Sederet Aksi Pemerintah Atasi Polusi Udara, Bagaimana Efeknya Sekarang?

Langit seharusnya biru~

Bagaimana upaya pemerintah mengatasi polusi udara yang tidak kunjung membaik? (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Fri, 01 Sep 2023

Polusi masih terus dibicarakan hingga saat ini. Tidak hanya disebutkan sebagai penyebab kematian dini tertinggi di dunia, polusi udara juga bisa pangkas umur dan harapan hidup hingga 5,5 tahun, Kawula Muda.

Bahkan, menurut laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) beberapa waktu lalu, pasien ISPA meningkat 200.000 per bulan akibat polusi udara.

"Hasil data pemantauan yang dilakukan dalam enam bulan terakhir menunjukkan, terjadi peningkatan kasus ISPA yang dilaporkan di Puskesmas maupun di rumah sakit Jabodetabek. Di mana, untuk wilayah DKI Jakarta mencapai 100 ribu kasus/bulan," ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu, melansir Republika.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi juga turut mengungkapkan jika angka tersebut akan terus naik.

"Pasti tahun ini kalau lebih banyak yang kena (penyakit pernapasan), itu akan naik,” katanya melansir CNBC. 

Saat ini, pemerintah terus mengupayakan berbagai cara untuk mengatasi polusi udara yang meningkat drastis belakangan ini. Pertanyaannya, apakah polusi udara sudah mereda?

Razia Kendaraan Tidak Lolos Uji Emisi (DAIHATSU)

Tak tinggal diam, topik polusi yang memenuhi media sosial selama hampir satu bulan ini membuat pemerintah bergerak membuat berbagai upaya untuk mengatasi polusi. Berikut adalah beberapa wacana dan aksi yang sudah dilakukan oleh pihak berwajib.

Penggunaan Kendaraan Listrik dan 4 in 1

Pemerintah memberikan arahan untuk menggunakan kendaraan listrik dan memberikan subsidi untuk motor listrik sebesar Rp 7 juta per KTP dengan ketentuan yang berlaku.

Hal tersebut disampaikan secara langsung oleh Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita yang diunggah dalam situs resmi kemenperin.go.id pada Selasa, (29/08/2023).

Tidak berhenti sampai di situ, pemerintah memikirkan untuk kembali menggunakan kebijakan 4 in 1 untuk kendaraan roda empat guna mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.

Hal ini dipertimbangkan oleh Budi Karya Sumadi selaku Menteri Perhubungan yang mengungkapkan, “Oleh karenanya dipertimbangkan untuk membuat '3 in 1' jadi '4 in 1'. Jadi katakanlah mereka dari Bekasi, dari Tangerang, dari Depok mereka bersama-sama ke kantor gantian mobilnya sehingga jumlahnya akan menurun,” jelas Budi Karya dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden pada Jumat (01/08/2023).

Satu KK Satu Kendaraan Bermotor

Terbaru, ada usulan kepada pemprov DKI Jakarta untuk menerapkan aturan per Kartu Keluarga (KK) untuk memiliki hanya satu kendaraan bermotor.

"Perlu dikendalikan populasi kendaraan seperti penerapan satu KK satu kendaraan jenis pelat ganjil atau genap (gage)," ujar William A. selaku anggota DPRD DKI Jakarta mengutip Antara pada Senin, (28/08/2023).

Uji Emisi Mulai 1 September 2023

Di samping wacana penerapan penggunaan kendaraan di Ibu Kota, Polda Metro Jaya juga akan memulai razia emisi kendaraan bermotor mulai, Jumat (01/09/2023).

Polda Metro Jaya menegaskan jika penilangan dilakukan berdasarkan hasil dari uji emisi. Bukan berdasarkan sudah atau belum pengendara melakukan uji emisi itu. 

Meski begitu, beberapa kebijakan di atas masih baru dilakukan dan akan dilakukan. Sehingga, manfaatnya belum terasa hingga saat ini, Kawula Muda.

Pindah ke IKN Disebut jadi Solusi Pengurangan Polusi Udara Jakara

Pemprov DKI juga mulai memberlakukan Work From Home (WFH) untuk 50 persen ASN DKI Jakarta mulai 21 Agustus hingga 21 Oktober untuk mengurangi polusi udara dan menghindari kepadatan lalu lintas saat KTT ASEAN 2023.

Pindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN) juga menjadi salah satu cara untuk mengurangi polusi udara, menurut pemerintah.

Hal ini disampaikan oleh presiden Jokowi pada Senin (07/08/2023) mengatakan, “Ya polusi itu, tidak hanya hari ini, sudah bertahun tahun kita alami di Ibu Kota DKI Jakarta. Ini bertahun-tahun kita alami.”

Jokowi pun memberikan solusi untuk mengurangi polusi udara dengan mengurangi beban Jakarta, yang dapat dilakukan dengan memindahkan Ibu Kota Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Dan salah satu solusinya adalah mengurangi beban Jakarta sehingga sebagian nanti digeser ke Ibu Kota Nusantara,” ucap Jokowi.

