Tertinggi di Asia dan Ketiga di Dunia, 647 Petugas Kesehatan Indonesia Gugur karena Covid-19

Hai Kawula Muda, jangan jadikan pengorbanan mereka sia-sia, ayo lebih taat lagi prokesnya!

Ilustrasi tenaga kesehatan tengah bertugas. (FREEPIK)
Fri, 29 Jan 2021

Pandemi Covid-19 yang terus tak terkendali juga telah merenggut nyawa para petugas kesehatan di Indonesia.

Sejak diumumkan kasus pertama Covid-19 pada Maret 2021, setidaknya 647 petugas medis atau tenaga kesehatan (nakes) yang gugur akibat terinfeksi Covid-19.

Data tersebut berdasarkan rangkuman Tim Mitigasi IDI dari Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia (PATELKI), dan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI).

Petugas medis dan kesehatan yang meninggal dunia terdiri dari.

  • 289 dokter, termasuk 16 guru besar
  • 27 dokter gigi, termasuk 3 guru besar
  • 221 perawat
  • 84 bidan
  • 11 apoteker
  • 15 tenaga laboratorium medik.

Dokter yang wafat terdiri dari.

  • 161 dokter umum, termasuk 4 guru besar
  • 123 dokter spesialis, termasuk 12 guru besar
  • 5 residen yangberasal dari 26 IDI wilayah (provinsi) dan 116 IDI Cabang (Kota/Kabupaten)

“Berdasarkan data provinsi, Jawa Timur 56 dokter, 6 dokter gigi, 89 perawat, 4 tenaga lab medik, 33 bidan. DKI Jakarta 43 dokter, 10 dokter gigi, 25 perawat, 2 apoteker, 3 tenaga lab medik, 7 bidan. Jawa Tengeh 41 dokter, 2 dokter gigi, 27 perawat, 3 tenaga lab medik, 2 bidan,” jkata Dr Adib Khumaidi, SpOT dari Tim Mitigasi PB IDI dalam keterangan tertulis, Kamis (28/1/2021).

Ilustrasi petugas kesehatan kelelahan saat bertugas. (FREEPIK)

 

Tertinggi di Asia, tiga besar dunia

Tim Mitigasi PB IDI mengatakan, berdasarkan data statistic testing dan populasi, kematian tenaga medis dan kesehatan di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia dan 3 besar di dunia. Bahkan, sepanjang Desember 2020 hingga pertengahan Januaria 2021 tercatat ada 53 kasus kematian.

Dr Abid juga mengatakan, meski program vaksinasi sudah mulai dilakukan di hampir seluruh wilayah di Indonesia, hal ini hanya merupakan salah satu langkah pencegahan (preventif).

Menurut dia, pencegahan tidak akan berjalan maksimal apabila masyarakat tetap abai dalam menjalankan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, menjaga jarak, membatasi mobilitas, dan menghindari kerumunan.

Pemerintah pusat dan pemerintah daerah juga diminta untuk meningkatkan strategi testing secara serentak bagi seluruh lapisan masyarakat, sehingga dapat menentukan diagnosis dini dan tindakan segera bagi yang terkonfirmasi positif terpapar virus.

Saat ini situasi penularan Covid-19 sudah tak terkendali, terutaam dikarenakan aktivitas mobilitas masyarakat semakin meningkat.

Adib menuturkan, testing, screening (penyaringan), tracing (penelusuran), dan evaluasi penyembuhan sangat diperlukan.

Namun, saat ini angka testing di Indonesia masih baru mencapai kurang dari 5 persen dari total populasi penduduk Indonesia.

Karenanya, pemerintah setempat dan pengelola fasilitas kesehatan diimbau memberikan tes rutin untuk mengetahui status kondisi kesehatan terkini para pekerja medis dan kesehatan yang bertuhas menangani pasien.

Berita Lainnya