Pacitan Jawa Timur Berpotensi Gempa dan Tsunami, Mensos Risma: Jangan Sampai Kejadian Palu Terulang

Kawula Muda, jangan anggap sepele prediksi ini ya!

Ilustrasi tsunami. (PIXABAY)
Fri, 23 Jul 2021

Kawula Muda, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) baru-baru ini mengingatkan kita lagi, nih, akan adanya potensi terjadinya gempa dan tsunami di wilayah Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Bahkan, tinggi gelombang tsunami disebut-sebut bisa mencapai 25 hingga 28 meter.

Melalui sebuah telekonferensi, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan bahwa lokasi Pacitan berada dekat dengan teluk yang mampu mengumpulkan gelombang tinggi, dan relatif dekat dengan letak episentrum gempa, sehingga Pacitan bisa digolongkan masuk dalam zona merah. 

"Misalnya peta daerah Pacitan, Jawa Timur, warna merah menunjukkan gelombang tinggi 10-14 meter, semakin merah semakin tinggi pula gelombang, warna kuning gelombang 2-3 meter, serta warna hijau gelombang setengah meter," tambah Dwikorita yang dikutip dari CNN Indonesia pada Rabu (21/7/2021).

Sebelumnya, pada 2 Juni 2021 lalu, Dwikorita juga sempat menyampaikan peringatan gempa bumi dengan besar Magnitudo di atas 7, serta tsunami yang disebut bisa mencapai 29 meter di pesisir selatan, Jawa Timur. 

Dwikorita Karnawati saat mengikuti pertemuan secara virtual. (INSTAGRAM/DWIKORITAKARNAWATI)


"Hasil analisis kami untuk wilayah Jatim, seluruh pesisir itu potensinya, tinggi maksimum 26-29 meter di Kabupaten Trenggalek, itu tinggi maksimum. Waktu tiba tercepat 20-24 menit di Kabupaten Blitar," ujar Dwikorita.

Meskipun Dwikorita tak memberikan secara rinci kapan kira-kira gempa dan tsunami akan terjadi, namun Dwikorita telah menjabarkan hasil 10 kajian ilmiah terkait prediksi bencana itu dalam sebuah peta.

Di peta Kabupaten Pacitan tersebut, terlihat adanya tiga warna, merah, kuning, dan hijau. Akses jalur merah menuju hijau paling cepat melewati sungai yang mengalir. Namun, jika terjadinya tsunami, sungai inilah yang bisa menyebabkan kerusakan wilayah semakin parah.

Dwikorita menambahkan bahwa perlu adanya jalur untuk mengumpulkan penduduk di wilayah jalur merah agar bisa segera dievakuasi ke jalur hijau ketika bencana ini melanda.

Itulah mengapa Dwikorita begitu khawatir dan terus memperingatkan masyarakat sekitar lokasi agar bisa bersiap siaga dalam menghadapi potensi bencana alam ini.

Kementerian Sosial Tri Rismaharini. (INSTAGRAM/DWIKORITAKARNAWATI)

 

Kementerian Sosial Tri Rismaharini pun ikut memberikan arahan dan anjuran agar tak ada pihak yang menganggap sepele prediksi bencana besar yang dikeluarkan BMKG. Menurutnya, langkah antisipatif harus dilakukan, misalnya dengan mempersiapkan bangunan yang dirancang tahan gempa hingga Magnitudo 8,7.

"Saat kejadian gempa di Palu, BMKG sudah mengingatkan, karena tidak ada respons korbannya banyak. Karena itu, jangan sampai terjadi, tolong segera dilakukan langkah antisipatif," tambah Risma.

Yuk, warga Pacitan, jangan menganggap remeh prediksi ini, ya, karena semua prediksi yang dikeluarkan BMKG tentunya valid dan perlu ditanggapi dengan serius.

Berita Lainnya