Resesi Mengintai Indonesia, Bagaimana Cara Gen Z Bertahan Hidup?

TBH, lo gak perlu khawatir berlebihan kok, Kawula Muda!

Ilustrasi resesi ekonomi (UNSPLASH)
Sat, 15 Oct 2022

Kata resesi tampaknya menjadi pembicaraan masyarakat akhir-akhir ini. Bagaimana tidak? Ekonomi memang merupakan hal vital bagi masyarakat. 

Mari ambil contoh sederhananya. Harga bensin. Kemarin saja, saat Pertalite mengalami kenaikan harga, masyarakat berbondong-bondong mengajukan protes. Alasannya? Harga yang terlalu mahal akan semakin merepresi perekonomian rakyat. Di samping itu, harga gas alam dan minyak dunia juga mengalami lonjakan besar-besaran akibat perang Ukraina dan Rusia. 

Ilustrasi krisis ekonomi. (FREEPIK)

 

Terkait perekonomian global, sudah banyak pihak yang memprediksi sulitnya perekonomian dunia di tahun depan. Harga-harga kebutuhan pokok diperkirakan akan mengalami kenaikan. Di Indonesia, hal itu tidak luput akan dirasakan masyarakat. 

Presiden Indonesia, Joko Widodo pun pernah mengatakan ekonomi dunia diprediksi akan gelap pada tahun depan. “Dunia sekarang ini dalam posisi yang tidak gampang, posisinya betul-betul pada posisi yang semua negara sulit,” tutur Jokowi pada siaran tersebut,” tutur orang nomor 1 RI tersebut pada Selasa (27/09/2022) lalu. 

Apa Itu Resesi Ekonomi?

Ilustrasi krisis ekonomi. (FREEPIK)

 

Secara sederhana, resesi dapat diartikan sebagai gambaran kondisi perekonomian yang buruk. Adapun resesi dapat disebut apabila Produk Domestik Bruto (PDB) mengalami penurunan dalam jangka waktu tertentu. 

Sementara itu, PDB merupakan jumlah nilai tambah produksi barang dan jasa di suatu negara. Apabila PDB mengalami kenaikan, maka perekonomian suatu negara secara umum dapat dikatakan berkembang. 

Secara global, dalam esainya yang dipublikasi di Kompas, Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Muhamad Chatib Basri, ia menjelaskan beberapa dampak resesi ekonomi. 

Resesi global disebut sudah mulai terlihat. Pada Agustus lalu, Jerman telah mengalami inflasi 10,9 persen, tertinggi dalam 70 tahun terakhir. Padahal, Jerman merupakan penggerak ekonomi di UNI Eropa. Karena itu, tak heran apabila pertumbuhan ekonomi akan semakin menurun di negara Eropa lainnya. 

Efek Resesi di Indonesia

Tidak ada uang menjadi salah satu efek penurunan ekonomi (UNSPLASH/TOWFIQU BARBHUIYA)

  

Lantas, apa dampaknya bagi Indonesia? Menurut Basri, penurunan ekonomi di negeri nan jauh di sana memiliki dampak menghambat roda perekonomian Indonesia. Yang mungkin akan paling terlihat yakni penurunan potensi ekspor dari Indonesia. Padahal, ekspor merupakan salah satu pendapatan vital bagi Indonesia. 

Walau potensi ekspor Indonesia masih kecil apabila dibandingkan dengan negara tetangga seperti Korea Selatan dan Singapura, tetap saja hal ini dapat merepresi para pegiat ekspor Indonesia. Sulitnya menjual barang ke luar negeri tentu selain menurunkan pendapatan masyarakat, juga menurunkan pendapatan pajak cukai negara.

Di samping itu, efek resesi global adalah menurunnya kekuatan rupiah terhadap mata dolar Amerika Serikat. Hal inilah yang berdampak besar. Coba bayangkan apabila investor luar negeri menginginkan keuntungan dalam bentuk dolar? Walau jumlahnya sama, tetapi karena rupiah melemah di mata dunia, maka secara langsung perusahaan lokal harus membayar lebih banyak kepada para investor luar negeri. 

Intinya, resesi memiliki banyak gangguan bagi perekonomian Indonesia. Turunnya arus investasi, para pemilik uang yang memilih menahan uangnya karena rupiah melemah, menurunnya ekspor, dan harga barang-barang yang tinggi diprediksi akan terjadi apabila kondisi ekonomi global kian mengalami penurunan. 

Bagaimana Efeknya Terhadap Gen Z?

Ilustrasi generasi Z yang diperkirakan akan turut terdampak resesi ekonomi global (UNSPLASH/DEVIN AVERY)

 

Generasi Z merupakan mereka yang saat ini akan memasuki dunia kerja. Padahal, mereka belum memiliki aset yang dapat dilindungi. Hal ini pun menjadi poin utama dalam pelaporan Forbes. 

Resesi ekonomi dapat-dapat saja membuat sebagian pimpinan masyarakat memikirkan kembali tenaga pekerja yang mereka serap. Mengutip Kumparan, ada kemungkinan penurunan penyerapan tenaga kerja menyusul resesi global. 

Hal ini pun perlu digaris bawahi oleh para generasi Z atau Gen Z. Namun, jangan sampai khawatir berlebihan ya, Kawula Muda! Lo tetap dapat berkarier walau resesi terjadi, kok!

Caranya yakni dengan memperkuat portofolio lo. Di dunia digital yang memiliki banyak kesempatan ini, lo tetap dapat ‘eksis’ di dunia digital dengan tetap memperkuat portofolio. 

Selain itu, mengutip USS Feeds, membangun koneksi dunia kerja yang mumpuni juga dapat membantu lo menghadapi resesi di masa mendatang.

Jadi, jangan menganggap resesi sebagai akhir dunia ya, Kawula Muda! Namun, akan lebih baik apabila lo tetap bersiap-siap dengan mencadangkan dana darurat dan mulai mengurangi pembelian barang-barang yang tidak lo perlukan.  

Berita Lainnya