Terlalu Sering Tidur saat Liburan Bisa Mengakibatkan Depresi?

Ternyata terlalu banyak tidur merupakan tanda depresi

Ilustrasi perempuan sedang tidur. (PEXELS)
Sun, 08 May 2022

Momen liburan dimanfaatkan sebagian orang untuk melakukan banyak kegiatan yang selama ini sulit dilakukan lantaran kesibukan sehari-hari. Apalagi libur lebaran kali ini yang cukup panjang dan menjadi momen untuk berkumpul dengan keluarga, maraton film, mengunjungi teman lama atau bahkan hanya untuk tidur-tiduran saja.

Memanfaatkan libur lebaran untuk tidur bukan sebuah kesalahan, hal itu sah-sah saja asal masih tidak melewati batas wajar, sebab jika sering tidur bisa terindikasi depresi.

Dilansir dari Hellosehat, sekitar 15% penderita depresi terlalu banyak tidur. Ini pada akhirnya akan membuat depresi mereka bertambah buruk, karena kebiasaan tidur yang teratur penting untuk proses pemulihan.

Ilustrasi orang sedang mengalami depresi. (FREEPIK)

 

Depresi sangat mempengaruhi pola tidur, sebagai momen untuk istirahat, tidur seharusnya bisa mengembalikan energi yang mungkin sudah terkuras lantaran seharian beraktivitas.

Sayangnya depresi terkadang bisa membuat seseorang menjadi kurang tidur atau terlalu sering tidur, sehingga membuat kualitas tidur menjadi tidak baik.

Meski tidak semua yang sering tidur terindikasi depresi, sering tidur juga tetap tidak baik untuk kesehatan. Selain itu, orang yang sering tidur dapat mengakibatkan beberapa penyakit seperti diabetes, obesitas, sakit kepala, sakit punggung hingga berpotensi kematian.

Berita Lainnya