Wanita Afghanistan Protes Kebijakan Wajib Pakai Burqa

Kebijakannya juga banyak dikecam oleh berbagai pihak, Kawula Muda!

Wanita Afghanistan kini diwajibkan mengenakan burqa ketika keluar dari rumah (REUTERS/Mohammad Ismail)
Wed, 11 May 2022


Sekitar selusin wanita Afghanistan melakukan protes terkait kebijakan Taliban yang mewajibkan mereka menggunakan burqa di luar rumah.

Sebagai informasi, burqa adalah pakaian yang menutupi seluruh tubuh wanita, mulai dari kepala hingga ujung kaki. Para demonstran pun menganggap hal tersebut merampas kebebasan dan hak asasi mereka. 

Wanita Afghanistan dengan burqa mengikuti seorang anak laki-laki yang tengah mendorong stok makanan di Kabul (REUTERS/Peter Andrews)

 

“Kami ingin hidup sebagai manusia, bukan sebagai hewan yang ditawan di sudut rumah," tutur salah satu pengunjuk rasa seperti dikutip dari AFP, Rabu (11/05/2022). Para demonstran turut menyuarakan bahwa ‘Burqa bukanlah hijab’.

Aturan baru tersebut dikeluarkan pada Sabtu (07/05/2022) lalu. Apabila ditemukan ada wanita yang tidak mengenakan burqa, maka laki-laki yang merupakan kepala keluarga wanita tersebut akan dipenjara. Selain itu, ada pula ancaman pemecatan apabila wanita yang tengah bekerja tidak mengenakan burqa. 

Sebenarnya, burqa bukanlah hal yang asing untuk wanita Muslim Afghanistan. Hal itu dikarenakan sebelum Taliban datang pun, burqa telah menjadi salah satu atribut umum bagi para wanita. Namun, saat itu pemerintah tidak diwajibkan selama para wanita telah mengenakan hijab. 

Sebelum dikeluarkan aturan mengenai burqa, Taliban juga kerap kali mengeluarkan aturan yang seakan memperkecil ruang gerak wanita di Afghanistan. Misalnya saja larangan untuk bekerja di beberapa sektor, pembatasan sekolah dan ilmu untuk wanita, hingga pembatasan jarak bepergian. 

Kini, Afghanistan menjadi satu-satunya negara di dunia yang memaksa para wanita untuk menutup diri sepenuhnya. 

Hal tersebut pun turut menjadi sorotan berbagai negara. Sebut saja Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres yang mengatakan bahwa ia khawatir. Selain itu, Uni Eropa juga menyatakan rasa prihatin dan khawatir. 

Adapun sebelumnya PBB dan para pembela hak-hak perempuan juga telah mengecam kebijakan Taliban tersebut. Aturan itu dianggap merupakan pengkhianatan terhadap janji Taliban untuk menghormati kesetaraan gender di Afghanistan. 

Berita Lainnya