Soekarno Pernah Tolak Israel hingga Indonesia Gagal ke Piala Dunia 1958

Menurut lo gimana, Kawula Muda?

Foto Timnas Indonesia pada 1953 (DOK.DE NIEUWSGIER)
Thu, 06 Apr 2023

Sejarah mencatat bahwa pada tahun 1957, Indonesia memiliki kesempatan untuk tampil di Piala Dunia 1958 FIFA di Swedia. Namun, kegagalan datang kepada timnas Indonesia karena keputusan Presiden Soekarno yang menolak bermain melawan tim nasional (timnas) Israel.

Sekitar 66 tahun yang lalu, skuad Garuda memang lolos ke babak kedua kualifikasi Piala Dunia 1958. Hal itu berkat kemenangan ketika mengalahkan Republik Rakyat Tiongkok di Sub-Group 1 zona Asia/Afrika. 

Presiden Soekarno (WIKIPEDIA)

 

Keberhasilan itu membuat Indonesia menjadi salah satu tim terbaik di Asia, dan membuka peluang untuk tampil di Piala Dunia. Namun, perlu diingat bahwa pada saat itu, hubungan antara Indonesia dan Israel sedang tegang karena masalah Palestina. 

Sayangnya, Indonesia bergabung dengan grup Sudan, Mesir, dan Israel pada putaran kedua. Presiden Soekarno yang merupakan salah satu pendukung utama kemerdekaan Palestina, memutuskan untuk menolak undangan bermain melawan Israel demi menghormati Palestina. 

Pada awalnya, Israel sempat memberikan proposal agar leg pertama diadakan di Tel Aviv (Israel) pada 31 Juli dan leg kedua di Jakarta (Indonesia) pada 18 Agustus. Akan tetapi, keputusan tersebut tidak digubris oleh pemerintah Indonesia.

Alasan politik masih menjadi dasar penolakan Presiden Soekarno tersebut. RI menganggap apabila menerima tawaran Israel, maka dapat menyebabkan hilangnya dukungan dari 14 negara Arab dalam perjuangan Indonesia merebut Papua Barat pada Sidang Umum PBB 1957. 

Keputusan tersebut pun memicu reaksi keras dari FIFA, yang meminta Indonesia untuk mengikuti aturan main.

Di sisi lain, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) memiliki sikap yang berbeda dengan Presiden Soekarno. Di rapat kongres padang di Padang, PSSI mengajukan permintaan kepada pemerintah untuk meninjau kembali penolakan terhadap laga melawan Israel. 

PSSI pun juga berupaya membawa permasalahan ini ke dalam kongres FIFA di Stockholm. Mereka mengajukan proposal kepada FIFA dan pemerintah Indonesia agar kedua pertandingan tersebut dilangsungkan di wilayah netral. 

PSSI pada era 1950-an (ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA)

  

Mereka berpendapat bahwa penolakan Presiden Soekarno malah memunculkan ketidakpuasan masyarakat Indonesia kepada pemerintah sehingga menimbulkan bahaya yang lebih besar dari pada hilangnya dukungan 14 negara Arab. Di samping itu, ini adalah kesempatan emas bagi dunia sepak bola Indonesia.

PSSI pun mulai meluncurkan upayanya. Mereka mengirimkan surat kepada FIFA maupun federasi sepakbola Israel (IFA), mengenai rencana pelaksanaan piala dunia di negara netral tersebut. FIFA pun menjawab mereka tidak keberatan dengan proposal yang diberikan. Namun, mereka memberikan tenggat waktu hingga 20 September 1957 untuk mendapat kesepakatan dengan IFA. 

Untuk melancarkan perjuangan timnas Indonesia di gelaran dunia tersebut, FIFA mengajukan berbagai ‘keuntungan’ yang didapat oleh Israel. Pertama, Israel dapat memilih dua negara netral untuk pertandingan. Kedua, PSSI yang akan membayar seluruh biaya yang diperlukan oleh timnas Israel. Ketiga, juru wasit akan berasal dari Italia dan hakim garis akan berasal dari hakim garis lokal yang sesuai standar FIFA. 

Namun, IFA tidak menyetujui hal tersebut. Mereka bersikukuh agar gelaran pertama berlangsung di negara mereka. Namun, gelaran kedua dapat dilakukan di tempat netral. Sikap itulah yang menjadi jalan buntu untuk PSSI sehingga tidak mencapai kesepakatan dalam batas waktu FIFA. 

Karena itu, FIFA secara resmi mencoret nama Indonesia dari kualifikasi Piala Dunia dan dianggap mengundurkan diri. Alasan pengunduran diri tersebut adalah alasan politik.

Timnas Israel pada tahun 1956 (WIKIPEDIA)

 

Atas keputusan tersebut, Indonesia mendapat sanksi denda 5.000 Franc karena mengundurkan diri ketika pertandingan kualifikasi Piala Dunia sudah dimulai. Hal ini sesuai dengan peraturan FIFA saat itu. 

Israel berhasil lolos ke Piala Dunia 1958 karena selain Indonesia, negara-negara yang seharusnya melawan Israel di fase tersebut juga mengundurkan diri. Mereka pun lolos tanpa pernah menginjak rumput lapangan, Kawula Muda. 

Akan tetapi, FIFA tidak dapat menerima kemenangan ‘instan’ tersebut. Mereka pun memilih satu timnas negara di Zona Eropa yang tidak lolos fase kualifikasi tetapi memiliki nilai tertinggi. 

Kala itu, negara yang mendapat kesempatan emas tersebut adalah timnas Wales. Israel pun harus bertanding dengan Wales untuk menduduki tempat di Piala Dunia 1958 Swedia. Hasilnya, Israel kalah dengan skor 0-2 melawan Wales. Tim tersebut pun gagal masuk ke Piala Dunia 1958. 

Berita Lainnya