Peneliti Ungkap Orang yang Belum Divaksin Miliki Skor Pencegahan Covid-19 Rendah

Sudah vaksin ataupun belum, tetap jaga prokes ya, Kawula Muda!

Ilustrasi vaksin. (PEXELS)
Tue, 16 Nov 2021

Hasil penelitian Health Collaborative Center (HCC) menemukan orang yang belum divaksin memiliki skor Covid-19 Prevention Behavior Index (CPBI) lebih rendah dibanding orang yang telah divaksin.  

Dikutip dari Beritasatu.com, temuan tersebut disampaikan dokter Ray Wagiu Basrowi, peneliti utama sekaligus founder HCC bersama tim peneliti dr Levina Chandra Khoe lewat keterangan pers secara daring, Senin (15/11/2021).

“Artinya, responden yang belum divaksin adalah mereka yang perilaku pencegahannya jelek. Interpretasi analisis kami menunjukkan bahwa mereka yang belum vaksin justru berpotensi untuk tidak taat prosedur kesehatan (prokes), cenderung mengabaikan pembatasan berjarak, lebih malas untuk tidak menggunakan masker dan cuci tangan, serta cenderung tidak khawatir dengan penyakit Covid-19,” kata Ray.

Ilustrasi memakai masker. (PIXABAY)

 

Responden survei tersebut melibatkan 1.880 orang dewasa dari 24 provinsi. Dari jumlah tersebut, 65 persen responden telah divaksin, 21 persen pernah terinfeksi Covid-19, 30 persen memiliki keluarga yang pernah terinfeksi Covid-19, dan 45 persen pernah memiliki kontak erat dengan penderita Covid-19. Sementara itu, data tersebut diambil sejak Agustus hingga Oktober 2021. 

Penelitian tersebut bertujuan untuk mencari skor CPBI orang Indonesia terkait perilaku kesehatan serta pencegahan Covid-19 selama pandemi. Semakin tinggi skor CPBI menandakan seseorang lebih banyak melakukan tindakan pencegahan penularan Covid-19.

Hasil penelitian juga mendapati responden dengan pengalaman terinfeksi Covid-19 memiliki skor CPBI yang secara signifikan lebih tinggi bila dibandingkan responden tanpa pengalaman tertular Covid-19. 

“Artinya adalah pengalaman sebagai penyintas Covid-19 atau pernah kontak erat atau pengalaman menyaksikan anggota keluarga pernah menderita Covid-19 menjadikan responden lebih baik dan ketat dalam melakukan perilaku pencegahan Covid-19. Dari interpretasi analisis ini, kami menyimpulkan bahwa para penyintas atau orang yang pernah pengalaman kontak erat dan keluarganya pernah Covid-19, mereka kemudian akan lebih taat prokes.” ujarnya. 

Berita Lainnya