Banyak Kritik, Jam Masuk Sekolah SMA NTT Digeser jadi Pukul 5.30 Pagi

Tetap pagi juga ya, Kawula Muda

Mulai diterapkan pekan ini, para siswa di NTT terlihat datang ke sekolah pukul 5.30 pagi ketika hari masih gelap (INSTAGRAM/smansixkupang)
Thu, 02 Mar 2023


Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Laiskodat menjadi sorotan publik dalam beberapa hari ini, Kawula Muda. Hal tersebut terkait dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah NTT. Diketahui, jam sekolah NTT dimulai pukul 05.00 WITA.

Namun, kebijakan tersebut menuai banyak penolakan, Kawula Muda. Hal ini yang membuat para pengawas kemudian memberikan masukan kepada Gubernur dan kepala sekolah. 

Akibatnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT Linus Lusi memutuskan jika kebijakan Pemerintah Provinsi atau Pemprov NTT terkait jam masuk sekolah siswa SMA/SMK telah berubah. Dari yang awalnya masuk pukul 05.00 pagi menjadi pukul 05.30 pagi.

Anak SMA/SMK di NTT kini tidak lagi masuk sekolah pukul 5.00 pagi, namun pukul 5.30 pagi (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Tidak hanya itu, dalam hasil sharing pendapat dan rekam jejak akademik yang dilakukan, Pemprov NTT menimbang jika jam belajar tambahan akan diperlakukan bagi siswa, Kawula Muda.

Hal tersebut disampaikan Linus ketika jumpa pers terkait kebijakan uji coba jam masuk sekolah untuk SMA/SMK di Provinsi NTT, pada Selasa (28/02/2023) mengutip MSN.

Tidak hanya revisi kebijakan jam masuk sekolah SMA/SMK di NTT, Linus juga menyampaikan jika jam masuk sekolah pukul 05.00 WITA digeser menjadi pukul 05.30 WITA bagi siswa atau siswi kelas XII tingkat SMA/SMK akan dilakukan pada 10 sekolah hingga dilaksanakan seleksi yang menyisakan dua sekolah unggulan. 

Sekolah-sekolah tersebut adalah SMAN 1 Kupang, SMAN 6 Kupang, SMAN 2 Kupang, SMAN 3 Kupang, SMAN 5 Kupang, SMKN 5 Kupang, SMKN 4 Kupang, SMKN 3 Kupang, SMKN 2 Kupang, dan SMKN 1 Kupang.a. 

Pemprov NTT juga menyiapkan siswa untuk bisa bersekolah dalam ikatan kedinasan TNI dan Polri, melaksanakan evaluasi secara terus-menerus dengan melibatkan para akademisi, praktisi pendidikan, serta tokoh agama, dan akan mengatur lebih lanjut segala kebijakan terkait dengan uji coba jam masuk sekolah untuk SMA/SMK di Provinsi NTT.

Masuk Sekolah Lebih Pagi untuk Ciptakan Siswa Berkarakter Unggul

Linus juga menekankan, jika kebijakan-kebijakan ini dibuat untuk menciptakan generasi yang intelek dan berkarakter unggul, Kawula Muda. 

Gubernur NTT juga mengatakan jika kebijakan masuk sekolah lebih pagi dilakukan untuk memberikan pengajaran dan pendampingan siswa agar mempersiapkan diri dengan baik agar nantinya dapat melanjutkan pendidikan ke kampus atau perguruan tinggi unggul.

Pemprov NTT akan mendukung kebijakan ini dengan berkoordinasi secara terpadu dengan semua stakeholder agar tercipta aspek keamanan, ketertiban, layanan transportasi, dan penyiapan infrastruktur sekolah.

Tetap Menuai Protes

Meski jam sekolah sudah digeser, kebijakan ini masih menuai protes dan penolakan dari banyak pihak, terutama orang tua siswa, Kawula Muda.

Hal ini dikarenakan para orang tua khawatir akan keselamatan dan kesehatan anak mereka. Ditambah lagi, salah seorang pelajar di SMAN 6 Kupang mengaku bahwa ia selalu terlambat ke sekolah dikarenakan transportasi umum seperti bemo belum beroperasi. Akibat sulitnya transportasi pada pukul 05.00 pagi, para siswa harus berjalan sejauh 200 meter dari jalan utama untuk menuju ke sekolah dengan penerangan yang minim.

