Sri Mulyani: Orang Indonesia Bakal Makin Sulit Beli Rumah

Kawula Muda! karena inflasi bikin kita jadi makin susah beli rumah nih.

Menteri Keuangan Sri Mulyani. (INSTAGRAM/SMINDRAWATI)
Fri, 08 Jul 2022


Sri Mulyani Indrawati selaku menteri keuangan mengungkapkan, masyarakat Indonesia akan semakin sulit memiliki rumah, baik secara tunai maupun kredit, mengingat inflasi yang sedang meninggi.

Sejalan dengan meningkatnya inflasi, bank sentral nantinya akan merespons tren kenaikan tersebut, meskipun hingga saat ini belum ada kebijakan resmi dari Bank Indonesia (BI) selaku bank sentral di Indonesia.

Sementara itu, menanggapi kenaikan inflasi, bank sentral di beberapa negara sudah menaikkan suku bunga acuannya.

Ketika nantinya BI menaikkan suku bunga acuan, maka suku bunga kredit juga mengalami kenaikan. Hal tersebut berdampak pada suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang juga akan naik, yang mana akan membuat biaya membeli rumah menjadi kian mahal.

"Untuk membeli rumah 15 tahun mencicil di awal berat, suku bunga dulu, prinsipalnya di belakang. Itu karena dengan harga rumah tersebut dan interest rate sekarang harus diwaspadai karena cenderung naik dengan inflasi tinggi," ujar Sri Mulyani dalam Acara Securitization Summit 2022, di Jakarta, Rabu (6/7/2022).

Dengan kenyataan seperti itu, Sri Mulyani khawatir, keinginan masyarakat Indonesia untuk memiliki rumah akan sulit.

"Maka masyarakat akan makin sulit untuk membeli rumah," imbuhnya.

Ilustrasi rumah (iNews)

Akan tetapi pemerintah tentu tidak akan tinggal diam saat kondisi seperti ini berlangsung. Sri Mulyani mengatakan, pemerintah akan membantu masyarakat yang berpendapatan rendah agar masih bisa memiliki rumah.

Pemerintah menyediakan insentif pembelian rumah untuk Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) dan pengenaan PPN 1% final untuk rumah sederhana dan sangat sederhana.

"Itu instrumen yang kami gunakan dalam situasi Covid-19 kemarin untuk melindungi dan memberikan stimulus sektor perumahan agar tidak terpukul sangat dalam akibat pandemi," jelas Sri Mulyani.

Di beberapa negara kenaikan inflasi sudah dialami, seperti Amerika Serikat, Italia, Jerman dan Singapura. Kenaikan inflasi yang tinggi ini bahkan berisiko memunculkan stagflasi, yakni periode ketika inflasi dan kontraksi terjadi secara bersamaan.

Berita Lainnya