Jadi Media Penyebaran Covid-19, Apa Sih Beda Aerosol, Airborne, dan Droplet?

Hai Kawula Muda, virus corona kian menyebar dan kasat mata, ayo terus taat protokol kesehatan ya.

Ilustrasi virus corona Covid-19. (FREEPIK)
Thu, 15 Oct 2020

Banyaknya informasi yang beredar luas di berbagai media kerap menimbulkan kebingungan mengenai bagaimana virus corona penyebab Covid-19 dapat menular.

Sejak awal terjadinya pandemi Covid-19, disebut-sebut penyebarannya adalah melalui droplet. Dalam perkembangannya mulai muncul istilah aerosol dan airborne sebagai media penyebaran virus yang telah menginfeksi lebih dari 37 juta orang dan menewaskan lebih dari satu juta orang di seluruh dunia itu.

Melansir dari ABC (2/10/2020), William Schaffner M.D. seorang Professor for Preventive Medicine and Infectious Diseases di Vanderbilt University mengungkapkan, masih ada perdepatan tentang transmisi udara dalam penyebawan Covid-19.

“Ilmu yang mendukung (transmisi) tidak sekuat yang kami inginkan. Kami membutuhkan panduan yang lebih jelas. Orang-orang luar sana menginginkannya,” ujar Schaffner.

Lantas, apa perbedaan dari aerosol, airborne, dan droplet tersebut?

Ilustrasi partikel aerosol. (FREEPIK)

 

Aerosol

Aerosol adalah istilah umum untuk partikel padat atau cair yang sangat kecil dan ringan, sehingga dapat tersuspensi dan mengapung atau melayang di udara.

Contoh partikel yang tergolong aerosol adalah asap dan debu. Tetapi, beberapa virus dapat menjadi aerosol di mana kemungkinan penularan virus melalui udara.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefiniskan penularan aerosol juga dikenal sebagai penularan melalui udara, sebagai tetesan yang sangat kecil yang dapat bertahan di udara untuk jangka waktu yang lebih lama.

Airborne

Airborne merupakan kondisi ketika tetesan yang mengandung virus cukup kecil untuk mengapung di udara.

Menurut WHO, penularan melalui udara dapat terjadi saat partikel infeksius tersebut dihirup oleh orang lain.

WHO menambahkan, ada semakin banyak bukti penularan Covid-19 melalui udara mungkin terjadi di dalam ruangan, terutama ruang dengan ventilasi yang buruk.

Wabah Covid-19 dapat menular dengan cepat di beberapa tempat tertutup seperti restoran, klub malam, tempat ibadah, atau tempat kerja di mana orang berbicara, berteriak, atau bernyanyi yang memungkin virus menyebar ke mana.

Droplet

Droplet atau tetesan adalah partikel lendir atau air liur yang berukuran lebih besar dibandingkan airborne atau aerosol.

Ilustrasi droplet atau tetesan-tetesan. (FREEPIK)

 

Transmisi droplet biasanya terjadi ketika air liur yang menandung virus ini bersentuhan dengan mata, hidung, atau mulut orang lain. Contohnya, saat orang berbicara keras yang menyebabkan tetesan air liurnya mengenai wajah lawan bicara atau orang-orang di dekatnya.

Menurut WHO, bukti saat ini menunjukkan bahwa kontak dekat, penularan dari orang ke orang adalah cara utama penyebaran Covid-19. Sebab droplet yang dilepaskan dari mulut atau hidung ketika orang batuk, bersin, berbicara, atau bernyanyi dapat menularkannya ke orang lain.

Orang yang berada dalam kontak dengan orang yang terinfeksi Covid-19 juga berpotensi dapat terinfeksi juga jika droplet virus itu masuk ke mulut, hidung atau mata mereka.

Mengutip dari Kompas.com, epidomiolog Indonesia di Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, sebagai virus baru masih terbuka peluang adanya penelitian baru terkait virus ini. Termasuk bagaimana virus bisa menular, gejala virus corona, perawatan, dan tentang sifat-sifat virusnya.

Seperti pada awal-awal pandemi, Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona SARS-CoV-2 dianggap menyebar hanya melalui penularan droplet. Atas dasar itu, pedoman awal jarak sosial adalah sejauh 6 kaki atau sekitar 2 meter.

Berita Lainnya