Pemerintah Upayakan Hujan Buatan Demi Mengurangi Polusi Udara

Apa bisa?

Ilustrasi Hujan Buatan (UNSPLASH/joshua rawson harris)
Tue, 22 Aug 2023

Pemerintah berencana menerapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sebagai upaya mengurangi polusi udara di Jabodetabek.

Sebelumnya, polusi udara di Jabodetabek terkhususnya di Jakarta saat ini memang menjadi perhatian pemerintah dan masyarakat karena kian hari semakin memburuk. 

Polusi udara yang semakin parah ini menggerakkan pemerintah untuk mengupayakan membuat banyak rencana untuk menguranginya, salah satunya dengan hujan buatan lewat penerapan TMC, untuk mengurangi polusi udara di wilayah Jabodetabek.

Polusi Udara Jakarta (INSTAGRAM/pakindro)

 

“Untuk pertama kali, Pemerintah menerapkan TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) mengurangi polusi udara di wilayah Jabodetabek," tulis keterangan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam siaran pers.

Selain itu dilansir dari CNBC Indonesia, Budi Haryono selaku Koordinator Laboratorium Pengelolaan TMC BRIN mengatakan bahwa kegiatan TMC itu untuk mengurangi polutan dan sudah pernah dilakukan di beberapa negara seperti China, Korea Selatan, Thailand, dan India. Sementara, di Indonesia sendiri ini baru akan pertama kali dilaksanakan.

Budi pun mengklaim, TMC itu merupakan cara yang lebih efektif untuk mengurangi polutan yang ada di daerah tertentu dengan menjatuhkan atau mengguyurkan dengan air hujan, namun jika hal itu tidak memungkinkan untuk dilakukan, maka TMC dapat dilakukan dengan menargetkan “mengganggu” stabilitas atmosfer.

Cara tersebut dilakukan dengan menaburkan bahan semai dalam bentuk dry ice atau es kering yang dilakukan di ketinggian tertentu di udara. Di lokasi tersebut nantinya akan ada semacam hamparan awan yang serupa dengan karpet panjang akibat tidak adanya perbedaan temperature di titik ketinggian tersebut atau isotherm yang kemudian menimbulkan lapisan inversi.

“Nah, ini yang akan kita ganggu, dibuka ibaratnya, sehingga kumpulan-kumpulan polutan yang terkungkung di sekitar wilayah Jakarta bisa terus naik ke atas,” ucap Budi dalam keterangan siaran pers.

Metode TMC tanpa hujan tersebut memerlukan persiapan yang matang dan saat ini pihaknya masih belum siap. Indonesia masih perlu memperluas desain serta membuat konsul dalam penempatan dry ice di dalam kabin pesawat. Diketahui, dry ice tersebut adalah CO2, yang jika packaging dan handling di pesawat sembarangan, maka kru bisa kehabisan oksigen.

Menurut Budi, terdapat satu alternatif bahan semai lainnya yang cocok dicoba dan lebih memungkinkan untuk diimplementasikan dengan menggunakan kapur tohor.

Perbedaannya, dry ice mampu mengondisikan udara agar menjadi lebih dingin sementara kapur tohor mengondisikan udara menjadi lebih panas. 

Namun prinsipnya sama-sama mengondisikan suhu di lapisan isotherm pada ketinggian tertentu untuk mengganggu kestabilan atmosfer.

'Hujan Buatan' sudah Dilakukan di Bogor

Kegiatan TMC dengan penaburan garam pada Sabtu (19/08/2023) (TWITTER/radiosmartfm)

 

Diketahui, sudah ada dilaksanakannya penyemaian pada Sabtu (19/08/2023) dengan satu sortir penerbangan penyemaian awan selama hampir dua jam penerbangan dari pukul 14.15 – 16.00 WIB, yang dilakukan dengan cara menaburkan garam semai sekitar 800 kg di atas ketinggian 9 ribu hingga 10 ribu kaki.

"Sabtu kemarin sudah dilaksanakan satu sortir penerbangan dengan target penyemaian di wilayah Kabupaten Cianjur, Depok, Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat,” ucap Budi.

Hal tersebut dimanfaatkan sebagai potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat bagian Selatan pada 19 Agustus-20 Agustus 2023 seperti yang sudah diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Andi Ramdhani selaku Kepala Pusat Meteorologi Publik mengungkapkan berdasarkan data radar pada Sabtu (19/08/2023) sore, telah dilaporkan wilayah Ciomas ke arah Gunung salak terpantau mendung, sedangkan hujan dengan intensitas ringan turun di sekitar pukul 17.27-19.51 WIB di Bogor Barat, Bogor Selatan, Bojong Gede. Kemang, dan Tenjolaya.

Sementara hujan dengan intensitas sedang turun di Dramaga, Ciomas, Tamansari, Cijeruk, dan Cigombong. Daerah lain seperti Cibungbulan, Pamijahan, Leuwilian, Nanggung terjadi pada 19.00 – 21.00 WIB.

Dengan keberhasilan metode tersebut, Andi berharap angin dapat bergerak ke arah Jakarta, karena modifikasi cuaca juga tidak bisa menggeser awan namun hanya memperluas area cakupan hujan.

Berita Lainnya