Gas Air Mata, Si Pembubar Massa yang Bikin Perih Mata

Hai Kawula Muda, kenapa gas air mata sering dijadikan senjata untuk membubarkan massa?

Ilustrasi seorang pendemo mengenakan masker penuh. (FREEPIK)
Sat, 10 Oct 2020

Tak jarang dalam aksi demonstrasi yang dilakukan para demonstran berakhir dengan bentrokan dan kerusuhan yang membuat pihak keamanan mengerahkan mobil water canon dan menembakkan gas air mata.

Penggunaan gas air mata biasanya ampuh untuk mengurai massa, lantaran orang yang terkena gas tersebut akan merasakan perih di wajah, mata, dan kulit.

Apa sih gas air mata itu?

Mengutip dari Kompas.com, Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Agus Haryono mengungkapkan, gas air mata ada beberapa jenis. Namun, yang sering digunakan yakni Chlorobenzalmalonitrile atau CS.

“Senyawa CS diformulasikan dengan beberapa bahan kimia, terutama pelarut metal isobutyl keton (MIBK) yang digunakan sebagai pembawa senyawa CS ini yang berhubungan dengan reseptor syaraf yang menyebabkan rasa nyeri,” ujar Agus.

Menurut dia, begitu gas air mata terpapar ke kulit, terutama kulit wajah dan mata, maka akan menimbulkan rasa nyeri dan pedih.

Rasa nyeri dapat berlangsung pada jangka waktu sekitar 1 jam jika tidak langsung diatasi, bahkan efek nyeri dapat berlangsung selama 5 jam.

Sementara itu, melansir dari Britannica, gas air mata atau disebut juga lacrimator adalah salah satu dari kelompok zat yang mengiritasi selaput lendir mata yang menyebabkan sensasi menyengat dan masalah lainnya.

Ada tiga macam gas air mata yang saat ini umum digunakan, baik oleh individu maupun aparat keamanan, yaitu Chlorobenzylidenemalononitrile (CS), Chloroacetophenone (CN), dan semprotan merica.

Efek terkena gas air mata

Dalam satu kaleng gas air mata terdapat beberapa kandungan, antara lain arang, potassium nitrat, silicon, sukrosa, potassium klorat, magnesium karbonat, dan Chlorobenzalmalononitrile.

Gas air mata memicu peradangan pada selaput lendir mata, hidung, mulut, dan paru-paru. Secara umum, gas air mata tidak mematikan, namun ada yang beracun. Biasanya efek akan timbul sekitar 30 detik setelah terkena gas.

Gejala setelah terkena gas air mata antara lain sensasi panas terbakar di mata, produksi air mata berlebihan, penglihatan kabur, kesulitan bernapas, dan nyeri dada.

Selain itu, korban akan mengalami air liur berlebih, iritasi kulit, bersin, batuk, hidung berair, terasa seperti tercekik, kebingungan, dan disorientasi yang memicu kepanikan dan kemarahan intens.

Bahkan bila sudah terkontaminasi gas air mata secara berat dapat memimbulkan muntah serta diare.

Odol bisa mengurangi efek gas air mata?

Untuk mengurangi efek dari senyawa CS dalam gas air mata, Agus mengatakan dapat dengan membalurkan air bersih pada area yang terkena gas air mata.

“Secara teori, jika kita terkena senyawa CS memang disarankan untuk menyimpan air bersih yang mengalir dalam beberapa waktu, untuk menurunkan konsentrasi CS pada kulit,” ujar Agus.

Selain mengurangi rasa nyeri, air juga mampu menurunkan konsentrasi senyawa CS dalam formulasi dan dapat menurunkan suhu tabung gas air mata, sehingga fungsi pengasapan bisa berkurang.

Sementara itu, pengolesan pasta gigi di wajah atau sekitar mata yang biasanya dilakukan oleh para demonstran saat terkena, menurut Agus, tidak memberi efek apa pun.

Berita Lainnya