Viral Video Kamar Penuh Tumpukan Sampah, Awas Penyakit Hoarding Disorder!

Kawula Muda, banyak yang enggak sadar kalau sudah menderita gangguan mental ini.

Ilustrasi sampah plastik (UNSPLASH/Tanvi Sharma)
Thu, 20 Oct 2022


Beberapa waktu lalu viral sebuah video di TikTok yang memperlihatkan kamar kost penuh dengan tumpukan sampah. Video yang diunggah oleh akun TikTok @nurambar00 itu merekam kondisi kamar yang dipenuhi berbagai macam sampah mulai dari botol plastik minuman kemasan, kantong kresek, kertas bungkus kado, makanan, dan banyak lagi lainnya.

Menurut video tersebut penghuni kost padahal seorang wanita cantik yang bekerja di pabrik. Namun, sang penghuni kost itu selalu menutup diri, tidak pernah bersosialisi dengan sesama penghuni kost lainnya.

Alhasil video itu tentu saja langsung menarik perhatian warganet. Beberapa warganet bahkan menyebutkan kalau penghuni kost itu mungkin telah menderita penyakit mental bernama hoarding disorder.

Terjadi di negara lain

Kasus hearing disorder memang telah terjadi di mana-mana. Melansir dari The Korea Times, pada 2017 lalu pihak kepolisian setempat berhasil menyelamatkan seorang wanita tua berusia 79 tahun yang tertimbun sampah di dalam rumahnya sendiri.

Pihak kepolisian bahkan sampai membutuhkan waktu hampir 40 menit untuk bisa mencapai perempuan tua itu yang tergeletak hanya beberapa meter dari pintu rumah.

Menurut laporan, selama lima tahun putra perempuan tersebut terbiasa membawa pulang pakaian bekas, kotak kertas, botol plastik, dan barang-barang bekas lainnya. Bahkan sampah yang dibawa pulang oleh pria berusia 52 tahun itu menumpuk hingga memenuhi rumah seluas 42 meter bahkan sampai ke langit-langit rumah.

Pihak tim penyelamat menyebutkan bahwa kemungkinan anak pemilik rumah itu telah menderita gangguan kebiasaan menumpuk sampah yang biasa disebut hoarding disorder.

Apa sebenarnya hoarding disorder?

Melansir dari alodokter, hoarding disorder adalah perilaku gemar menimbun barang yang tidak berharga. Alasannya, karena menganggap barang tersebut akan berguna di kemudian hari, mengingatkan pada suatu peristiwa, atau merasa aman ketika dikelilingi barang-barang tersebut.

Menurut jurnal Dinamika Psikologis Wanita Dewasa Awal dengan Gangguan Compulsive Hoarding: Sebuah studi Kasus (2016) oleh Grace Natasya, hoarding disorder menyebabkan penderita memiliki keinginan yang kuat untuk menyimpan barang tersebut karena rasa cemas dan takut akan terjadi sesuatu yang buruk jika barang tersebut dibuang.

Sehingga penderita hoarding disorder biasanya menyimpan banyak benda mulai dari koran, majlaah, perlengkapan rumah tangga, pakaian kotor, dan barang-barang yang rusak dan tidak terpakai lainnya.

Apa penyebab hoarding disorder? 

Ilustrasi sampah (UNSPLASH/Jilbert Ebrahimi)

 

Sebenarnya tidak jelas apa yang menyebabkan hoarding disorder. Namun, ada sejumlah faktor yang menyebabkan seseorang bisa menderita hoarding disorder, di antaranya adalah:

  • Kebiasaan menyimpan barang yang sudah tidak terpakai karena menganggap barang-barang tersebut bisa dipakai kembali.
  • Pernah mengalami peristiwa tidak menyenangkan. Sebagian penderita sering menimbun barang bekas setelah ia mengalami kejadian traumatis seperti kematian orang yang dicintai, perceraian, penggusuran, atau kehilangan harta benda akibat kebakaran. Kondisi ini lalu memengaruhi penderita untuk menyimpan barang-barang yang sebenarnya sudah tidak terpakai.
  • Menderita gangguan mental. Kondisi ini bisa dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti mengalami kelainan pada fungsi otak, memiliki keluarga yang juga menderita hoarding disorder, mengalami cedera di kepala, hingga perkembangan psikologis yang bermasalah.
  • Memiliki sebuah kenangan yang sulit dilupakan. Seseorang yang memiliki kenangan atau peristiwa yang sulit dilupakan bisa meningkatkan risiko hoarding disorder. Biasanya penderita akan menimbun semua barang yang memiliki kenangan dan sudah tidak terpakai.

Gejala hoarding disorder

Gejala hoarding disorder biasanya muncul pertama kali saat remaja atau awal usia dewasa, sekitar usia 11-15 tahun. Dan kondisi mereka semakin memburuk seiring bertambahnya usia. Mereka biasanya menunjukkan beberapa tanda dan gejala sebagai berikut:

  • Sulit untuk membuang barang-barang yang tidak diperlukan
  • Menyimpan barang-barang yang tidak dibutuhkan secara berlebihan sampai tidak memiliki ruang lagi
  • Merasa cemas ketika hendak membuang barang yang tidak diperlukan
  • Sulit dalam mengambil keputusan
  • Mencari benda lain dari luar rumah agar bisa ditimbun
  • Merasa cemas atau tertekan saat benda miliknya disentuh orang lain
  • Menyimpan barang sampai menganggu fungsi ruangan di rumah
  • Melarang orang lain membersihkan rumahnya
  • Menjauhkan diri dari keluarga dan teman
  • Merasa aman ketika dikelilingi oleh barang-barang timbunannya

Pengobatan hoarding disorder

Ilustrasi anak mengidap depresi. (iStockphoto/Carolina Heza)

 

Penderita hoarding disorder biasanya tidak sadar kalau apa yang dialaminya adalah gangguan mental. Ini yang membuat pengobatan untuk penderita hoarding disorder sulit untuk dilakukan.

Jika tidak disembuhkan, penderita hoarding disorder dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya dan bisa menimbulkan permasalahan lain seperti risiko jatuh atau tertimpa benda-benda yang ditimbun, terjebak dalam ruangan yang sempit, terlibat konflik dengan keluarga atau orang sekitar, terisolasi dari lingkungan sekitar, gangguan kesehatan karena lingkungan tidak bersih, produktivitas kerja menurun, hingga kebakaran.

Walaupun sulit untuk disembuhkan, hoarding disorder dapat diatasi dengan melakukan psikoterapi dan pemberian obat-obatan. Pada saat psikoterapi, penderita akan dilatih untuk menahan keinginannya menimbun barang serta belajar membuang barang yang ditumpuk.

Kawula Muda, yuk mulai buang barang-barang yang tidak berguna agar tidak menjadi kebiasaan dan mengalami hoarding disorder.

Berita Lainnya