Heboh BTS Wamil, Ini Akibatnya Jika Mangkir!

Kawula Muda, jika mangkir maka akan jadi buronan.

BTS, boygroup K-Pop asal Korea Selatan. (TWITTER/BTS OFFICIAL)
Tue, 18 Oct 2022


BTS akhirnya mengumumkan kalau mereka akan segera menjalani wajib militer. Kim Seok Jin alias Jin menjadi member pertama BTS yang akan menjalani wamil.

Sama seperti warga negara Korea Selatan lainnya, para member boygroup K-Pop ini juga harus menjalani wajib militer alias wamil. Seperti yang ditetapkan oleh Pemerintah Korea Selatan, seluruh warga negara laki-laki yang telah berusia 18 sampai 28 tahun dan berbadan sehat harus mengikuti wamil sebagai bentuk bela negara.

Menurut aturan, pengabdian militer di angkatan darat akan berlangsung selama 21 bulan, 23 bulan di angkatan laut, dan 24 bulan di angkatan udara.

Apa jadinya kalau seseorang mangkir atau tidak menjalani wamil seperti yang ditetapkan? Menurut sejumlah sumber, apabila seseorang mangkir maka mereka akan mendapatkan sejumlah konsekuensi seperti tersingkir dari kehidupan sosial, mengalami hambatan dalam pekerjaan, hingga karier yang hancur.

Sebelumnya, BTS sempat dikabarkan akan mendapatkan pengecualian untuk tidak menjalani wajib militer. Salah satu alasannya karena grup yang beranggotakan RM, Jungkook, Jimin, Jin, V, Suga, dan J-Hope itu dinilai telah berkontribusi terhadap perekonomian Korea Selatan.

Namun, menurut pihak agensi, mereka tidak pernah berusaha untuk mangkir dengan mengajukan pengecualian. Karena apabila mereka kedapatan mengajukan agar BTS tidak menjalani wamil dan sengaja menghindari kewajiban tersebut tentu saja akan berakibat fatal dan menghancurkan karier BTS di industri musik.

Akibat mangkir wamil

Kasus mangkir wamil yang paling terkenal di Korea Selatan pernah dialami oleh penyanyi bernama Yoo Seung Joon alias Steve Yoo. Salah satu ikon pop terbesar Korea pada 1990-an itu dikenal sebagai draft dodger atau orang yang menghindari wamil.

Pada akhir 2001, penyanyi kelahiran Korea ini berangkat ke Los Angeles, Amerika Serikat, setelah ia berjanji kepada Administrasi Tenaga Kerja Militer bahwa ia akan kembali untuk memenuhi tugas militernya.

Namun, beberapa minggu kemudian dia justru berkunjung ke konsulat Korea Selatan di Los Angeles untuk melepas kewarganegaraan Korea Selatan dan menjadi warga negara Amerika Serikat.

Keputusan Steve Yoo itu tentu saja langsung memunculkan spekulasi bahwa dia sengaja melakukan hal tersebut untuk menghindari wamil. Akibatnya, Steve Yoo langsung dideportasi dan dilarang untuk kembali ke Korea Selatan.

Hingga saat ini, Steve Yoo masih dilarang memasuki Korea Selatan walaupun kasus tersebut telah berlangsung sejak lama dan dia sudah meminta maaf.

Pemerintah Korea Selatan sangat ketat dalam aturan wamil. Jika sudah berusia 28 tahun dan terus menerus tidak mendaftar wamil, maka siap-siap saja kalau orang tersebut akan menjadi buronan.

Karena dianggap telah melanggar hukum, maka akan ada surat penangkapan untuk mereka yang terus mengelak dari kewajiban wamil. Jika tertangkap harus menerima hukuman penjara. Namun, jika menyerahkan diri maka akan dikenakan denda, lalu bebas bersyarat, dan langsung mengikuti wamil.

Mereka yang bebas wamil 

Pemerintah Korea Selatan juga memiliki aturan lain untuk sejumlah orang yang dinilai bisa tidak menjalani wamil. Misalnya, orang tersebut merupakan anak tunggal di keluarganya dan menjadi tulang punggung keluarga, memiliki penyakit sedang hingga berat.

Namun, buat orang-orang yang dikecualikan tersebut tetapi ingin tetap wamil, bisa diberikan keringanan dengan menyelesaikan dinas militer melalui tugas non-aktif seperti melakukan pekerjaan sosial atau layanan lain untuk pemerintah.

Program alternatif juga berlaku untuk atlet dan artis yang memiliki prestasi luar biasa seperti memenangi penghargaan internasional atau kontes nasional yang ditentukan, seperti atlet yang menang di Olimpiade atau Asian Games.

Pemerintah Korea Selatan juga pernah memberikan pengecualian kepada para atlet ketika negara tersebut menjadi tuan rumah Piala Dunia 2002 dan berhasil mencapai semifinal.

Prestasi tersebut memungkinkan mereka untuk menggantikan tugas sebagai personel militer tempur atau non-tempur dengan pekerjaan di bidangnya masing-masing selama dua tahun.

Salah satu yang disetujui untuk tidak melakukan wajib militer seperti ‘biasa’ adalah para penganut saksi Yehuwa di Korea Selatan. Melansir dari bbc.com, menurut skema baru mereka yang keberatan ikut wajib militer atas dasar agama atau alasan pribadi tidak akan dihukum dan dipenjara.

Kelompok Saksi Yehuwa di Korea Selatan secara historis menolak wajib militer atas dasar moral dan agama. Mereka memilih untuk menerima hukuman penjara selama 18 bulan atau lebih. Hampir 20.000 anggota gereja dilaporkan telah dipenjara sejak 1950.

Namun, keputusan Mahkamah Agung pada 2018 mengakui perlunya bentuk pengabdian alternaif yang tidak melibatkan penggunaan senjata api atau senjata lain bagi mereka yang menolak wajib militer atas dasar keyakinan atau hati nurani, disebut conscientious objector.

Setelah itu, dakwaan terhadap ratusan pria di mana kebanyakan adalah penganut Saksi Yehuwa yang menolak wajib militer, dibatalkan. Menurut kelompok hak asasi manusia mengatakan para conscientious objector yang menjalani hukuman penjara kerap menghadapi stigma sosial dan kesulitan mendapatkan pekerjaan setelah hukuman penjara.

Sebagai gantinya, kini para penganut Saksi Yehuwa bekerja sebagai administrator dari warga sipil di penjara, bukan sebagai narapidana. Mereka akan bekerja di sana selama tiga tahun, lebih lama dari masa wamil biasanya.

Berita Lainnya