Pemerintah Juga Coba Upayakan Modifikasi Cuaca dan Penyemprotan Air

Polda Metro Jaya mengerahkan empat unit water canon untuk mengurangi dampak polusi udara di Jakarta (POLDA METRO JAYA)

Pemerintah mengupayakan modifikasi cuaca untuk menurunkan hujan. Sebab, polusi udara bisa hilang jika ada hujan deras dan angin yang kencang, Kawula Muda.

Pemerintah melakukan penerapan teknologi modifikasi cuaca (TMC), guna mengurangi polusi udara di wilayah Jabodetabek terkhusus di Jakarta.

Budi Haryono selaku Koordinator Laboratorium Pengelolaan TMC BRIN bersama pihaknya melakukan hujan buatan dengan penyemaian metode alternatif TMC pada Sabtu (19/08/2023) melalui satu sortir penerbangan penyemaian awan selama hampir dua jam penerbangan.

Adapun, teknik tersebut dilakukan dengan cara menaburkan garam semai sekitar 800 kg di atas ketinggian 9 ribu hingga 10 ribu kaki.

Hal tersebut membuahkan hasil yang cukup lumayan. Pada hari Minggu (27/08/2023) sore jelang malam, Jakarta dan sekitarnya diguyur hujan. Meski sempat membuat indikator cuaca cukup membaik, keesokan harinya skor AQI di Jakarta kembali naik menjadi 156.

Tidak hanya itu, khususnya di Jakarta, pemerintah juga melakukan berbagai aksi untuk mengurangi dampak polusi udara. 

Tepat satu minggu yang lalu, Polda Metro Jaya mengerahkan empat unit water canon untuk menyemprot jalan protokol dalam rangka mengurangi dampak polusi udara di Jakarta.

Penyemprotan ini dilakukan dari Jalan Medan Merdeka Barat, Jalan Sudirman hingga Patung Pemuda Senayan pada kedua sisinya pada Rabu (23/08/2023).

Di sisi lain, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan upaya penyemprotan air dengan water cannon yang dilakukan untuk menghilangkan polusi udara ternyata tidak efektif. Bahkan, hal tersebut hanya membuat polusi melebar ke tempat lain.

Akibatnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyatakan akan berhenti penggunaan water cannon untuk menyemprot jalan sebagai cara mengatasi buruknya polusi udara di Ibu Kota. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta akan mengevaluasi kebijakan tersebut.

Hujan Buatan dari Water Mist di Atas Gedung Tinggi

Saat ini, Pemprov DKI Jakarta dikabarkan telah meminta kepada perusahaan swasta atau pemilik gedung tinggi untuk mulai memasang alat semprot uap air atau water mist di empat sisi gedung demi bantu mengatasi polusi udara di Jakarta.

Asep Kuswanto selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengungkapkan berdasarkan data dari Pemprov DKI Jakarta, terdapat 1.300 gedung dengan lebih dari delapan lantai di Jakarta, sehingga gedung-gedung itu disarankan untuk memasang alat water mist.

Diketahui, Pemprov DKI tidak memberi bantuan pembiayaan untuk pemasangan alat ini, loh, Kawula Muda. Hal tersebut karena harga water mist masih terbilang murah dan gedung-gedung tinggi dianggap bisa mengakomodasikannya secara pribadi.

“Ya, beli masing-masing. Namanya kondisi kekeringan cuaca panas, kan, tidak tahun ini saja,” kata Heru usai rapat dengan Direktur Utama PT PLN dan Astra di Menara Astra, Jakarta Pusat, Selasa, (29/08/2023) dilansir dari Tempo.

Pemerintah Menyerah Atasi Polusi Udara dengan Panggil Pawang Hujan?

Rapat Kerja Gedung DPR, Jakarta Pusat pada Rabu, (30/08/2023) (TVONENEWS/syifa aulia)

Terbaru, Anggota DPR RI kembali memberikan sejumlah usulan untuk mengatasi polusi udara, kali ini dengan cara memanggil pawang hujan.

Anggota komisi IX DPR Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Edy Wuryanto dalam rapat kerja dengan Menkes Budi Gunadi Sadikin di Gedung DPR, Jakarta Pusat pada Rabu, (30/08/2023) mengemukakan berbagai usulan terkait mengatasi polusi udara.

Salah satunya adalah dengan memanggil pawang hujan.

"Atau percepatan pindah IKN, ini polusi udara di Jakarta bisa terkendali. Atau ngundang pawang hujan yang dulu di Sirkuit Mandalika, itu kita bawa ke Jakarta biar hujan lalu polusi udaranya terkendali," ucap Edy.

Kawula Muda, jangan lupa untuk tetap menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan dan menjaga asupan yang sehat untuk tubuh.

Sebab, polusi udara tidak hanya menyebabkan berbagai penyakit pernapasan, namun juga sangat berbahaya bagi kesehatan pembuluh darah dan jantung.

Pasalnya, kematian dini akibat stroke karena polusi udara berdampak 7 kali lipat dibandingkan stroke secara umum.

Semoga langit Ibu Kota segera bersih lagi ya, Kawula Muda!

Berita Lainnya