4 Gangguan Jiwa yang Bisa Dimiliki Pelaku Selingkuh dan KDRT

Tapi walau bagaimanapun selingkuh dan KDRT tetap salah ya ")

Ilustrasi perselingkuhan (Freepik)
Tue, 04 Oct 2022


Selingkuh dan Kasus Kekerasan Rumah Tangga (KDRT) belakangan ini ramai dibicarakan. Banyaknya kasus publik figure yang melakukan hal tersebut kerap memunculkan pertanyaan di benak warganet. 

Mengapa ia selingkuh? Kok bisa dia KDRT? Mungkin pertanyaan-pertanyaan tersebut juga muncul di benak lo. 

Kerap kali, selingkuh dikaitkan dengan rasa tidak puas akan pasangan. Di sisi lain, KDRT kerap dikaitkan dengan rasa kuasa laki-laki yang merasa boleh melakukan kekerasan kepada perempuan.

Psikiater Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Suryo Dharmono, mengatakan minimal terdapat dua korban KDRT yang datang ke rumah sakit setiap harinya. Selain faktor pengalaman, kerap kali pelaku juga memiliki kelainan jiwa. 

“Dalam sehari, minimal ada dua kasus visum karena KDRT atau sebulan ada 60 kasus. Faktor kelainan jiwa didukung kultur kekerasan pelaku akan menjadi pemicu pelaku melakukan kekerasan,” kata dia. 

Tanpa membenarkan selingkuh dan KDRT tersebut, seseorang memang dapat berselingkuh dan melakukan KDRT akibat memiliki gangguan kepribadian. Berikut beberapa kemungkinannya!

Gangguan Kepribadian Ambang (Borderline Personality Disorder)

Ilustrasi kekerasan dalam hubungan (iSTOCK)

 

Pasien gangguan kepribadian ambang atau Borderline Personality Disorder (BPD) cenderung tidak stabil dalam menjalin hubungan dekat dengan orang lain. 

“Orang dengan BPD itu punya ciri emosi yang tidak stabil. Ia juga tidak bisa diabaikan oleh pasangan atau orang sekitarnya, karena kebutuhan akan afeksi atau diperhatikannya itu besar,” tutur psikolog Ikhsan Bella Persada, mengutip Klikdokter.

Hal itulah yang menyebabkan apabila seorang pasien BPD tidak mendapat kasih sayang dari kekasihnya, maka ia akan langsung mencari orang lain (selingkuh). 

Pada tingkat yang lebih parah, pasien juga dapat melakukan kekerasan secara emosional maupun seksual kepada pasangannya (KDRT).  

"Soal itu, bisa saja iya. Karena ciri tidak bisa mengontrol diri atau selalu merasa kebutuhannya harus dipenuhi, itu bisa masuk ke gejala borderline personality disorder," tambah Ikhsan. 

Kepribadian penderita BPD pun dapat berubah-ubah dengan cepat. Begitu pula dengan mood yang dirasakan. Ia dapat secara tiba-tiba merasa sedih, marah, hingga cemas dalam hitungan menit. 

Gangguan Kepribadian Narsistik (Narcissistic Personality Disorder)

Pasien gangguan kepribadian ini juga rentan melakukan perselingkuhan. Hal itu dikarenakan ia kerap merasa ada yang kurang dalam hubungannya. Karena itu, ia dapat mencari orang lain untuk mengisi kekosongan tersebut. 

Adapun pasien gangguan NPD biasanya membutuhkan banyak perhatian. Ia juga suka bertindak untuk kepentingan sendiri dan mengesampingkan orang lain. 

“Mereka biasanya membuat situasi seperti mereka membutuhkan rumah yang nyaman dan aman untuk pulang dengan adanya pasangan. Tetapi mereka kemudian bertingkah seperti remaja yang ingin bebas melakukan apa pun tanpa merasa diatur oleh pasangan, ketimbang menjadi single dan hidup sesuai dengan nilai hidup mereka,” ujar Tammy Nelson, seorang Psikoterapi dan Konsultan, seperti dikutip dari Insider.com.

Gangguan Kepribadian Historik (Histrionic Personality Disorder)

Ilustrasi kekerasan dalam hubungan (iSTOCK)

 

Memiliki ciri serupa dengan kepribadian narsistik, pasien Histrionic Personality Disorder (HPD) juga senang menjadi pusat perhatian. Karena itulah, mereka kerap melakukan suatu hal dramatis agar disorot orang lain. 

Pasien HPD pun suka menggoda orang lain secara seksual. Namun, mereka juga tidak mampu untuk berhubungan secara serius dan berjangka panjang dengan orang lain. 

Hal tersebut pun ditemukan pada studi yang diterbitkan oleh Journal of Sex and Marital Therapy. Dalam studi tersebut, penderita HPD memiliki kepuasan pernikahan yang rendah. Namun, mereka memiliki pencapaian suara yang besar. 

Skizofrenia

Gangguan jiwa skizofrenia juga menjadi salah satu penyakit yang kerap ditemui di pelaku KDRT. hal itu mengingat para pasien kerap mengalami ledakan emosional secara tiba-tiba. 

”Skizofrenia tampak dari sering berhalusinasi. Sadisme seksual tampak dari kekerasan saat aktivitas seksual. Gangguan kepribadian dari sikap paranoid, kecurigaan berlebih, dan mudah tersinggung. Ledakan emosional tampak saat orang menyerang secara fisik dan verbal tiba-tiba, namun sesaat kemudian merasa bersalah,” kata Evalina Asnawi, dosen ilmu kedokteran jiwa Universitas Kristen Krida Wacana. 

Ia pun mencontohkan seseorang yang kerap menggigit pasangan saat marah. Pasien kerap menganggap hal tersebut untuk membuat sang pasangan terluka karena membuatnya emosi. 

Itu dia beberapa penyakit kelainan jiwa hingga gangguan kepribadian yang biasa dimiliki oleh pelaku selingkuh dan KDRT. Semoga mereka juga dapat diberi konseling yang mendalam agar tidak melakukannya lagi ya, Kawula Muda!

Berita Lainnya