Sejarah Popcorn Jadi Camilan Wajib di Bioskop, Awalnya Ditolak karena Berisik dan Tak Berkelas

Hai Kawula Muda, nonton di bioskop rasanya memang kurang lengkap kalau enggak ditemani popcorn.

Ilustrasi popcorn camilan di bioskop. (FREEPIK)
Sun, 25 Oct 2020

Popcorn adalah camilan yang terbuat dari biji jagung yang dipanggang hingga mengembang dan dibalut mentega gurih beraroma harum.

Sejak bertahun-tahun silam, popcorn telah menjadi camilan wajib yang ada di setiap bioskop untuk menemani menonton film.

Meski tampilan dan cara membuatnya yang terkesan sederhana, ternyata camilan ikonis peneman nonton film di bioskop ini memiliki sejarah panjang sebelum populer seperti sekarang.

Ilustrasi nonton bioskop sambil makan popcorn. (FREEPIK)

 

Berisik, murahan, dan tidak berkelas

Melansir dari UK Movies, jagung pertama kali dibudidayakan sebagai tanaman lebih dari 10.000 tahun yang lalu di tempat yang sekarang disebut Meksiko. Hal itu dibuktikan dari para arkeolog telah menemukan sisa-sisa makanan yang berasal dari 3.600 SM.

Meskipun telah dikonsumsi selama ribuan tahun, jagung menjadi sangat populer pada sekitar awal abad ke-19 di acara karnaval dan pameran karena rasanya yang renyah, asin, murah, dan mudah membuatnya.

Istilah jagung muncul pertama kali dalam Dictionary of Americanisms karya John Russell Bartlett tahun 1848 dan dimakan oleh orang Amerika sebagai sereal sarapan dengan susu dan pemanis.

Kemudian pada 1885, mesin pembuat popcorn bertenaga uap portabel ditemukan oleh Charles Cretor asal Chicago, Amerika, dan bisnis pembuatan popcorn mulai berkembang pesat.

Awalnya, pada era itu hingga 1890, teater atau bioskop tidak mau memasukkan popcorn ke dalam menu camilan di sana, karena suaranya yang berisik dan dianggap sebagai makanan murah. Saat itu umumnya pengunjung bioskop adalah dari kalangan berkelas, sehingga popcorn sempat ditolak.

Mesin pembuat popcorn ciptaan Charles Cretor 1885. (UK MOVIES)

 

Great Depression jadi awal kepopuleran

Masuknya popcorn ke dalam teater atau bioskop dimulai pada masa Great Depression, yakni masa lemahnya pertumbuhan ekonomi di Amerika pada sekitar 1929-1930. Saat itu banyak orang harus menghemat uang dan memilih hiburan murah seperti menonton film.

Popcorn yang awalnya dijual di depan gedung bioskop dengan harga sangat murah jadi populer sebagai camilan saat nonton film. Kemudian popcorn kian terkenal dan penjualannya terus meningkat.

Melihat fenomena ini, barulah pemilik bioskop tertarik untuk memakai mesin pembuat popcorn dan menjual camilan popcorn dalam daftar menu mereka.

Namun, dampaknya banyak pihak bioskop dan teater yang kemudian melarang para penjual popcorn berada di sekitar gedung bioskop.

Bahkan untuk mendukung penjualan popcorn, beberapa bioskop menurunkan harga tiket film agar pengunjung dapat membeli popcorn.

Sejak itu tren popcorn terus berkembang, tidak hanya di Amerika tetapi juga di seluruh bioskop di dunia. Sayangnya, harga popcorn tak lagi semurah sebelumnya.

Meski tak lagi murah, gurihnya popcorn masih menjadi pilihan utama bagi sebagian besar orang yang pergi nonton ke bioskop. Apalagi kini ada banyak varian rasa popcorn, tak hanya rasa mentega.

Berita Lainnya