Wajah Baru Arab Saudi: Rayakan Pesta Kostum Seram seperti Halloween

Kalo menurut lo gimana, Kawula Muda?

Perayaan 'Malam Seram' di Arab Saudi (TWITTER)
Mon, 31 Oct 2022


Pada 2018 lalu, polisi menggerebek sebuah pesta Halloween di Arab Saudi. Para polisi menangkap orang-orang yang sedang berpesta dan memulangkan wanita berkostum serta memerintah mereka untuk menutupi diri.

Namun, tahun ini, situasi berbeda di Riyadh, ibu kota Saudi. Kota tersebut seolah menjelma menjadi kota penuh hantu. Para penyihir, monster, perampok bank, hingga pelayan justru mengambil alih kota. 

Perayaan 'Malam Seram' di Arab Saudi (TWITTER)

  

Hal itu sangat mencolok dan menunjukkan perubahan Arab Saudi. Adapun hal tersebut besar dipengaruhi oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman yang kini menjadi perdana menteri sekaligus pewaris tahta kerajaan Saudi. Pembatasan sosial seolah luluh satu per satu. 

Alih-alih Halloween, perayaan meriah di Boulevard Riyadh yang berlangsung pada malam Kamis dan Jumat (27 hingga 28 Oktober 2022) tersebut disebut sebagai ‘Horror Weekend’.

Dibiayai oleh pemerintah setempat, acara tersebut mewajibkan para pengunjungnya untuk mengenakan kostum menakutkan dan menyeramkan. Sangat mirip dengan perayaan Halloween. 

Tujuannya yakni menciptakan suasana yang penuh dengan kesenangan, sensasi, dan kegembiraan bagi para pengunjung. Para pengunjung pun menggambarkan acara tersebut sebagai hiburan yang tidak berbahaya.

Perayaan 'Malam Seram' di Arab Saudi (TWITTER)

 

“Tindakan yang didasarkan pada niat. Aku di sini hanya untuk bersenang-senang,” tutur Khaled Alharbi, seorang pengunjung mengutip Kompas pada Senin (31/10/2022). Ia datang bersama seluruh anggota keluarganya. Kostum yang dikenakan pun beragam, mulai dari dokter, perawat, penyihir, hingga monster yang berlumuran darah. 

Laporan New York Times juga menangkap atmosfer selama perayaan malam seram tersebut. Menceritakan tentang pengalaman Yahya al-Hazzazi, ia mengaku menikmati momen tersebut. 

“Jika kita kembali ke masa lalu, ini bukan bagian dari kebiasaan dan tradisi kita (Arab Saudi),” tutur Yahya mengutip New York Times. Dari kejauhan, terdengar lantunan musik seram yang dimainkan lewat pengeras suara di Boulevard Kota Riyadh. 

“Kami senang menemukan hal-hal baru,” lanjut Yahya.

Secara ramai, beragam kostum memenuhi pertokoan dan jalan wilayah tersebut.  Terlihat pula banyak gadis yang memakai kostum bajak laut, kelinci, pembantu Perancis, penyihir, Robin Hood, hingga wanita bertudung merah. Pada tengah malam, ketika para pengunjung mulai kembali ke rumah masing-masing, musik tetap dimainkan dan dinikmati oleh karyawan yang sedang beres-beres untuk menutup toko.

Perubahan Arab Saudi

Perayaan 'Malam Seram' di Arab Saudi (TWITTER)

 

Pengikisan tradisi lama yang dimiliki oleh Arab Saudi sebenarnya telah berlangsung sejak 2016 lalu. Saat itu, Pangeran Mohammed bin Salman bin Abdulaziz bin Abdul rahman al-Saud mengumumkan adanya perubahan kerajaan menjadi pusat investasi dan pusat bisnis global. 

Perempuan diizinkan mengemudi dan penghilangan wewenang polisi agama menjadi salah satu bentuk nyata perubahan tersebut. 

Lebih lanjut, sang pangeran juga ingin mendorong sektor hiburan sebagai bentuk ekonomi baru Arab Saudi. Bioskop mulai dibuka setelah beberapa dekade, serta perayaan besar disponsori oleh pemerintah. Sebut saja “Riyadh Season” yang dilaksanakan selama berbulan-bulan dan turut menampilkan DJ Khaled serta Bruno Mars. 

Sebelumnya, merayakan hari libur non-muslim seperti hari Valentine, Natal, dan Halloween merupakan hal yang tabu di budaya Arab Saudi. Karena itu, pengikisan hal tabu tersebut disambut baik oleh banyak anak muda.

“Kami melihat apa yang dilakukan pemerintah di sini, yang luar biasa, dan sangat membantu masyarakat,” kata Raad al-Kamel, 25, seorang manajer toko di Party Experts, yang ramai didatangi saat Halloween sehingga menjadi waktu tersibuk sepanjang tahun. 

Akan tetapi, di sisi lain, banyak pula penduduk Arab Saudi yang mengaku marah dan terguncang oleh perubahan tersebut. Mereka menganggap Arab Saudi kehilangan identitasnya sehingga tidak lagi dapat dikenali oleh para masyarakatnya sendiri. 

Tanggapan Warganet

Acara malam seram tersebut mendapat reaksi nano-nano dari para warganet. Ada yang merasa hal tersebut merupakan bentuk positif dari Arab Saudi yang mulai membuka mata terhadap dunia luar. 

Akan tetapi, ada pula mereka yang menyayangkan perubahan tersebut. Bahkan, tak tanggung-tanggung, perayaan tersebut dianggap sebagai ‘tanda akhir zaman’.


Kalau menurut lo gimana, Kawula Muda?

Berita Lainnya