Tak Tahan Kritikan Fans, Charli XCX Putuskan Istirahat dari Media Sosial

Kawula Muda, diduga para penggemar kecewa dengan lagu-lagu baru Charli XCX dari album “Crash”!

Penyanyi Inggris, Charli XCX. (TWITTER)
Mon, 14 Feb 2022

Charli XCX berencana merilis album kelimanya, “Crash”, pada 18 Maret 2022. Bintang dance pop asal Inggris itu telah mengawali album barunya dengan merilis tiga lagu pertama yaitu Good Ones, New Shapes bersama Christine and the Queend dan Caroline Polachek, serta yang paling baru adalah Beg For You hasil kolaborasinya dengan Rina Sawayama.

Namun menjelang perilisan album barunya, artis berusia 29 tahun itu justru dihadapkan pada sejumlah kritikan pedas, yang mendorongnya beristirahat dari media sosial. Melalui Twitter, Charli mengumumkan rehat dari media sosial demi kesehatan mentalnya, karena merasa tidak tahan dengan kritik yang diterimanya.

"Aku perhatikan akhir-akhir ini beberapa orang sepertinya marah kepadaku karena pilihan lagu yang aku pilih untuk dirilis, karena caraku ketika meluncurkan kampanyeku, karena hal-hal yang perlu aku lakukan untuk mendanai tur terhebatku, karena hal-hal yang aku katakan, dan sebagainya,” kata Charli melalui Twitter pada Kamis (10/02/2022).

“Aku sudah berkutat cukup banyak dengan kesehatan mentalku selama beberapa bulan terakhir dan jelas itu membuatku sulit menangani hal negatif dan kritik.”

“Untuk sementara waktu, aku memutuskan untuk membuat tweet secara jarak jauh. Ketika aku butuh mengatakan sesuatu, aku akan minta tolong orang lain untuk mengunggahnya. Hanya untuk sementara, karena aku sudah tidak tahan lagi sekarang,” lanjutnya.

Meski mengambil jeda dari media sosial, Charli menegaskan dirinya tidak akan beristirahat dari karier bermusiknya. Ia menjanjikan akan ada banyak “hal gila” yang akan datang.

Tidak jelas apa hal utama yang membuat Charli mundur. Melihat komentar-komentar miring di internet, diduga para penggemar kecewa dengan lagu-lagu baru Charli dari album “Crash” yang dinilai sudah tidak sesuai dengan visi misinya sebagai seorang artis.

Selama beberapa waktu terakhir, Charli secara terbuka mengkampanyekan sistem kerja seorang bintang pop yang berada di bawah naungan label besar. Dalam sistem tersebut, biasanya pihak label akan ikut campur untuk menentukan musik seperti apa yang harus diproduksi dan dirilis oleh seorang artis untuk kepentingan komersial, meskipun musik tersebut tidak sesuai gaya atau karakteristik sang artis.

Bukannya menolak atau keberatan, Charli justru mengatakan bahwa dirinya menikmati sistem seperti itu. Bahkan, ia menyebut sistem tersebut sebagai seni.

“Menurutku, album ‘Crash’ tidak akan benar-benar menjadi representasi sebenarnya tentang bagaimana rasanya menjadi artis pop wanita yang menandatangani kontrak dengan Atlantic Records tanpa melakukan interpolasi. Jadi aku melakukan hal (interpolasi) itu,” kata pelantun Fancy itu.

Menanggapi hal ini, para penggemar meluapkan kekecewaan mereka di media sosial. Mereka menganggap Charli lebih mementingkan keuntungan komersial daripada seni. Beberapa juga menganggapnya sebagai artis yang telah “menjual jiwanya” untuk label.

“Dia sama sekali tak setia pada visi dan seninya,” tulis seorang pengguna Twitter.

“Dia membuat mid song karena label menyuruhnya. Tak apa, kejar saja uangnya, tapi jangan bertingkah seolah-olah dia jenius karena telah merilis sampah radio umum,” kata yang lain.

“Menjual jiwamu kepada label seharusnya bisa dilakukan dengan pertimbangan yang lebih cermat,” timpal pengguna lain.

Charli XCX, penyanyi Inggris. (TWITTER/CHARLI XCX))

 

Alih-alih mendengarkan masukan dari fans, Charli memilih membela diri dengan mengatakan bahwa apa yang dia lakukan merupakan bagian dari karya seni.

“Orang-orang marah karena aku sedang menguii coba sistem label besar sebagai karya seni sambil tetap menciptakan bop. Jujur, aku menyukai itu,” Charli membela diri.

Tak pelak, pernyataan itu semakin membuat penggemar marah. Kritikan semakin memanas setelah Charli mengumumkan akan tampil di Afterparty, sebuah festial seni dan musik berbasis NFT pertama di dunia yang akan berlangsung di Las Vegas Amerika Serikat.

Menurut laporan The Fader, fans keberatan karena festival itu mengharuskan semua pesertanya memiliki salah satu dari 1.500 NFT “Utopian”. Selain Charli, festival itu juga akan menyajikan penampilan dari sejumlah artis lain termasuk The Chainsmokers dan The Kid LAROI.

Berita Lainnya