Film Terakhir James Bond "No Time to Die", Tayangkan Pra-kredit Sekuens Begitu Panjang

Kawula Muda, setelah beberapa kali ditunda perilisannya. Akhirnya "No Time to Die" tayang hari ini.

James Bond dalam film "No Time to Die". (YOUTUBE/JAMES BOND 007)
Thu, 30 Sep 2021

Kawula Muda, pada Selasa (29/9/2021), saya mendapatkan kesempatan untuk menghadiri premiere film James Bond, "No Time to Die". Film yang diketahui merupakan akhir perjalanan mata-mata dari Inggris, James Bond, setelah hampir 60 tahun beraksi dalam 25 film yang berbeda.

Mendengar film ini merupakan film terakhir, tentu bukan hal yang aneh mengingat film tersebut memakan waktu 2 jam 43 menit untuk mengakhiri film James Bond dengan baik.

Namun, bisa dibilang segala emosi dari James Bond begitu diperlihatkan dalam film "No Time to Die". Kesedihan, kehilangan, dan cinta yang begitu dirasakan Bond membuat dirinya tidak menekan tombol reset, meskipun ulah jahat Blofeld terulang kembali.

Film "No Time to Die" dibuka dengan sekuens pra-kredit yang begitu panjang. Perlihatkan kisah Bond dari Spectre, serta Dr. Madeleine Swann sebagai seorang anak yang sempat menyaksikan pria jahat bertopeng menyerang rumah keluarganya. Penyerangan itu diketahui merupakan aksi balas dendam.

Melompat ke beberapa tahun kemudian, terlihat Bond tengah menikmati waktu pensiunnya di Italia dengan Swann yang kini sudah menjadi dewasa. Meragukan kepercayaan Bond kepada Swann yang menyimpan banyak rahasia.

Sekuens ini tidak lain dan tidak bukan merupakan upaya sutradara untuk mempertahankan peristiwa Casino Royale, bahkan Bond masih meratapi kematian Vasper dan mengunjungi makamnya, yang akhirnya berakhir dengan Bond bertemu dengan beberapa musuhnya dan berujung kepada aksi kejar-kejaran.

Lima tahun kemudian, seorang ilmuwan dari Rusia, Valdo Obruchev, diculik saat tengah mengerjakan MacGuffin yang begitu kompleks—senjata DNA mematikan menggunakan nanobot.

Kita melihat Bond menunjukkan kebolehannya saat mengunjungi sebuah pesta di Kuba dan berkomplotan dengan seorang wanita yang begitu cerdik bernama Paloma (Ana de Armas).

Teman lama Bond, agen CIA Felix Leiter pun kembali memainkan peran penting, serta mengingatkan Bond untuk tidak mudah percaya dengan melihat fisik seseorang. Sementara Blofeld, musuh bebuyutan Bond, diduga menjadi dalang di balik itu semua, meskipun Blofeld sendiri telah dipenjara di sebuah kotak kaca dengan sistem keamanan yang begitu tinggi sejak tahun 2015.

Penjahat misterius baru bernama Lyutsifer Safin (Rami Malik) pun akhirnya semakin mengganggu ketenangan Bond. Film ini juga masih menggunakan cacat tubuh sebagai sebuah simbol untuk kejahatan. Salah satu antek bermata satu, Dali Benssalah, diketahui menggunakan mata bionik.

Kompleksitas itu bermula pada pengejaran di hutan Norwegia, hingga akhirnya sampai di suatu pulau antah berantah. Pulau milik Safin itu digunakan sebagai pabrik kimia. Sementara itu, pulau milik Safin itu sendiri rupanya bekas pangkalan kapal selam Rusia, dan kebun herbal Jepang modernis.

Sama seperti film James Bond sebelumnya, film "No Time to Die" sendiri juga menyelipkan dialog-dialog dengan humor. 

Jangan lupa untuk saksikan film "No Time to Die" di bioskop kesayangan, ya, Kawula Muda!

Berita Lainnya