Banjir di Korea Selatan Disebabkan 'Kiriman' dari Korea Utara?

Curah hujan yang tinggi juga menjadi penyebab banjir di Korea Selatan

Kawasan elit Gangnam di Seoul, Korea Selatan terendam banjir usai diguyur hujan lebat (YONHAP)
Tue, 09 Aug 2022


Korea Selatan (Korsel) sedang dilanda banjir parah pada Senin (7/8/2022). Banjir tersebut menyebabkan setidaknya tujuh orang meninggal dan tujuh lainnya masih dinyatakan hilang.

Banjir parah tersebut mulanya terjadi lantaran Seoul dan beberapa wilayah sekitarnya mengalami hujan yang cukup deras.

"Setidaknya tujuh orang tewas di area metropolitan Seoul, sementara tujuh lainnya hilang, akibat hujan deras sampai pada pukul 07.30 pagi ini," ujar salah satu pejabat Kementerian Dalam Negeri Korsel dilansir dari CNN Indonesia.

Curah hujan yang tinggi dalam beberapa dekade terakhir diduga jadi alasan utama musibah ini terjadi.

Seorang pejabat di Korea Selatan bahkan menuduh Korea Utara (Korut) ikut bertanggung jawab atas musibah ini.

"Mengingat hujan deras di Korea Utara, Korut berkali-kali membuka dan menutup gerbang air di Bendungan Hwanggang. Tampaknya (Korut) menyesuaikan level air di Bendungan Hwanggang berdasarkan curah hujan," kata seorang pejabat Kementerian Unifikasi Korsel pada Senin (8/8/2022).

Jalanan di wilayah kota Seoul terendam banjir (YONHAP)

Dengan demikian pemerintah Korsel menganggap Korut telah melanggar kesepakatan yang telah lama dijalin mengenai pintu bendungan di perbatasan kedua negara tersebut.

Pihak Korsel berpendapat, seharusnya Korut lebih dahulu memberikan peringatan terkait dam air yang mereka buka.

Hal tersebut tertuang dalam perjanjian kerja sama antara Korut-Korsel pada Oktober 2009. Korut diwajibkan menyampaikan pengumuman kepada Korsel sebelum membuka dan melepas air di bendungan perbatasan ke tetangganya itu.

Curah hujan yang terus-menerus meninggi menurunkan air lebih dari 100 milimeter per jam, pada Senin malam di sejumlah wilayah di Korea Selatan, seperti Seoul, Kota Incheon, dan Provinsi Gyeongg.

Lebih dari itu, curah hujan di Distrik Dongjak, Seoul, bahkan mencapai 141,5 mm. Angka tersebut merupakan angka curah hujan tertinggi dalam per jam di Korea Selatan sejak 1942 silam.

Hingga tulisan ini dibuat, belum ada pernyataan resmi dari pihak Korea Utara mengenai musibah banjir Korea Selatan kali ini.

Berita Lainnya