Rejeki Berlipat Nih! Kota Seoul Tawarkan Rp 23 Juta Bagi Warganya yang Mau Melahirkan Bayi

Hai Kawula Muda, siapa mau ikutan nih?

Bayi dan boneka. (FREEPIK)
Fri, 11 Feb 2022

Demi menaikkan tingkat kelahiran, Pemerintah Kota Seoul, Korea Selatan mencetuskan program insentif uang tunai senilai 2 juta won atau sekitar Rp 23 juta kepada warganya yang melahirkan bayi.

Program yang akan digelar sepanjang 2022 ini, dijalankan untuk mengatasi rendahnya angka kelahiran bayi di kota metropolitan tersebut.

Mengutip Insider, orang tua yang mendaftarkan kelahiran anaknya mulai 1 Januari 2022 dapat menukarkan voucher uang tunai secara online dan di pusat komunitas lokal. Tetapi mereka harus menggunakan voucher tersebut paling lambat akhir tahun 2022.

Insentif tersebut merupakan salah satu dari beberapa subsidi persalinan yang telah diluncurkan oleh pemerintah Korea Selatan dalam beberapa bulan terakhir.

Layanan Asuransi Kesehatan Nasional Korea Selatan pada November lalu mengumumkan, mereka akan memberikan voucher sebesar 837 dolar AS atau sekitar Rp 12 juta kepada ibu baru dan 1.172 dolar AS atau sekitar Rp 16,8 juta kepada ibu baru yang melahirkan anak kembar.

Pihak berwenang Korsel juga mencabut pembatasan sebelumnya yang mencegah orang tua baru menggunakan voucher untuk membayar biaya pengobatan.

Ibu hamil dan foto hasil USG. (FREEPIK)

 

Sekolah tak ada siswa

Menurut statistik kelahiran dan kematian yang dirilis oleh pemerintah Korsel belum lama ini, tingkat kesuburan di Korea selatan adalah 0,84 pada 2020.

Angka itu turun drastis dibanding dengan tingkat kesuburan di Negeri Gingseng yang pernah mencapai puncaknya pada 1960 yakni di angka 6.

Secara global, saat ini Korsel memiliki tingkat kesuburan terendah. Alasan utamanya adalah karena generasi milennium berpikir, beban utang yang besar serta sulitnya mendapat hunian dengan harga terjangkau di Korea Selatan. Hal itulah yang membuat mereka enggan berkeluarga.

Menurut laporan Insider pada Juli 2021, sebagai dampak dari sangat rendahnya tingkat kelahiran di Korsel, ratusan sekolah telah dikosongkan dan ditinggalkan karena tidak ada siswa.

Berita Lainnya