Pangeran Harry Sebut Dirinya Pernah Bunuh 25 Orang Afghanistan

Ungkapan tersebut memicu kemarahan warga Taliban.

Pangeran Harry saat dinas militer di Afghanistan (AP NEWS)
Wed, 11 Jan 2023

Pangeran Harry membuat pengakuan bahwa ia telah membunuh 25 orang selama menjalankan dinas militer di Afghanistan. Pernyataan itu ia utarakan dalam buku otobiografinya yang berjudul Spare.

Dalam buku yang akan rilis pekan itu, berisi informasi tentang Harry yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya. Di sana, Harry menulis telah membunuh lebih dari dua lusin militan Taliban.

Sebagai informasi, pria 38 tahun itu menjalankan tugas militer melawan Taliban di Afghanistan. Harry sebagai pengontrol udara depan dari 2007-2008 dan menerbangkan helikopter tempur pada 2012-2013.

Melansir Associated Press, Selasa (09/01/2023), orang-orang yang menjadi korban tersebut adalah co-pilot penembak helikopter Apache di Afghanistan pada 2012-2013 silam.

Pangeran Harry saat dinas militer di Afghanistan (THE GUARDIAN)

Bahkan, Harry menyebut tidak merasa puas atau malu atas tindakannya saat itu. Dia menganggap, pertempuran itu, setiap pejuang musuh sebagai bidak catur yang harus disingkirkan.

"Orang-orang jahat harus disingkirkan sebelum mereka membunuh orang-orang baik," tulis Harry dalam buku Spare.

Associated Press melaporkan, Harry sebelumnya telah berbicara tentang pengalaman tempurnya, yang mengatakan; "Jika ada orang yang mencoba melakukan hal buruk kepada orang-orang kita, maka kita akan mengeluarkan mereka dari permainan."

Buat geram kelompok Taliban

Keputusan Harry untuk membunuh masyarakat Taliban serta membandingkannya dengan bidak catur, menimbulkan kemarahan dari Taliban.

"Mr. Harry! Yang kamu bunuh bukanlah bidak catur, mereka adalah manusia; mereka memiliki keluarga yang sedang menunggu kepulangan mereka,” tulis pemimpin Taliban, Anas Haqqani di Twitter.

Dia menambahkan, bahwa tidak berharap ICC (Pengadilan Pidana Internasional) akan memanggil Pangeran Harry. Katanya, para aktivis hak asasi manusia tidak akan menghukum Harry, karena mereka tuli dan buta. “Tapi semoga kekejaman ini akan dikenang dalam sejarah kemanusiaan,” katanya.

Selain itu, sekitar 20 mahasiswa dan staf fakultas di universitas lokal di Provinsi Helmand, wilayah Afghanistan menggelar aksi protes.

"Kami mengecam tindakannya (Pangeran Harry) yang bertentangan dengan semua norma kemanusiaan," ujar salah satu demonstran di lokasi.

Beberapa demonstran terlihat membawa poster dengan gambar Harry yang diberi tanda 'X' besar berwarna merah.

Mengutip laman Tempo, buku Spare akan dijual pada 10 Januari 2023 dan sebelum perilisan, banyak isi di dalamnya yang sudah diakses oleh media Inggris dan Amerika Serikat.

Berita Lainnya