Vegetable Orchestra, Sulap Wortel dan Daun Bawang Jadi Alat Musik

Hai Kawula Muda, percaya enggak kalau wortel bisa disulap jadi terompet dan daun bawang jadi biola?

Vegetable Orchestra dari Wina, Austria. (TWITTER)
Mon, 16 Nov 2020

Sekelompok orang di Wina, Austria, menyulap sayur-sayuran sebagai instrumen musik. Mereka sukses menciptakan harmoni nada yang unik dari aneka sayuran.

Mereka menamakan diri The Vegetable Orchestra dan hingga kini sepertinya masih menjadi satu-satunya orkestra yang menggunakan alat musik di dunia.

Grup orchestra ini beranggotakan 13 orang dengan berbagai latar belakang seni, mulai dari musisi, pelukis, sampai desainer. Meski berurusan dengan sayuran, mereka bukanlah vegetarian ataupun vegan.

Vegetable Orchestra dari Wina, Austria. (TWITTER)

 

“Bukan (vegetarian atau vegan). Jangan ajukan pertanyaan itu lagi. Kami sudah mendengarnya jutaan kali,” tulis juru bicara The Vegetables Orchestra di situsnya.

Sudah tampil keliling dunia 

The Vegetable Orchestra dibentuk pada 1998 dan sudah berkeliling dunia untuk memamerkan keahlian mereka. Mereka bisa melakukan 20 sampai 30 konser tiap tahunnya. Benua Eropa, Amerika Serikat, sampai Hong Kong dan Singapura sudah mereka jelajahi.

Pada 1998 sampai 2012, mereka sudah menggelar 214 konser di berbagai belahan dunia sampai-sampai memegang rekor dunia Guinness.

Untuk menunjukkan bahwa proyek ini serius, mereka telah meluncurkan sedikitnya tiga album, yakni “Gemise”, “Automate”, dan “Onionoise”.

Sebelum tampil, mereka akan ke pasar setempat untuk mencari sayuran segar atau kering yang berkualitas baik dan bisa dipakai sebagai alat musik. Kemudian sayuran akan dibentuk dengan bor, pisau atau alat tajam lainnya untuk disulap menjadi instrumen musik.

“Ada beberapa sayuran yang bisa langsung dipakai. Namun, recorder wortel adalah salah satu instrumen kami yang paling sulit dan bisa memakan waktu pembuatan selama 30 menit,” tutur juru bicara.

Biasanya merkea akan menjadikan labu kuning sebagai drum, seledri menjadi gitar, paprika dan wortel menjadi terompet, dan daun bawang disulap menjadi biola. Mereka pun selalu mengembangkan instrumen baru.

The Vegetable Orchestra menggambarkan gaya musiknya sebagai “gaya sayur” yang terpengaruh musik kontemporer eksperimental, elektronik, konkret, noise, improvisasi, dan pop.

Vegetable Orchestra dari Wina, Austria. (TWITTER)

 

Sayuran tidak bisa dipakai berulang-ulang

Tantangan bagi mereka tiap tampil adalah sayuran tersebut tak bisa dipakai berulang-ulang. Bagian-bagian sayuran yang tidak terpakai setelah pembuatan instrumen akan diolah menjadi sup dan dibagikan ke penonton setelah konser. Sementara sebagian lainnya menjadi sampah organik.

Kualitas sayuran yang berbeda-beda di setiap tempat juga menjadi salah satu tantangan bagi mereka.

“Contohnya, perlu wortel ukuran dan kualitas tertentu untuk membuat recorder wortel. Di beberapa negara, sangat sulit menemukan wortel yang dapat kami gunakan,” jelas mereka lagi.

Tantangan lainnya adalah suara yang dihasilkan instrumen bisa berubah seiring waktu, bahkan saat dipakai di panggung. Salah satunya adalah karena sayuran mengering akibat panas lampu panggung.

“Anda bisa menghasilkan musik dari hampir semua hal. Masing-masing memiliki kualitas akustik yang sangat spesifik dan mewakili semesta suara yang rumit. Setiap benda bisa menjadi alat untuk membuka sudut pandang tersebut,”ujar si juru bicara.

Berita Lainnya