perubahan asalkan semua berkomitmen dengan berpegang teguh pada keyakinan dan cinta.

Tulisannya mendapat banyak kritik. Para netizen bahkan menuding pembawa acara berusia 62 tahun itu sebagai hipokrit atau munafik. Tuduhan itu merujuk pada persahabatannya dengan George W Bush yang banyak disebut sebagai “penjahat perang” karena tindakan militernya saat menjadi presiden.

Terlebih muncul berita pada April 2020, bahwa 30 karyawan acaranya tidak mendapatkan gaji selama pandemi berlangsung.

Serangan bertubi-tubi itu tidak menggoyahkan Ellen, dengan kembali mengunggah dukungan, kali ini dengan video. Ellen menegaskan bahwa dia ingin membantu orang-orang yang tidak dapat bersuara.

Dia berharap pesannya juga dapat diikuti para penggemarnya untuk berdonasi dan menandatangani petisi.

“Saya selalu ingin menjadi suara bagi orang-orang yang merasa tidak memiliki suara, karena saya tahu bagaimana rasanya dalam situasi itu,” ujar Ellen.

 

  • EDITORIAL TEAM:

Berita Lainnya