Generasi Stroberi: Anak Muda yang Semangat tetapi Mudah Menyerah

Lo termasuk ga, Kawula Muda?

Ilustrasi mental stroberi (UNSPLASH/JACEK DYLAG)
Sat, 05 Nov 2022


Akhir-akhir ini, frasa ‘generasi stroberi’ atau ‘strawberry generation’ ramai dibicarakan. Istilah yang disebut pertama kali muncul di Taiwan tersebut pun diperuntukkan bagi para anak muda yang lahir pada tahun 1990an. 

Kata ‘stroberi’ merujuk pada buah merah tersebut yang cantik yang eksotis, tetapi mudah hancur ketika mendapat tekanan sedikit saja. Oleh karena itu, istilah generasi stroberi merujuk pada para anak muda yang kreatif dan cemerlang, tetapi mudah hancur kala mendapat tekanan sosial. Mereka pun disebut tidak mau bekerja keras untuk mendapat hasil yang diinginkan.

Ilustrasi buah stroberi (UNSPLASH/MASSIMILIANO MARTINI)

 

Kementerian Keuangan lewat laman resminya turut menyoroti hal ini. Pada lamannya, Kemenkeu mencontohkan salah satu cuitan mahasiswa semester dua yang sempat viral sebelumnya. 

“Gua anak umur 21, gak nyangka ternyata kuliah itu seburuk itu untuk mental health, semester 1 kemarin gua udah dihujanin materi sama tugas yang bener2 banyak, akibatnya waktu gua untuk healing sama self reward jadi kurang banget. Yang tadinya gua masih bisa nonton netflix sama chat-chat-an dengan bestie sekarang jadi susah banget. Gua kayaknya belum siap kuliah deh. Gua udah ngomong ke ortu kalau gua mau cuti dulu semester ini. Gua mau fokus healing selama 6 bulan dulu. Tapi ortu gua malah ga setuju, bahkan gua dibilang manja. Gua bingung mau gimana takutnya kalau paksain ipk ku malah tambah anjlok. Gua juga susah komunikasikan ini ke ortu karena mereka ga aware sama mental health kaya gua. Gua mesti gimana....??? (dan diakhiri dengan emot menangis).”

Lebih lanjut, terdapat perdebatan mengenai pengelompokan siapa saja yang termasuk dalam generasi stroberi. Beberapa ahli menyebut hanya generasi millennial yang masuk ke dalam kategori ini. Namun, ahli lainnya menyebut istilah generasi stroberi seharusnya tidak mengacu kepada tahun lahir, melainkan karakteristik seseorang. 

Lalu, apa saja sih karakteristik seorang generasi stroberi? Berikut beberapa di antaranya mengutip Kompas dan berbagai sumber lainnya!

Ilustrasi seorang anak muda yang merasa stres akibat pekerjaannya (UNSPLASH/TIM GOUW)

 

Karakteristik Negatif Generasi Stroberi

1. Harapan tidak realistis

Beberapa manajer HRD menyebut para generasi stroberi biasanya sudah terlihat tidak realistis pada tahap negosiasi gaji. Mereka tidak mengetahui kapasitas diri sendiri dan selalu meminta gaji hingga tunjangan yang lebih tinggi. 

Padahal, ia tidak dapat menawarkan sesuatu yang berharga dari dirinya sebagai ganti gaji tersebut. Kemudian, di dunia kerja, generasi stroberi dipandang sebagai sosok yang membangkang, lamban dalam bekerja, manja, egois, serta sombong. 

2. Tidak bisa bertanggung jawab

Generasi stroberi juga disebut enggan bertanggung jawab akan kesalahan yang ia perbuat. Sebaliknya, mereka akan mengandalkan orang lain untuk menyelesaikan masalah tersebut. 

