Polisi Imbau Remaja Jakarta Jangan Nongkrong dan Begadang Malam Hari

Hayo, siapa yang masih suka nongkrong malam-malam?

Polisi lakukan patroli skala besar untuk awasi pemuda yang kumpul dan begadang (ANTARA FOTO/Ilham Kausar)
Tue, 16 May 2023


Operasi Patroli Skala Besar secara resmi dilakukan oleh Polda Metro Jaya untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat. Secara tegas, Polda Metro Jaya menekankan kepada para pemuda untuk menghindari aktivitas nongkrong di malam hari.

Diketahui, Patroli Skala Besar yang dilakukan Polisi ini untuk memaksimalkan keamanan, terutama di malam hari ini juga sekaligus mengimbau anak muda di wilayah DKI Jakarta menghindari aktivitas begadang, menurut Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto.

Menurutnya, ada kecenderungan dari kegiatan berkumpul tak jelas para pemuda pada malam hari untuk berujung ke gangguan keamanan dan ketertiban, Kawula Muda.

Awasi pemuda yang nongkrong atau kumpul dan begadang, polisi lakukan patroli besar-besaran (DETIK)

"Kepada anak-anak warga Jakarta yang usia anak-anak muda tentunya kalau ke luar-ke luar rumah ingat waktu," kata Karyoto seperti yang dikutip Tempo dari Antara.

“Kalau kita kerja tentunya jam kantor kan jam 5 selesai, atau jam 7 atau yang lembur tidak usah begadang-begadang cari masalah," lanjutnya. 

Tidak hanya itu, Polda Metro Jaya menyebut, banyak gangguan kamtibmas berasal dari kegiatan kumpul para remaja. Ia berharap kegiatan tersebut dibatasi. 

"Karena kadang-kadang kalau sudah berkumpul lebih dari 5, lebih dari 6, idenya macam-macam dan ini juga banyak kita temukan di wilayah-wilayah tentang potensi-potensi gangguan ini.”

Hal ini kemudian disambung oleh Wakil Kepala Polda Metro Jaya, Brigjen Suyudi Ario Seto. Ia menekankan pentingnya mengantisipasi peredaran obat-obatan terlarang yang bisa dikaitkan dengan aktivitas kumpul para pemuda. 

Menurutnya, obat-obatan bersama minuman keras bisa berkombinasi buruk dengan aktivitas kumpul-kumpul para pemuda tersebut, Kawula Muda.

"Akibat yang timbul dari niat mencari kesenangan semata justru berujung keberingasan," katanya sambil menambahkan pesan agar petugas yang patroli di lapangan melakukan tes urine kepada mereka yang terindikasi penyalahgunaan obat-obatan.

"Kita wajibkan untuk dites urine, agar kita tahu jaringannya dan ini harus kita ungkap dan tangkap," tuturnya.

Patroli Skala Besar tersebut secara resmi dibuka melalui apel yang dipimpin oleh Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono bersama Pangdam Jaya Mayjen TNI Mohamad Hasan dan Wakapolda Metro Jaya Brigjen Suyudi pada Sabtu, (13/05/2023) malam di Monas, Jakarta Pusat.

"Malam hari ini Forkopimda melakukan apel patroli gabungan skala besar di wilayah hukum Polda Metro Jaya untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat di wilayah hukum Polda Metro Jaya," kata Heru seperti yang dikutip dari Kumparan.

Heru mengimbau kepada masyarakat bisa ikut serta dalam menjaga keamanan dengan menaati aturan yang berlaku. Jangan sampai melakukan tindakan yang melawan hukum, sebab Jakarta menjadi barometer keamanan di Indonesia.

"Dan kepada seluruh masyarakat tentunya juga bisa membantu menjaga keamanan di wilayah masing-masing, di wilayah kelurahan, di wilayah RT, di wilayah RW," ucap Heru.

Tingkat Kejahatan di Indonesia Meningkat Pada 2022

Kawula Muda, patroli yang dilakukan oleh pihak kepolisian bukan tanpa alasan. Pasalnya, tingkat kejahatan di Indonesia mengalami kenaikan 7,3% dibandingkan pada tahun 2021. Polri mencatat, sebanyak 276.507 kejahatan terjadi di Indonesia sepanjang 2022. Sebelumnya, Polri mencatat pada tahun 2021 jumlah kejahatan di Indonesia hanya 257.743 perkara.

Dikhawatirkan, tingkat kejahatan tersebut bisa saja berawal dari kenakalan remaja, seperti tawuran, bolos sekolah, menggunakan obat-obatan terlarang, tindakan seks di luar nikah, hamil di luar nikah, meminum minuman keras, hingga pelecehan seksual.

Wakil Kepala Polda Metro Jaya, Brigjen Suyudi Ario Seto mengungkapkan jika Polri akan mencegah tingkat kejahatan lewat mengawasi para pemuda yang kumpul dan begadang.

Sebab, kejahatan bisa muncul dari niat bersenang-senang belaka, Kawula Muda. 

Provinsi dengan Tingkat Kejahatan Terbanyak di Indonesia

Ilustrasi anak remaja yang menyesal akibat kenakalan remaja yang ia perbuat (PIXABAY)

Jakarta sebagai Ibu Kota Indonesia menjadi tolak ukur keamanan bagi masyarakat dan daerah lain di Indonesia. Patroli Skala Besar yang dilakukan oleh Polda Metro Jaya diharapkan dapat menjadi percontohan bagi daerah lain untuk meningkatkan keamanan di daerah masing-masing.

Meski begitu, laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa setidaknya, ada 0,47% penduduk Indonesia yang menjadi korban kejahatan sepanjang tahun 2021, Kawula Muda.

BPS kemudian merangkum daftar 10 provinsi dengan persentase korban kejahatan tertinggi, atau relatif paling rawan kriminalitas se-Indonesia pada 2021, berikut daftarnya:

1. Nusa Tenggara Barat: 0,98%

2. Bengkulu: 0,97%

3. Maluku: 0,78%

4. Sumatra Utara: 0,74%

5. Papua Barat: 0,73

6. Sulawesi Tengah: 0,63%

7. Sumatra Selatan: 0,57%

8. Nusa Tenggara Timur: 0,57%

9. Kalimantan Utara: 0,57%

10. Sulawesi Utara: 0,57%

BPS juga merangkum daftar 10 provinsi di Indonesia dengan persentase korban kejahatan terendah, atau relatif paling aman se-Indonesia pada 2021:

1. Bali: 0,2%

2. Aceh: 0,32%

3. Jawa Timur: 0,35%

4. Banten: 0,36%

5. Jawa Tengah: 0,37%

6. DKI Jakarta: 0,4%

7. Sulawesi Barat: 0,4%

8. Kep. Bangka Belitung: 0,41%

9. DI Yogyakarta: 0,41%

10. Sulawesi Selatan: 0,41%

Kawula Muda, semoga tingkat persentase kejahatan di Indonesia bisa menurun tahun ini, ya! 

Berita Lainnya