Tuai Kritik dari Berbagai Pihak, Ini Filosofi Sebenarnya Desain Istana Negara di Ibu Kota Baru

Ternyata ada filosofinya, Kawula Muda!

rendering_indonesia
Wed, 31 Mar 2021

Rancangan desain istana untuk Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kecamatan Sepaku, Kalimantan Timur, sempat tersebar melalui media sosial. Dalam unggahan tersebut, telihat bangunan Istana Negara yang berbentuk burung garuda raksasa. Hal ini sontak menuai kritik dan tanggapan dari berbagai kalangan.

Lima asosiasi profesional yang terdiri dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Green Building Council Indonesia (GBCI), Ikatan Ahli Rancang Kota Indonesia (IARKI), Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia (IALI), dan Ikatan Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota (IAP), mengungkapkan kritik atas rancangan istana negara baru.

Ketua IAI I Ketut Rana Wiarcha menilai rancangan tersebut sangat tidak mencerminkan kemajuan peradaban dan digitalisasi yang saat ini tengah terjadi. Menurut dia, gedung istana harusnya menjadi contoh bangunan yang mampu merepresentasikan prinsip pembangunan rendah karbon.

Selaras dengan pendapat tersebut, Anggota GBCI Prasetyoadi menganggap desain istana negara baru tidak fungsional. Ia pun mempertanyakan kompetensi I Nyoman Nuarta dalam membuat rancangan arsitektur Istana Negara. Pasalnya, I Nyoman Nuarta selama ini berprofesi sebagai seniman dan pematung, bukan arsitektur.

Kelima asosiasi tersebut juga meminta pemerintah untuk bersikap terbuka selama proses prencanaan desain Istana Negara baru sebab bangunan tersebut nantinya akan menjadi representasi dan dasar perkembangan peradaban Indonesia di mata dunia.

Desain istana negara di ibu kota baru sebenarnya memiliki filosofi khusus. Burung garuda diklaim mencerminkan posisi negara sebagai bangsa yang besar dan kuat.

Terdapat pula sejumlah tema utama yang mendasari rancangan bangunan istana negara. Tema-tema tersebut adalah desain yang sesuai kondisi alam, Bhinneka Tunggal Ika, terhubung, aktif, mudah akses, rendah emisi karbon, sirkuler, aman dan terjangkau, nyaman serta efisien teknologi.

Penerapan tema utama dapat dilihat dari mudahnya masyarakat menjangkau lokasi istana, yakni hanya dengan menaiki transportasi umum selama 10 menit. Tak hanya itu, desain istana juga disebut berada di kawasan hutan dengan 75 persen lingkungan terbuka sehingga akan mendorong IKN menjadi salah satu kota layak huni terbaik di dunia.

Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Suharso Monoarfa mengatakan bahwa lokasi gedung yang akan menjadi titik nol telah ditentukan.

Peletakan batu pertama atau ground breaking untuk istana negara pada ibu kota baru juga disebut akan dilakukan tahun ini. Menurut rencana, peletakan batu pertama oleh Presiden Joko Widodo akan dimulai setelah seluruh master plan dan detail plan siap.

  • EDITORIAL TEAM:

Berita Lainnya