Kemudian, ketika dihadapkan dalam situasi yang sulit, generasi ini terbiasa melarikan diri dengan alasan mental health hingga healing

Ilustrasi anak muda yang sedang bekerja secara kreatif bersama rekan-rekannya dengan memanfaatkan teknologi (UNSPLASH/PRISCILLA DU PREEZ)

 

Karakteristik Positif Generasi Stroberi

1. Bekerja tidak hanya demi uang

Generasi ini memiliki semangat yang tinggi untuk bekerja. Hal itu dikarenakan prioritas bekerja bagi mereka yakni untuk mengembangkan diri. 

Karena itu, mereka tidak suka dengan rutinitas yang membosankan, Kawula Muda! Mereka akan sangat menyukai tantangan baru untuk menguji diri dan berharap dapat membantu kehidupan profesional di masa depan. 

2. Tidak takut menyampaikan pendapat

Generasi stroberi juga memiliki kecenderungan untuk menyampaikan pendapat secara lugas. Tanpa takut, mereka terbiasa menuangkan ide-ide kreatifnya untuk melahirkan inovasi baru. 

Hal ini pun didukung dengan kemahiran mereka terhadap teknologi. Hal ini dapat membantu generasi stroberi untuk mengetahui apa yang sedang terjadi dan memperkaya informasi diri sendiri. 

Ilustrasi generasi muda yang kerap dikaitkan dengan mental stroberi (UNSPLASH/SIMON MAAGE)

 

Penyebab Generasi Stroberi

Mengutip laman resmi Kemenkeu, berikut beberapa faktor penyebab munculnya sifat generasi stroberi menurut Prof. Renald Kasali!

1. Self-diagnosis dini

Banjirnya informasi lewat sosial media membuat generasi muda mudah sekali mendapat berbagai informasi. Namun, hal tersebut memiliki dampak negatif apabila tidak disaring dengan baik. 

Misalnya saja, kata ‘healing’ yang kerap dikaitkan dengan liburan mahal ke Puncak, Bandung, hingga Bali. padahal, terdapat berbagai aktivitas sederhana yang dapat menjadi healing dan membuat pikiran lo segar kembali. Sebut saja yoga, lari pagi, hingga membaca buku dan menonton film favorit. 

Kemudian, mudahnya untuk pamer di media sosial membuat hidup seolah menjadi ajang perlombaan. Seolah-olah, terdapat standar dan tujuan yang harus sudah dicapai ketika berumur sekian. Ketika belum mencapainya, muncullah istilah ‘depresi’ hingga ‘quarter life crisis’. Padahal, hal itu hanya berupa self diagnosis, Kawula Muda…

2. Hidup yang lebih nyaman

Taraf ekonomi yang meningkat juga memengaruhi lahirnya generasi ini. Orang tua yang terlalu memanjakan anak-anaknya dapat membuat realitas palsu di dalam rumah sang anak. 

Padahal, dunia tidak sebaik dan seindah itu. Terdapat banyak sekali kesulitan-kesulitan yang harus seseorang dihadapi sebelum mendapat apa yang ia inginkan. Karena itu, apabila tidak mendapat hasil yang diinginkan, sang anak akan lebih mudah kecewa dan tersinggung karena perbedaan kondisi di luar dan dalam rumah. 

Ibarat stroberi, buah tersebut biasanya ditanam dalam pot cantik yang dijaga dan dirawat secara khusus. Namun, setelah dipanen dan berdampingan dengan buah lainnya, buah ini akan mudah sekali tertekan, hancur, dan rusak.

Setelah membaca penjelasan di atas, mungkin lo merasa salah satu generasi stroberi. Jangan sampai minder ya, Kawula Muda! Ada banyak cara untuk mengubah mental stroberi tersebut menjadi lebih baik, kok. 

Lo bisa mulai dengan lebih berani untuk bertanggung jawab, mau berjuang, dan tidak mudah menyerah, lo pasti dapat keluar dari lingkaran stroberi tersebut.

Berita Lainnya