Shawn Mendes, Halsey, Ed Sheeran, dan Beberapa Nama Artis Besar Disebut dalam Skandal Payola

Kawula Muda, bisnis memang kejam ya.

Penyanyi Inggris, Ed Sheeran. (INSTAGRAM/ED SHEERAN)
Mon, 12 Oct 2020

Meski pemerintah Amerika Serikat telah melarang praktik Pay to Play atau yang lebih sering disebut payola, bukan berarti praktik ilegal tersebut musnah begitu saja dari industri musik.

Sistem kerja payola adalah distributor musik atau pihak tertentu membayar stasiun radio agar memutar musik dari artisnya dengan jumlah yang disepakati untuk menaikkan airplay yang berpengaruh terhadap tangga lagu.

Minggu lalu, tepatnya pada tanggal 5 Oktober 2020, majalah musik ternama, Rolling Stone, merilis laporan tentang skandal payola yang terjadi selama 2018 hingga tahun ini. Yang mengejutkan, terdapat nama beberapa artis besar yang disebut dalam kasus ini.

Rolling Stone mengklaim laporan dibuat berdasarkan 2.500 korespondensi berupa bocoran pesan teks yang diduga terjadi antara sejumlah profesional dari kalangan industri musik dan Steve Zap.

 Steve Zap merupakan salah satu promotor radio independen yang dulunya pernah bekerja untuk label musik seperti MCA, Virgen, dan Warner. Ia merupakan salah satu veteran di industri musik yang sangat berpengaruh terhadap format tangga lagu Hot AC (Adult Contemporary).

Adalah rahasia umum, di mana label musik merekrut pihak ketiga semacam promotor sebagai penghubung untuk negosiasi atau melakukan kesepakatan terselubung dengan pihak stasiun radio.

Menurut laporan, para artis tidak berhubungan secara langsung dengan promotor, bahkan kemungkinan tidak mengetahui adanya praktik tersebut.

Tetapi, dikatakan bahwa Steve telah membantu visibilitas sejumlah artis seperti Ed Sheeran, Khalid, Backstret Boys, Marshmello, Halsey, Backstreet Boys, Ellie Goulding, Shawn Mendes, Panic! At the Disco, 5 Seconds of Summer, dan Dua Lipa.

Penyanyi dan musisi asal Inggris, Dua Lipa. (INSTAGRAM/DUA LIPA)

 

“Bilang dulu padaku ketika kamu mau menaikkan barang (lagu pada tangga lagu). Aku bisa saja mengajukan tagihan untuk Khalid dan BSB (Backstreet Boys) saat mereka naik,” bunyi pesan teks yang diduga ditulis oleh Steve yang dikirim kepada salah satu pekerja radio pada Maret 2019, mengutip dari Rolling Stone.

Steve juga mengintruksikan kepada stasiun radio yang bekerja sama dengannya untuk menurunkan beberapa artis seperti Panic! at the Disco dan Maren Morris sebagai upaya untuk menaikkan Marshmello, Halsey, dan Dua Lipa.

“Bisakah kita keluarkan Panic sampai Minggu. Bantu Marshmello naik ke nomor 1,” tulis pesan dari Steve. 

Hal yang sama juga dilakukan terhadap Jonas Brothers untuk menaikkan Pink.

“Dapatkan kita turunkan Jonas untuk menaikkan Pink ke urutan pertama,” pinta Steve.

Pink dan putranya, Jameson. (INSTAGRAM/PINK)

 

Selang 14 hari setelahnya, Steve meminta stasiun radio tersebut untuk menurunkan Pink demi keuntungan artis lain.

“Semua orang di label sangat putus asa dan sedih. Mari turunkan Pink dan Kelly Clarkson,” tulis steve dalam pesan teks. 

Lalu bagaimana jika label musik yang tak kunjung membayar tagihan?

“Tolong jangan biarkan Interscope (nama salah satu label musik di AS) mendikte apa pun kepadamu. Mereka tidak membayarku,” bunyi pesan teks lain yang dikirim oleh Steve.

Menanggapi hal ini, Steve mengaku bahwa teks-teks yang dimuat di Rolling Stone dikirim oleh mantan karyawannya yang baru saja kehilangan pekerjaan, dan menganggap bahwa apa yang dikerjakannya tidak melanggar batasan hukum.

“Saya mencoba menjual ke direktur program stasiun radio berdasarkan keunggulan musik klien saya dan selalu dalam batas hukum,” kata Steve.

Berita Lainnya