Pelajar tersebut, mengutip BBC, juga mengatakan bahwa waktu belajar di malam hari menjadi berkurang, Kawula Muda. Hal ini semakin dipersulit dengan jam tidur yang terpaksa berubah, dari pukul 22.00 menjadi pukul 20.00 dikarenakan harus bangun pukul 04.00 pagi.

Salah seorang orang tua murid juga mengungkapkan kekhawatirannya akan kebijakan ini, Kawula Muda. Bahkan, ia mengaku jika sejak awal tidak setuju dengan kebijakan jam sekolah yang terlalu pagi ini.

Bahkan, salah seorang orang tua murid tersebut, mengatakan jika ia membiarkan anaknya untuk telat. Hal ini dimaksudkan agar jalanan ramai terlebih dahulu dan transportasi umum memadai. Menurutnya, memprioritaskan keselamatan dan kesehatan anaknya jadi fokus utama, Kawula Muda. 

Penolakan jam sekolah di NTT yang dinilai terlalu pagi ini juga diminta dengan tegas oleh Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) untuk dibatalkan karena tidak berlandaskan kajian ilmiah dan minim partisipasi orang tua.

Ketua Dewan Pakar Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti, mendorong agar kebijakan ini dibatalkan. Retno menduga kuat kebijakan ini tidak berdasarkan kajian akademik yang mendalam, minim pelibatan publik, dan belum diuji coba.

“Bukan jadi kebijakan dulu, terus diuji coba. Tapi bahwa ini uji coba dulu agar kebijakan ini bisa disempurnakan, kalau memang itu atas dasar pelibatan publiknya sudah ada, kajiannya sudah ada ... saya menduga tidak ada semua unsur ini,” kata Retno.

Retno berkata bahwa setelah kebijakan ini diumumkan, FSGI mendapat banyak pesan WhatsApp berisi keluhan dari orang tua dan guru. Keluhan dari orang tua umumnya tentang kekhawatiran terkait keamanan, transportasi, serta memburuknya kesehatan anak akibat kurang tidur.

Tidak hanya itu, Retno juga prihatin akan kebijakan yang dilaksanakan secara tiba-tiba ini. Pasalnya, para siswa menjadi kaget dan tidak memiliki persiapan. 

Retno juga menambahkan jika mengatur hal seperti ini bukanlah wewenang sekolah, Kawula Muda.

Pejabat Kemendikbudristek mengatakan pihaknya sedang berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan dinas pendidikan di NTT terkait penerapan kebijakan ini.

Masuk Pukul 5.30 Pagi, Efektif Kah?

Kawula Muda, dalam uji coba yang akan dilaksanakan bulan ini dan dimulai pekan ini, para siswa terus datang terlambat.

"Hari pertama memang sedikit yang datang. Hari kedua juga 11 orang. Terus hari ketiga ini, tadi hanya 16 orang kalau tidak salah yang datang jam 5 pagi," kata Melania, salah satu pelajar SMA di Kupang melansir BBC Kamis, (02/03/2023).

Tidak hanya kesulitan transportasi dan faktor keamanan, Melania juga mengaku bahwa tubuhnya sulit untuk menyesuaikan jam belajar yang terlalu pagi ini, Kawula Muda.

Performa siswa di sekolah kerap dikaitkan dengan kecukupan tidur, yang merupakan waktu ketika otak menyegarkan diri sehingga siap untuk beraktivitas kembali. Menurut kajian sains, anak remaja perlu tidur 8-10 jam sehari supaya bugar.

“Produksi hormon kortisol, yang penting untuk kesiagaan anak, sudah dimulai dari jam 3 pagi dan puncaknya di jam 6 dan 7 pagi,” kata dr. Piprim Basarah Yanuarso, ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Namun sayangnya, menurut penelitian, hanya sedikit siswa yang mendapatkan tidur cukup, Kawula Muda. 

Dari jam sekolah SMA/SMK di NTT jadi merembet ke banyak hal ya, Kawula Muda! Semoga siswa-siswi di NTT bisa mendapat hasil gemilang di bidang pendidikan!

Berita Lainnya