Lebih dari 530 juta data pribadi pengguna Facebook dilaporkan telah bocor dan beredar di internet. Kasus ini dibawa ke permukaan oleh CTO Hudson Rock–perusahaan yang bergerak pada bidang cybercrime intelligence–Alon Gal melalui unggahan Twitter-nya.
In early 2020 a vulnerability that enabled seeing the phone number linked to every Facebook account was exploited, creating a database containing the information 533m users across all countries.
— Alon Gal (Under the Breach) (@UnderTheBreach) January 14, 2021
It was severely under-reported and today the database became much more worrisome 1/2 pic.twitter.com/ryQ5HuF1Cm
Dikutip dari Reuters, pihak Facebook mengonfirmasi situasi tersebut dengan mengatakan bahwa kebocoran data pengguna bersumber dari penyalahgunaan fitur yang sempat terjadi pada 2019 lalu. Untuk mengatasi hal ini, Facebook mengaku telah menutup celah keamanan.
Laporan Reuters juga menyebutkan bahwa hacker memperoleh data pribadi pengguna Facebook sebelum September 2019. Pencurian data pribadi tersebut dilakukan dengan mengorek profil pengguna melalui kerentanan dalam tools sinkronisasi kontak. Akan tetapi, Facebook menyebutkan bahwa pihaknya telah memodifikasi tools tersebut untuk menghindari terulangnya kejadian serupa.
Di sisi lain, Business Insider juga melaporkan adanya kebocoran nomor telepon dan informasi pribadi pengguna Facebook. Data pengguna yang bocor berasal dari 106 negara di dunia, termasuk Indonesia. Pengguna Indonesia yang turut menjadi korban disebut mencapai 130 juta orang.
Tak tanggung-tanggung, petinggi Facebook turut menjadi korban dalam kasus kebocoran data pribadi ini. Peneliti cyber Dave Walker menyebutkan bahwa CEO Facebook Mark Zuckerberg serta pendiri Facebook Chris Hughes dan Dustin Moskovitz termasuk dalam 533 juta pengguna yang data pribadinya bocor.
Regarding the #FacebookLeak, of the 533M people in the leak - the irony is that Mark Zuckerberg is regrettably included in the leak as well.
— Dave Walker (@Daviey) April 3, 2021
If journalists are struggling to get a statement from @facebook, maybe just give him a call, from the tel in the leak? 📞😂@GazTheJourno pic.twitter.com/lrqlwzFMjU
Kasus kebocoran data pribadi ini bukanlah yang pertama bagi Facebook. Pada 2016, data pribadi pulihan juta pengguna Facebook sempat digunakan oleh Cambridge Analytica untuk mempelajari profil pemilih jelang Pilpres Amerika Serikat.
COMMENT