Muncul Istilah Baru Quiet Firing Setelah Tren Quiet Quitting, Apa Itu?

Hai Kawula Muda, yuk mengenal quiet firing.

Ilustrasi kerja over. (FREEPIK)
Thu, 08 Sep 2022


Setelah quiet quitting menjadi fenomena dan tren baru di kalangan pekerja Gen Z beberapa waktu lalu, muncul lagi istilah yang juga berkaitan dengan etos kerja, yakni quiet firing.

Jika quiet quitting adalah cara pekerja atau karyawan untuk bekerja sesuai jatah dan jam kerja yang tidak berlebihan, maka quiet firing adalah fenomena yang berlaku untuk para pemberi kerja.

Istilah quiet firing atau quiet fired secara harfiah berarti pemecatan atau dipecat diam-diam. Jauh sebelum quiet quitting, fenomena quiet firing sebetulnya sudah lebih lama terjadi.

Berbagai cara bisa dilakukan setiap atasan, bergantung pada individu yang akan dipecat. Misalnya, memberi tugas yang paling tidak disukai sepanjang waktu, tidak menambahkan karyawan tersebut ke utas email penting, mengecualikan mereka dari rapat tertentu hingga mengabaikan semua pendapat mereka.

Fenomena ini sebenarnya tidak berfokus pada atasan ke bawahan. Ini juga bisa terjadi sesama karyawan.

Misalnya, perilaku diskriminatif karyawan pria terhadap karyawan wanita. Mereka dengan sengaja mengecualikan karyawan wanita dalam acara-acara penting dengan tujuan karyawan tersebut terlihat buruk di mata atasan

Dampaknya, lama-kelamaan karyawan akan merasa tidak kompeten, terisolasi, tidak dihargai, sehingga memutuskan resign atau mundur.

Dari sisi perusahaan, quiet firing dianggap membawa sejumlah manfaat. Salah satunya, perusahaan tidak perlu memikirkan pesangon yang seharusnya diberikan saat memecat karyawan.

Ilustrasi kerja over. (FREEPIK)

 

Tips menghindari quiet firing

Kondisi “dipecat diam-diam” dengan cara dibuat tidak nyaman agar mengundurkan diri secara suka rela, siapa pun tak ingin mengalaminya.

Agar terhindar dari situasi tadi, berikut beberapa tips untuk mencegah terjadinya quiet firing.

Bangun relasi

Bangunlah relasi yang baik dengan banyak orang. Tips yang pertama ini harus dilakukan apabila kita adalah orang baru pada sebuah perusahaan/instansi.  

Kebanyakan orang cenderung akan menyisihkan kita dalam pergaulan jika kita tidak pandai dalam bergaul dan beradaptasi di tempat di mana kita bekerja.

Ikut grup pertemanan

Setelah bangun relasi, jangan lupa kita juga harus berusaha bergabung untuk menjadi bagian dari kelompok mereka.

Jadi pribadi hangat dan ringan tangan

Untuk menjaga hubungan yang baik dan berkualitas di dalam grup pertemanan yang telah terbentuk tadi, maka selanjutnya jadikan diri kita ini sebagai pribadi yang hangat dan ringan tangan.

Profesional

Tak kalah pentingm tunjukkan bahwa kita adalah seorang yang profesional. Dengan ini akan banyak peluang dan kesempatan yang hadir dalam setiap proyek pekerjaan yang ada di kantor jika memang kita terlihat profesional.

Berita Lainnya