Pura-Pura Bahagia Padahal Sedang Tertekan dan Banyak Masalah, Itu Ciri-Ciri Duck Syndrome Lho!

Hai Kawula Muda, yuk terima diri apa adanya biar sehat!

Ekspresi bahagia. (FREEPIK.COM)
Fri, 28 Jan 2022

Setiap orang tak pernah lepas dari masalah. Dan tiap individu punya caranya sendiri dalam mengatasi masalahnya. Ada yang ekspresif dan emosional, ada juga yang berusaha tetap tenang meski sedang punya banyak masalah.

Terlebih pada era media sosial seperti saat ini. Seseorang mudah sekali menutup diri di depan banyak orang dan berusaha tetap ceria atau bahagia meski sedang tertekan. Kondisi ini biasa disebut dengan Duck Syndrome.

Dilansir detik.com, pakar Psikologi Universitas Airlangga (Unair), Margaretha Rehulina, S.Psi., G.Dip.Psych., MSc. mengatakan bahwa di dunia klinis tidak memakai istilah Duck Syndrome karena itu bukanlah diagnosa klinis.

Menurutnya, Duck Syndrome merupakan terminologi yang digunakan untuk menjelaskan suatu fenomena populer.

Istilah diambil dari bebek yang berenang

Istilah Duck Syndrome berasal dari kebiasaan mahasiswa Stanford University pada tahun pertama yang menampilkan diri seperti bebek (duck).

Saat bebek berenang di atas permukaan air memang terlihat tenang, padahal di bawah air kakinya sedang berenang dengan sangat cepat. Mereka berusaha terlihat tenang, padahal di balik itu sedang melakukan perjuangan yang besar.

Dikutip dari laman Unair, Senin (24/1/2022), Margaretha mengatakan, supaya tidak terlihat kalah maka mereka harus bersikap seperti bebek yang tenang padahal di balik itu sedang mengalami kegelisahan perjuangan, kegelisahan, dan ketakutan.

Ilustrasi bahagia. (FREEPIK.COM)

 

Jenis dan cara mencegahnya

Duck Syndrome dapat terjadi karena adanya persoalan yang muncul ketika seseorang sedang berusaha menyesuaikan diri di lingkungan baru.

Dosen Fakultas Psikologi Unair itu juga menyebutkan bahwa secara umum ada tiga jenis Duck Syndrome yang sering dialami oleh milenial.

1. Menipu diri sendiri demi terlihat sukses

Jenis ini sering dialami oleh milenial yang ingin menampilkan diri di sosial media agar terlihat glamor, sukses, dan bahagia. Padahal di balik itu, dia harus berhutang atau bekerja sangat keras.

Untuk mengatasi jenis ini, diperlukan kejujuran untuk dapat menerima diri sendiri. Harus bisa menyadari bahwa apa yang dimiliki saat ini adalah hal yang terbaik.

Tidak perlu berpura-pura dan menipu diri di sosial media untuk menampilkan kesuksesan walaupun sebenarnya itu bukan gambaran dirinya.

Ilustrasi orang sedang berteriak karena stres.(FREEPIK)

 

2. Struggle Alone

Seseorang yang tertutup dan cenderung pendiam biasanya mengalami jenis Duck Syndrome satu ini. Ciri-cirinya adalah selalu berusaha terlihat baik-baik saja meskipun sebenarnya mereka sedang mengalami banyak masalah.

Jenis ini paling berbahaya, karena terkait dengan persoalan mood seperti depresi atau gangguan kecemasan lainnya.

Jika hal itu dialami orang di sekiar kita, maka perlu dibantu untuk memahami persoalan yang sedang terjadi pada diri mereka dan jangan sungkan meminta bantuan.

3. Membandingan diri dengan orang lain

Jenis ini juga cukup banyak ditemukan baik dilakukan oleh individu, teman, ataupun orang tua.

Pada kondisi individu, umumnya dialami oleh orang yang dalam kepalanya ingin berhasil sehingga ia menampilkan dirinya berhasil. Namun, sebenarnya yang terjadi adalah ia sangat kewalahan bahkan tidak mampu untuk mencapai tujuannya karena sudah melampaui batas kemampuan.

Biasanya, itu terjadi karena ia membandingkan diri dengan sesuatu yang di luar kemampuan dirinya sendiri.

Mereka perlu diajak untuk berhenti melakukan perbandingan yang tidak realistis dan menerima kondisi dirinya serta membuat tujuan hidup yang lebih realistis.

Berita Lainnya