Indonesia Terancam Resesi Seks, Banyak Pasangan Ogah Punya Anak

Baik wanita dan pria punya alasan masing-masing buat enggak punya anak.

Ilustrasi pacaran (Freepik)
Fri, 09 Dec 2022


Resesi seks masih jadi perbincangan di beberapa negara lantaran imbas dari krisis populasi., Kawula Muda. Masyarakat tidak ingin melakukan hubungan seks, menikah atau memiliki anak.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mengatakan ada sejumlah kota/kabupaten di Indonesia yang mencatat zero growth atau nihil kelahiran baru.

Masyarakat Indonesia sendiri banyak yang menunda memiliki anak dan menikah, menurut Hasto. Para wanita lebih mementingkan kesejahteraan dan kualitas hidup bersama pasangannya.

"Kalau wanita misalnya, enggak apa-apa aku nikah tua, enggak apa-apa misal aku enggak punya anak karena yang penting terayomi dengan suami," kata Hasto, melansir dari Detik, Jumat (09/12/2022).

Ilustrasi pasangan (UNSPLASH)

Untuk pria, memilih tidak memiliki anak karena biasanya hanya mementingkan kebutuhan menyalurkan gairah seksual dalam hubungan pernikahan.

"Bisa saja terjadi minus growth atau zero growth. Sekarang ini kan beberapa daerah sudah minus growth, zero growth seperti beberapa kabupaten di Jawa Timur, Jawa Tengah minus growth jumlah anaknya sedikit," jelasnya, dalam laman CNN Indonesia.

Di Indonesia, hal yang paling penting terlihat jelas adalah meningkatnya usia pasangan untuk menikah. Sementara itu, pada usia melakukan hubungan seksual pertama kali (sexual intercourse) dari yang semula dilakukan pada usia 16-17 tahun, kini maju menjadi 15 tahun.

"Sekarang bergeser ke-15 tahun kalau diukur dari median grafik. Tapi pernikahan mundur karena orang semakin mementingkan studi atau karier. Memang Indonesia masih mayoritas nikah itu untuk prokreasi atau mendapat keturunan."

Untuk mencegah adanya resesi seks, Hasto mengaku BKKBN sedang menjalankan program fasilitas yang dapat membantu ibu untuk hamil seperti program Keluarga Berencana (KB).

Berita Lainnya