Jual Narkoba karena Upah Kecil, Berapa Gaji Guru Honorer?

Gaji yang kecil menyebabkan kasus 'guru honorer menjadi penjual narkoba' sejak bertahun-tahun lalu, Kawula Muda!

Ilustrasi guru honorer. (Edukasi.id)
Mon, 08 Aug 2022


Di media sosial dan media, beredar pemberitaan seorang mantan guru honorer berinisial HA (34) yang menjual narkoba karena masalah ekonomi. Disebutkan, gajinya sebagai guru honorer tidak mencukupi pengeluaran hidup sehari-hari walau telah hidup seirit mungkin. 

Ilustrasi uang (UNSPLASH/Markus Spiske)

 

Memangnya, berapa besaran gaji guru honorer di Indonesia?

Mengingat guru honorer dapat diartikan sebagai pegawai tidak tetap, umumnya nominal guru honorer lebih rendah bila dibandingkan dengan pegawai tetap alias PNS. Adapun upah guru honorer umumnya disebut ‘honorarium  atau honor’.

Mengutip CNBC, berikut perkiraan honor guru honorer yang berprofesi sebagai guru honorer SD!

Rp 300.000 hingga Rp 1.000.000 per bulan untuk guru SD honorer secara umum.

Rp 1.500.000 hingga Rp 2.000.000 per bulan untuk guru SD honorer di kota besar.

Sekitar Rp 300.000 per bulan untuk guru SD honorer di daerah anggaran terbatas.

Sementara itu, Suara menulis bahwa gaji guru honorer dapat mencapai Rp 4.000.000 di wilayah daerah pendapatan tinggi, misalnya saja Jakarta.

Namun, di wilayah yang berpendapatan rendah, gaji guru honorer hanya sekitar Rp 500.000 atau bahkan lebih rendah. 

Untuk menanggapi banyaknya masalah kesenjangan akibat perbedaan status honorer dan PNS, pemerintah sebenarnya telah turun tangan. Peraturan Pemerintah (PP) 49 Tahun 2018 telah mengatur bahwa mulai 2023, diharapkan sudah tidak ada lagi tenaga honorer di lingkungan pemerintah. 

Dari berbagai ranah pemerintah, salah satu golongan yang diprioritaskan perubahan statusnya yakni guru. Karena itu, apabila memenuhi syarat, diharapkan para guru honorer dapat diangkat menjadi PNS dan memiliki perekonomian yang lebih layak. 

Sebagai informasi, ini bukan pertama kalinya seorang guru mengedarkan narkoba dengan alasan biaya. Pada Juni 2020 lalu misalnya, guru asal Jeneponto juga mengedarkan sabu dengan alasan keterbatasan ekonomi. 

Berita Lainnya