Tesla Ingin Investasi di Indonesia, Luhut: Kalau Mau Investasi, Jangan Dikte Kami!

Rencananya, Tesla ingin buat lithium baterai di Indonesia.

Luhut Binsar Pandjaitan. (INSTAGRAM/LUHUT.PANDJAITAN)
Fri, 25 Mar 2022

Perusahaan Tesla diberitakan telah menghubungi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan untuk ingin membangun pabrik baterai lithium di Indonesia.

Akan tetapi, Luhut sebut tidak mau Tesla mendikte pemerintah Indonesia. Hal ini dikarenakan, Tesla sempat menyampaikan minatnya berinvestasi di Indonesia pada 2 tahun lalu.

"Tadi pagi, saya ditelepon dari Amerika, Tesla bilang dia mau bikin deal sama kita," kata Luhut dalam acara Closing Ceremony Business Matching Belanja Produk Dalam Negeri 2022 di Bali, pada Kamis 24 Maret 2022, seperti dikutip dari CNN.

Dalam keterangannya, Luhut menyampaikan, pemerintah tidak merasa rugi meski tidak mencapai kesepakatan dengan perusahaan tersebut pada 2 tahun lalu.


Luhut Binsar Pandjaitan. (INSTAGRAM/LUHUT.PANDJAITAN)

 

"Saya bilang, 'Hey Anda itu dua tahun yang lalu sudah telepon saya mau bikin lithium baterai'. Anda semua mau mendikte, saya bilang, 'Hey you cannot do this. Today is different. Kita harus sama'. Saya bilang, 'Kamu nggak bisa begitu lagi. This country is not banana republic! This country is a great country!" ujarnya.

Luhut menegaskan bahwa kini Tesla yang harus mengikuti syarat dari pemerintah Indonesia jika ingin berinvestasi, bukan sebaliknya. Luhut ingin Tesla mengikuti perusahaan luar lainnya yang telah berinvestasi di Tanah Air dengan mengikuti prosedur pemerintah.

"Saya enggak mau kalau datang deal, jangan kau (Tesla) yang bikin syarat ke kami. Saya yang bikin syarat ke kamu karena itu yang saya lakukan kepada Tiongkok," tegas Luhut.

Selain itu, Luhut menyampaikan bahwa perusahaan Contemporary Amperex Technology Co. Ltd. (CATL) dan LG Chem, baterai kendaraan listrik, saat ini bersedia memproduksi baterai lithium mereka di Indonesia.

Dia juga mengatakan, produksi baterai kendaraan listrik di Indonesia akan dimulai pada 2024. Ia meyakini, Indonesia akan menjadi produsen baterai kendaraan listrik terbesar kedua di dunia pada 2025 atau 2026.

Berita Lainnya