WNI Menunggu Lama Beli Kue Tradisional Belanda, Ternyata Mirip Odading!

Siapa yang suka odading?

Ilustrasi oliebollen, makanan musim dingin khas Belanda (COOKIST)
Thu, 05 Jan 2023


Kawula Muda, musim dingin di banyak negara memang kerap memunculkan berbagai tradisi dan kebiasaan yang menarik. Pasalnya, baru-baru ini Warganet diramaikan oleh unggahan dengan akun @jastairvine yang menuliskan hal yang menggelitik sekaligus menarik, nih.

Ia menuliskan jika seorang temannya sedang berlibur ke Amsterdam pada masa libur akhir tahun kemarin. Temannya kemudian diajak oleh kekasihnya yang orang bule untuk mengantre kue tradisional musiman yang hanya muncul di musim dingin, yakni oliebollen

Setelah perjuangan mengantre selama kurang lebih dua jam bersama salju dan suhu yang dingin, temannya sontak merasa kaget karena ternyata ia mengantre untuk sebuah kue yang juga ada di Indonesia, odading atau beberapa daerah menyebutnya sebagai kue bantal!

Secara lucu sekaligus heran, unggahan yang sudah mendapatkan lebih dari 40 ribu likes menuai berbagai komentar beragam dari Warganet. Tak jarang yang mengatakan bahwa hal tersebut adalah wajar, mengingat Indonesia dan Belanda mempunyai sejarah bersama.

Namun, sebenarnya apa yang dimaksud oliebollen? Mengapa orang Belanda rela mengantre berjam-jam hanya untuk kue yang sangat mudah didapatkan di Indonesia setiap harinya? 

Oliebollen, Kue Odadingnya Belanda

Ilustrasi donat Belanda, oliebollen mirip dengan kue odading khas Indonesia (TWITTER/nym_nadrika)

Oliebollen sendiri adalah bola-bola goreng yang dibuat dari bahan-bahan dapur, seperti tepung, ragi, garam, air, dan gula. Oliebollen kerap mengandung kismis dan ditaburi gula halus di atasnya.

Orang Belanda kerap melihat oliebollen seperti perhiasan emas dan menjadi suguhan yang paling dicari di Belanda serta secara tradisional dimakan pada malam tahun baru.

Melansir SBS, secara bahasa, oliebollen sendiri berarti bola minyak, Kawula Muda. Faktanya, minyak yang menempel di tangan ketika memakan oliebollen tidak membuat orang Belanda berhenti memakannya selama berabad-abad, loh.

Sejarah oliebollen sendiri memang panjang, bahkan dimulai sejak orang-orang Yahudi yang melarikan diri dari Portugal ke Belanda pada abad pertengahan. Namun, pada abad ke-17, makanan sejenis donat ini pertama kali disebutkan di Belanda. 

Resep oliebollen diterbitkan dalam buku masak Belanda De verstandige kock sering sorghvuldige huyshoudster, yang berarti “Juru masak yang bijaksana atau pengurus rumah tangga yang berhati-hati”. 

Resepnya sendiri menuliskan kalau suguhan berlemak sebagai oliekoecken (kue minyak). Barulah pada akhir abad ke-19 oliebollen dipilih sebagai nama dari masakan tersebut dan dimasukkan ke dalam kamus Belanda.

Bagian dari Tradisi

Orang Belanda percaya jika oliebollen adalah cara jitu untuk menghangatkan tubuh di kala musim dingin. Hal ini karena rasa oliebollen yang baru diangkat dari wajan memberikan kehangatan yang membahagiakan.

Menjelang periode musim dingin, donat tradisional Belanda ini sudah tersedia di banyak pedagang kaki lima, yang disebut oliebollenkraam di seluruh negeri. Camilan ini biasanya dijual dengan harga masing-masing sekitar satu euro atau sekitar Rp 16,5 ribu dan lebih murah untuk dibeli dalam jumlah besar.

Hingga kini, oliebollen menjadi suguhan meriah yang menggairahkan bagi orang Belanda di waktu musim dingin, tepatnya ketika Natal. 

Jika Belanda mengenalnya dengan sebutan oliebollen, negara lain rupanya juga memiliki sebutan tersendiri, loh. Oliebollen disebut sebagai croustillons di Perancis, smoutebollen di Belgia, berliner berisi selai di Jerman, fritole di Italia, uštipci di Serbia serta Bosnia, maka Indonesia mengenalnya dengan odading.

Berita Lainnya