Peran Penting Radio dalam Kemerdekaan Indonesia, Tempat Berkumandangnya Teks Proklamasi

Radio penting banget loh, Kawula Muda!

Ilustrasi radio (UNSPLASH/DAVE WEATHERALL)
Wed, 17 Aug 2022

Pada saat penyebaran informasi masih sulit dilakukan akibat belum tersedianya layanan internet, radio tentu memiliki peranan penting.

Peranan tersebut pun rupanya turut berpengaruh besar pada proses krusial menjelang kemerdekaan Indonesia. 

Ilustrasi radio (UNSPLASH/MEHMET TURGUT KIRKGOZ)

 

Saat kalahnya Jepang dari sekutu, sebenarnya Jepang telah kehilangan kekuasaannya di negara jajahannya, termasuk Indonesia. Namun, Jepang rupanya berusaha meredam penyebaran berita kekalahan tersebut. 

Saat itu, media informasi yang paling efektif untuk menyebarkan informasi secara luas adalah radio. Namun, Jepang telah melakukan sensor terhadap radio nasional Indonesia saat itu. 

Rosihan Anwar dalam bukunya, Sutan Sjahrir: Negarawan Humanis, Demokrat Sejati yang Mendahului Zamannya, menulis bahwa Jepang telah memusatkan komando radio di bawah pengawasan Nippon Hoso Kyokai (NIK). Siaran mengenai perang dan luar negeri pun turut diputus. 

Namun, saat itu salah satu penggerak Kemerdekaan Indonesia, Sutan Sjahrir, berhasil meloloskan diri dari sensor tersebut. Berbekal radio berwarna gelap, ia berhasil menangkap siaran radio yang tidak disensor oleh Jepang. 

Setelahnya, Sjahrir mengabarkan kabar kekalahan Jepang tersebut kepada rekan-rekannya. Sebut saja Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh. Semenjak itu, pergerakan kemerdekaan Indonesia semakin cepat dilakukan. 

Tak hanya itu, peran radio turut terwujud untuk menyebarkan bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia telah dilakukan. 

Pada 17 Agustus 1945, Syahruddin, seorang pemuda di Kantor Berita Domei menyebarkan teks proklamasi tersebut lewat siaran udara. Sayangnya, serdadu Jepang langsung menghentikan siaran tersebut dan bahkan mengatakan penyiar untuk menyebut adanya kekeliruan. 

Namun, hal tersebut tidak dihiraukan oleh sang penyiar. F. Wuz diketahui tetap memberitakan siaran tersebut selama 30 menit sekali hingga 16.00. Bahkan, berita tersebut sampai terdengar hingga ke luar negeri.

Dengan demikian, informasi mengenai kemerdekaan Indonesia tidak hanya tersebar di Indonesia, melainkan juga ke berbagai negeri. 

Berita Lainnya