Ananda Omesh dan Roy Simangunsong Lihat Podcast Punya Banyak Potensi di Masa Depan

Kawula Muda, penasaran enggak nih sama keseruan hari terakhir Coaching Class?

Ananda Omesh. (INSTAGRAM/OMESHOMESH)
Fri, 06 Aug 2021

Kawula Muda, akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga, nih! Sudah tahu belum kalau ini adalah hari terakhir Coaching Class Prambors Podcastar?

Hari ini menjadi hari penentuan apakah nama-nama yang telah masuk dalam 20 besar mampu bersaing dan berhasil masuk dalam 5 besar. Sesi kali ini menghadirkan Ananda Omesh, Sogi Indra Dhuaja, dan Benny dari Podkesmas Asia Network. Tak lupa juga Roy Simangunsong hadir sebagai CEO dan co-founder dari Podkesmas Asia Network.

Mereka hadir dan berperan sebagai client yang akan menilai bagaimana 20 besar ini bisa mempresentasikan pitch deck-nya.

Presentasi dimulai oleh Oza Rangkuti dari Podcast Kesel Aje, kemudian dilanjutkan oleh Djaya Abadi Potkes, Udah Gapapa Podcast, DIKAMAR Podcast, IDIH! Podcast, Sesakata Podcast, DiaLoGue, dan Podkesbli.

Dari kelima finalis yang telah presentasi, Roy mengatakan bahwa ada tiga hal yang terpenting dalam presentasi, seperti mengenal audience dalam podcast, identitas diri, dan cara mempresentasikan untuk client.

Tak hanya itu, nama podcast yang catchy juga sangat bagus untuk digunakan. Terlebih lagi mengenal diri sendiri. "Jangan karakter itu membatasi dari apa yang akan kalian jangkau," tambah Benny.

Bicara soal bagaimana mencari "cuan" dari podcast, Omesh mengawali pembahasannya dengan menceritakan awal mula bagaimana Podkesmas terbentuk. 

Omesh menyebut bahwa sebelum membentuk Podkesmas, mereka benar-benar memperkirakan bagaimana podcast berkembang dalam beberapa tahun ke depan.

Sementara itu, ia mengatakan bahwa mencari brand tak melulu harus dari yang besar. "Coba ketuk Gedug Yu Djum untuk beriklan di podcast kalian....kalau ngomongin bisnis, mulai dari lingkup terkecil," saran Omesh.

"Selebgram bisa hidup dari Instagram, TikTokers bisa hidup dari TikTok, kita podcaster juga harus bisa hidup dari podcast," tutup Omesh.

Roy Simangunsong. (Dok. MMA GLOBAL)

 

Selanjutnya, Roy mengatakan bahwa industri podcast ada masa depannya. "Sekarang, seberapa serius kalian dengan industri ini?"

Ia mendengar bahwa Spotify sempat mengatakan bahwa Indonesia merupakan market yang paling besar di Asia Tenggara. Itulah awal mula ia melihat potensi dari sebuah podcast.

Podkesmas Asia Network sendiri dibuat untuk "Di Asia Tenggara, yang disenangi orang Indonesia itu adalah komedi, horror, dan edukasi yang ringan," 

Tak hanya itu, data juga menunjukkan bahwa seseorang rata-rata menghabiskan waktunya sebanyak 44 menit dalam sehari untuk mendengar podcast.

Roy menambahkan bahwa dirinya belum menemukan pemain lokal yang mempunyai mimpi untuk besar di negara-negara lain, dimulai dari Asia Tenggara.

Sementara itu, identitas-identitas suatu daerah dinilai sangat kuat untuk menjadi sebuah podcast. Contohnya adalah Podkesbli yang hadir sebagai orang Bali dengan ciri khasnya. Menurut Roy, ini adalah sesuatu yang menarik, karena pendengar-pendengar di luar Bali juga akan sangat tertarik.

"Kami Podkesmas mungkin gak ke-daerahan, tapi pendengar kita ada dari US, Jerman, dan Jepang," sebut Omesh.

Omesh mengatakan bahwa sebenarnya podcast juga sebagai wadah untuk orang-orang yang rindu dengan negara Indonesia. "Timbulin kekangen itu. Juga ketulusan itu bisa datang dari kualitas audio itu," tutup Omesh.

Berita Lainnya