Seperti Manusia, Hewan Ternyata Juga Kentut!

Kawula Muda, pernah enggak sih penasaran, apakah ular, simpanse, dan kaki seribu bisa kentut?

Simpanse. (INSTAGRAM/ANIMAL PLANET)
Mon, 06 Jul 2020

Kentut atau dalam bahasa medis dikenal sebagai flatuensi adalah keluarnya gas melalui anus akibat akumulasi gas dari dalam perut, terutama dari usus besar.

Mikroba di dalam usus membantu mengurai makanan yang berserat, khususnya pada jenis biji-bijian dan sayuran, sehingga menghasilkan gas CO2 dan metana.

Dalam sebuah buku berjudul Does it Fart? A Definitive Field Guide to Animal Flatulence disebutkan bahwa sama seperti manusia, hewan juga mengeluarkan kentut.

Kentut pada hewan sangat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti kesehatan, pola makan, mikroba usus, dan panjangnya saluran pencernaan.


Kawanan gajah. (INSTAGRAM/YARON SCHMID)

 

Hewan yang menyantap makanan berserat seperti rumput-rumputan dan daging merah, pasti akan mengeluarkan kentut. Kuda, gajah, badak, dan kambing diketahui dapat mengeluarkan kentut. Begitu juga dengan anjing laut yang memakan daging merah.

Kentut anjing laut menjadi salah satu yang paling bau, karena daging merah mengandung belerang dan senyawa yang mengeluarkan bau busuk.

Ular ternyata juga dapat mengeluarkan kentut. Salah satu jenisnya adalah ular Sorona yang habitatnya berada di terumbu karang.

Ular yang memiliki lubang menyerupai anus dan disebut kloaka tersebut akan menyedot udara lalu mengeluarkannya lagi, guna mengusir predator yang ingin memangsanya.

Walaupun berukuran kecil, hewan kaki seribu juga buang angin alias kentut. Mikroba yang terdapat dalam sistem pencernaan kaki seribu dapat menghasilkan metana.

Semakin besar ukuran kaki seribu, semakin besar pula metana yang diproduksi, sehingga kentut kaki seribu juga akan semakin besar.

Dugong juga mengeluarkan kentut jika ingin menyelam ke air. Saat ingin mengapung, mereka harus menahan kentut. Bahkan menurut peneliti, sangat mudah untuk mengetahui dugong yang mengalami sembelit.

Jika mereka mengapung dengan posisi ekor keluar dari air, mereka sedang mengalami sembelit dan kesulitan untuk mengeluarkan kentut.

Salah satu hewan yang paling sering kentut adalah simpanse. Dalam satu hari, simpanse bisa kentut beberapa kali. Bagi para peneliti hewan, jika ingin menemukan simpanse di hutan, hanya tinggal mencari asal bunyi kentut mereka.


Simpanse. (INSTAGRAM/ANIMAL PLANET)

 

Kentut dapat menyelamatkan hidup

Untuk beberapa hewan, dengan mengeluarkan kentut, kelangsungan hidup mereka dapat dipertahankan. Seperti ikan herring, yang memanfaatkan kentut agar dapat berkomunikasi dengan kawanannya, agar selalu dekat di dalam berbagai kondisi, termasuk dalam gelap.

Sejenis serangga bernama Berothidae, saat masih berupa larva akan mengeluarkan kentutnya yang beracun dan dapat membunuh rayap yang mendekat.

Sementara itu, ikan air tawar Cyprinodontidae yang banyak ditemukan di sungai-sungai yang berada di Amerika Selatan, hidup matinya sangat tergantung dari kentut.

Ikan yang memakan ganggang di sungai tersebut, ususnya akan mengembang setelah mengomsumsi ganggang. Hal ini disebabkan karena ganggang banyak mengandung gas.

Lalu tubuh ikan akan naik ke permukaan sungai dan mengapung, sehingga sangat mudah untuk dimangsa hewan predator. Oleh karena itu, ikan tersebut harus segera kentut setelah makan, agar nyawanya bisa terselamatkan.

Namun, tidak semua hewan dapat dipastikan bisa kentut. Salah satunya katak yang sampai saat ini belum diketahui secara pasti apakah bisa kentut.


Berita Lainnya