Pentingnya Social Distancing untuk Mencegah Penyebaran Covid-19

Hai Kawula Muda, hindari kerumunan kalau kalian tak mau tertular virus corona.

Social distancing penting untuk mencegah penyebaran Covid-19. (FREEPIK)
Fri, 20 Nov 2020

Sejak awal merebaknya virus corona, anjuran protokol kesehatan yang terus diserukan di antaranya adalah social distancing alias jaga jarak sosial.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, social distancing adalah menjaga jarak setidaknya dua meter dari orang lain dan menghindari kerumunan untuk mencegah penularan penyakit.

Menurut laman resmi Health.gov.au, social distancing dapat memperlambat penularan penyakit seperti Covid-19. Hal itu karena infeksi virus corona jenis baru SARS-CoV-2 rentan menyebar dari orang ke orang lewat kontak langsung dari jarak dekat dengan penderita yang terinfeksi.

Ditambah lagi, beberapa orang yang terinfeski positif Covid-19 sering tidak menunjukkan gejala seperti demam, batuk, dan sesak napas.  Sementara itu, cipratan droplet dari orang yang terinfeksi dapat menempel di permukaan benda di sekitarnya.

Studi baru social distancing 

Sebuah penelitian baru dari Rumah Sakit Anak Boston menunjukkan bahwa social distancing terbukti bermanfaat mencegah penyebaran virus, baik itu virus corona ataupun virus flu pada anak-anak.

“Setiap orang tua tahu bahwa manfaat interaksi sosial masa kanak-kanak datang dengan risiko penyakit menular,” tutur penulis studi, dr Louis Vernacchio, dokter anak di Longwood Pediatrics dan peneliti di Boston’s Children’s.

Ia juga mengatakan, studi dilakukan untuk melihat apakah jarak sosial dan perilaku pengendalian infeksi lainya, seperti mencuci tangan, akan mengurangi infeksi umum pada anak-anak.

Ilustrasi social distancing juga diterapkan pada anak-anak. (FREEPIK)

 

Membandingkan 12 penyakit anak

Penelitian dilakukan pada lebih dari 375.000 anak-anak yang terlihat di 80 praktik medis pediatrik yang bekerja sama dengan Boston’s Children’s pada 2019 dan 2020.

Mereka mencari jumlah kasus dari 12 infeksi umum pada masa kanak-kanak, yakni otitis media akut (infeksi telinga), bronkiolitis, pilek, croup, gastroenteritis, influenza, faringitis non streptokokus, pneumonia, sinusitis, infeksi kulit dan jaringan lunak, faringitis strepkokus, dan infeksi saluran kemih (ISK).

Penelitian mereka membandingkan tingkat infeksi selama 18 minggu pertama setiap tahun. Tim secara khusus fokus pada jumlah infeksi setelah rekomendasi jarak sosial diumumkan pada pertengahan hingga akhir Maret 2020.

Tiga infeksi hampir hilang

“Dengan jarak sosial, semua penyakit menunjukkan penurunan pada 2020 dibandingkan dengan 2019,” ujar penulis studi dan dokter anak, dr Jonathan Hatoun, dari Pusat Perawatan Primer Rumah Sakit Anak.

Penurunan infeksi terbesar ditemukan pada penyakit pernafasan, flu (99,5 persen), croup (96,5 persen), dan bronchiolitis (92,9 persen). Penurunan terkecil terjadi pada infeksi kulit dan jaringan lunak serta ISK (masing-masing 35 persen).

Jarak sosial adalah kuncinya

Masuk akal jika social distancing pada 2020 menurunkan jumlah penyakit menular pada anak.

“Kami terkejut, bagaimanapun, sejauh mana penyakit ini dapat diperlambat atau hampir dihilangkan, ketika anak-anak tidak berdekatan,” kata dr Hatoun.

Para peneliti tahu bahwa jarak sosial menjelaskan penurunan jumlah kasus pernapasan, salah satu indikasinya adalah jumlah anak yang pergi ke dokter selama pandemi jadi menurun. 

Nah, kalau yang masih anak-anak saja bisa disiplin melakukan protokol kesehatan, memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, harusnya orang dewasa tidak sulit untuk melakukannya.

Hindari kerumunan. Jika terpaksa harus berada di kerumunan, jangan lupa terapkan jaga jarak. Peduli kesehatan dimulai dari diri sendiri.

Grafis tentang pentingnya social distancing. (AUSTRALIA GOVERMENT)

 

Berita Lainnya