DPRD DKI Jakarta Minta Perjalanan Natal & Tahun Baru Dibatasi, Cegah Lonjakan Covid-19

Tetap terapkan protokol kesehatan ya, Kawula Muda

Menkes izinkan warga lepas masker saat berada di transportasi umum (BISNIS.COM)
Thu, 21 Dec 2023


Komisi E DPRD Provinsi DKI Jakarta meminta Pemerintah Provinsi (pemprov) untuk mengkaji kebijakan skema pembatasan kapasitas penumpang angkutan umum saat libur Natal dan Tahun Baru 2024 untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Hal ini disampaikan oleh anggota DPRD DKI Jakarta Komisi E, Abdul Aziz yang melihat lonjakan kasus Covid-19 belakangan ini di ibu kota. 

Menurut laporan dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta sendiri, ada sebanyak lebih dari 200 kasus positif baru di Jakarta dalam sepekan.

“Saya kira terlalu dini kalau memutuskan tidak ada pembatasan penumpang saat momentum Natal dan tahun baru, jadi repot kalau tiba-tiba kasusnya melonjak,” ujar Abdul Aziz kepada dilansir dari Antara, Kamis (21/12/2022).

Selain itu, DPRD DKI Jakarta juga meminta untuk Pemprov memberikan imbauan kepada warga pengguna transportasi umum untuk menggunakan masker dan menerapkan protokol kesehatan saat bepergian.

Diperkirakan, mobilitas masyarakat akan meningkat di malam pergantian tahun baru, untuk itu pemprov DKI Jakarta perlu untuk menggencarkan sosialisasi penerapan protokol kesehatan.

“Jadi kita lihat saja kasusnya mendekati Natal dan tahun baru ini, kalau membeludak harus diterapkan apa yang harus dilakukan sesuai SOP,” ungkapnya.

Ilustrasi orang mennggunakan masker (UNSPLASH)

 

Tren Covid-19 mengalami kenaikan beberapa waktu terakhir, tercatat di data Kemenkes, sebanyak 58,9 persen tren kenaikan kasus Covid-19 sepanjang Oktober-November 2023.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta melaporkan kenaikan kasus COVID-19. Dalam sepekan ada 271 kasus baru yang terkonfirmasi positif COVID-19.

"Ada 271 kasus baru positif dalam seminggu di DKI Jakarta tanggal 4-10 Desember," kata Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama kepada wartawan, Senin (11/12/2023).

Meski begitu, bed occupancy rate (BOR) atau keterisian tempat tidur di berbagai rumah sakit masih relatif rendah, tidak seperti kasus Covid-19 sebelumnya.

Lonjakan kasus Covid-19 ini ditengarai terjadi karena sub varian Omicron EG.5 dan EG.2 atau yang kerap disebut sebagai Eris. Sub varian satu ini juga memicu lonjakan kasus di sejumlah negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Berkaca dari negara tetangga, slasan meningkatnya kasus Covid-19 di Singapura sendiri kemungkinan karena saat ini sudah memasuki akhir tahun dan gelombang liburan yang tinggi membuat kekebalan tubuh penduduk berkurang yang membuat virus dengan mudah masuk ke tubuh.

Berita Lainnya