Ini Arti FOMO, JOMO, FOBO, dan YOLO di Bahasa Pergaulan!

Kawula Muda, sudah tahu arti FOMO, JOMO, FOBO, dan YOLO?

Ilustrasi Instagram (UNPLASH)
Wed, 24 Aug 2022


Buat Kawula Muda, pasti sudah sering banget mendengar istilah FOMO, JOMO, FOBO, dan YOLO. Keempat kata itu merupakan singkatan dari istilah bahasa Inggris dalam bahasa gaul.

Apa sih sebenarnya arti FOMO, JOMO, FOBO, dan YOLO? Jangan sampai kalian salah menggunakan ketika sedang bergaul ya, Kawula Muda! Simak perbedaan artinya di bawah ini, ya!

FOMO

FOMO merupakan singkatan dari Fear of Missing Out yang jika diartikan dalam bahasa Indonesia adalah takut tertinggal.

FOMO adalah suatu kondisi di mana seseorang seringkali merasa khawatir karena ketinggalan kabar atau tren yang saat itu sedang berlangsung. Biasanya, banyak generasi muda yang mengalami hal ini karena terpengaruh dari media sosial, karena takut dicap ketinggalan zaman dan enggak gaul.

Mereka juga beranggapan bahwa orang lain selalu bersenang-senang dan memiliki kehidupan yang jauh lebih baik daripada mereka. Perasaan takut tertinggal ini kemudian menimbulkan kecemasan yang bisa memicu stres berlebihan.

Istilah FOMO pertama kali diperkenalkan pada 2004 dan semakin sering digunakan sejak 2010. Istilah FOMO kemudian masuk kamus Oxford pada 2013.

Untuk mengatasi emosi negatif dari FOMO adalah bertemanlah dengan orang yang selalu positive thinking, batasi waktu di sosial media, serta menyaring konten yang ingin dilihat. Mencoba berdamai dengan keadaan dan selalu bersyukur menjadi salah satu cara agar terhindar FOMO.

Ilustrasi media sosial (ISTOCK PHOTO)

 

JOMO

JOMO merupakan singkatan dari Joy Of Missing Out. Istilah ini kebalikan dari FOMO karena memiliki arti tetap senang walaupun tertinggal.

JOMO adalah istilah yang merujuk pada tindakan untuk tidak terlibat dalam kegiatan tertentu, terutama yang berkaitan dengan media sosial atau sumber hiburan lainnya.

Mengutip dari hellosehat.com, JOMO didefinisikan sebagai perasaan kepuasaan diri di mana seseorang sudah merasa cukup dengan hidupnya sehingga mereka merasa bebas dan lebih fokus pada hal-hal yang mereka senangi.

FOBO

FOBO merupakan singkatan dari Fear of Better Option yang artinya takut akan opsi lebih baik. FOBO adalah sebuah fenomena sosial yang diciptakan oleh Patrick McGinnis, seorang pemodal ventura AS dan pria yang dikenal karena menciptakan istilah FOMO.

FOBO didefinisikan sebagai fenomena sosial di mana seseorang menjadi ragu dan khawatir saat mengambil keputusan. Orang tersebut kemudian secara obsesif akan memikirkan semua pilihan yang ada karena takut kehilangan opsi ‘terbaik’ dan menyesal di kemudian hari.

Melansir dari laman ugm.ac.id, tanda-tanda seseorang sedang mengalami FOBO adalah orang tersebut sering melakukan research yang berlebihan sehingga menunda aktivitas dan lupa diri, terus menunggu hingga memiliki opsi lebih banyak, mengganti pilihan di menit terakhir karena ada pilihan yang lebih baik, tidak puas, dan memiliki penyesalan pada keputusan masa lalu.

Ilustrasi bermain media sosial. (FREEPIK)

 

YOLO

YOLO merupakan singkatan dari You Only Live Once yang artinya kamu hanya hidup sekali. Bagi sebagian orang, YOLO dijadikan sebuah mantra untuk tidak membuang-buang waktu dan lakukan apa yang diinginkan karena hidup hanya sekali.

Istilah YOLO lebih banyak berdampak positif karena orang akan lebih menikmati hidup tanpa membuang waktu untuk memikirkan pendapat orang lain ataupun keadaan yang mengikatnya.

Tapi, sikap YOLO juga bisa membawa dampak negatif kalau orang tersebut tidak dapat mengontrolnya, sehingga dia menjadi lebih sembrono dalam mengambil keputusan.

Berita Lainnya