Kurangi Galau Lo, Patah Hati Bisa Sebabkan Kematian!

Berdasarkan penelitian, nih Kawula Muda.

Ilustrasi patah hati (UNPLASH)
Sat, 02 Jul 2022

Seorang menganggap sakit hati adalah perasaan sedih dan rindu ketika suatu hubungan berakhir. Kalau sudah seperti ini, ada yang berpikir, "Apakah cinta memang bisa menyebabkan kematian?" Ternyata, menurut peneliti, itu bisa terjadi, loh!

Berdasarkan Yourtango, sebuah penelitian baru menunjukkan, patah hati kejadian nyata yang disebut sindrom Takotsubo, atau sindrom patah hati.

Sindrom ini dialami setelah kehilangan orang yang dicintai, putus hubungan, atau situasi stres lainnya. Hati-hati, akibat dari itu semua bisa membunuh!

Selama lima tahun, para peneliti mewawancarai 2.000 pasien yang menderita serangan jantung, termasuk mengajukan pertanyaan tentang peristiwa pemicunya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko serangan jantung delapan kali lebih tinggi dari biasanya selama seminggu setelah kematian orang yang dicintai. Meskipun perlahan menurun, risiko itu tetap meningkat setidaknya selama satu bulan.

Para peneliti menghubungkan peningkatan risiko dengan perasaan depresi, kecemasan dan kemarahan yang datang dengan kesedihan. Perasaan ini menyebabkan peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, yang membuat darah lebih mungkin untuk menggumpal dan akhirnya bisa menyebabkan serangan jantung.

Menurut mereka, wanita secara tidak proporsional terpengaruh oleh kondisi ini, dengan 90 persen kasus terjadi pada wanita berusia 58-75 tahun.

"Perasaan emosional dari patah hati sebenarnya dapat menyebabkan dampak negatif yang luar biasa, seperti serangan jantung dan semacam patah hati fisik," jelas penulis senior Murray Mittleman, MD, DrPH.

Seram ya Kawula Muda, bahwa kematian orang yang dicintai dapat menyebabkan begitu banyak rasa sakit emosional yang akhirnya, rasa sakit fisik (dalam bentuk patah hati) bisa berdampak.

Berita Lainnya