Luhut Perkirakan Puncak Gelombang Omicron Terjadi Awal Februari

Kalau memang memungkinkan, kurangi mobilitas kamu ya, Kawula Muda!

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. (INSTAGRAM/LUHUT.PANDJAITAN)
Tue, 18 Jan 2022

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, memperkirakan puncak gelombang virus Omicron di Indonesia akan berlangsung di awal Februari. 

"Untuk kasus Indonesia, kita perkirakan puncak gelombang karena Omicron akan terjadi pada awal Februari," kata Luhut pada Selasa (11/1/2022), dikutip dari Antara.

Perkiraan tersebut berdasarkan hasil pengamatan di beberapa negara. Gelombang vrus Omicron mayoritas mencapai puncaknya dalam 40 hari. Interval tersebut lebih singkat jika dibandingkan dengan varian Delta. 

Salah satu penyebabnya adalah varian Omicron memiliki gejala yang lebih ringan jika dibandingkan dengan Delta. Karena itulah, pemerintah menyiapkan strategi yang berbeda ketika memerangi varian Delta. 

Berdasarkan data terbaru, Omicron telah teridentifikasi di 150 negara. Dikarenakan masa transmisinya yang sangat cepat, Omicron menimbulkan gelombang baru yang lebih tinggi bila dibandingkan varian sebelumnya. Walaupun begitu, Luhut mengingatkan masyarakat untuk tidak panik.

“Namun kita tidak perlu panik, tetapi kita tetap waspada. Karena pengalaman kita menghadapi Delta varian kemarin,” tuturnya. 

Ia menegaskan Indonesia sudah jauh lebih siap menghadapi gelombang baru. Kesiapan yang dimaksud adalah tingkat vaksinasi, kapasitas pengetesan serta pelacakan yang jauh lebih tinggi. Selain itu, sistem kesehatan seperti obat-obatan, tempat tidur rumah sakit, tenaga kesehatan, oksigen, serta fasilitas isolasi juga telah dipersiapkan untuk menghadapi Omicron. 

Dengan berbagai kesiapan tersebut, Luhut optimis kasus Indonesia dapat lebih rendah dibandingkan negara lain.

“Namun, syaratnya kita semua harus disiplin. Saya ulangi, kita semua harus disiplin, dan kita semua harus kompas. Keberhasilan kita mengendalikan varian Omicron tidak mungkin dapat dicapai tanpa kerja sama semua pihak, terutama dalam menjalankan protokol kesehatan,” tambahnya. 

Berita Lainnya